Bab 4

TANPA KABAR

-Sunyi tapi bersuara merdu bising tapi tak mengganggu seperti itu, aku merindukanmu....-

-

-

Ray mengelus rambut anaknya sayang, hari ini sebenarnya iya tidak mengizinkan anaknya masuk sekolah. Tapi anaknya ini keras kepala sekali, ingin tetap masuk sekolah. Ray hanya bisa mendesah menghadapi tingkah laku anaknya. Terhubung ia mengantar anaknya sekolah hari ini, Ray menyempatkan diri untuk membeli bunga di toko bunga tadi. Ia memilih bunga mawar berwarna merah jambu, sangat cantik.

"Kamu bisa kekelas sendiri sebentar saja, nanti ayah nyusul. Ayah ada perlu sama Bu Raihanah" ucap Ray pada Rakan.

Rakan mengangguk pelan, walau dalam hatinya tidak rela. Namun disaat Rakan melihat sebuket bunga mawar merah jambu yang cantik. Membuat Rakan tersenyum pasti bunga itu buat Bu Raihanah, ayahnya sedang jatuh cinta dengan Bu Raihanah ' fikir Rakan dalam hati. Raihan melambaikan tangannya ke Rakan menuju ruang guru, Raihanah.

Tok!Tok!Tok!

Ray terus mengetuk pintu itu namun tidak terbuka. Dengan keberanian yang dimiliki Ray, ia pun memasuki ruangan tersebut. Kosong tidak ada orang disana, Ray mendesah kecewa. Ditaruhnya sebuket mawar merah jambu itu dimeja Raihanah. Raihan mengedarkan pandangannya pada ruangan Raihanah kecil namun tersusun dengan rapi, pandangannya terhenti melihat sebuah foto dimeja Raihanah.

Disana ia melihat gambar Raihanah dengan seorang laki-laki yang sudah tua namun tampak tampan mungkin umurnya sekitar 45 tahun. Ray menaikan alisnya, keningnya berkerut ia berfikir keras siapa laki-laki ini? kenapa bisa bersama Raihanah? Pasti ayahnya tebak Raihan asal.

"Drtrt-drt" ponsel Ray berdering, membuatnya kesal.

"Siapa ini mengganggu saja?" Desah Ray sambil mengangkat panggilan. Ia paling tidak suka di ganggu disaat-saat seperti ini.

"Assalamualaikum" ucap Ray, entah kenapa sejak kejadian kemaren Ray menjadi suka mengucapkan salam dan hal itu mengingatkannya kepada Raihanah. Tanpa sadar Raihan tersenyum senang membayangkannya.

"Walaikumsalam...maaf pak ini saya Darren, saya ingin menyampaikan kabar buruk pak?" Ujar suara di seberang membuat Ray penasaran. Apa yang terjadi? Kenapa terdengar penting sekali.

"Ada apa?" Ray merasa tidak enak mendengar ucapan Dareen.

"Terjadi kebakaran disalah satu cabang kantor anda Pak di Afganistan" Ray mendesah frustasi mendengar kabar ini.

SIAL!!! Maki Ray dalam hati.

"Siapkan pesawat jet sekarang" perintah Ray dengan nada tajam, raihan pun menutup panggilannya. Ia harus menyiapkan diri untuk pergi kesana. Namun sebelum pergi ia ingin menemui Raihanah terlebih dahulu. Agar ia tidak begitu merindukan gadis itu. Paling tidak ia bisa melihat senyum manisnya.

*****

Ray berlari kecil menyusul langkah Rakan namun ia memelankan langkahnya disaat ia melihat Raihanah berada didekat anaknya. Entah kenapa disaat melihat gadis itu amarahnya langsung menguap begitu saja. Sungguh ajaib, mereka berdua terlihat saling bicara dengan serius.

Pandangan Ray tak bisa lepas dari Raihanah gadis itu sungguh sangat cantik dengan seragam gurunya dan jilbab berwarna merah jambu. Melihat warna itu Ray senyumnya tambah lebar, warna itu sama seperti bunga mawar yang dia beli tadi. Namun senyumnya hilang disaat ia mendengar pembicaraaan anaknya dan Raihanah.

"Rakan.." Ray mendengar suara Raihanah memanggil anaknya, langkah Rakan pun terhenti. Ia melihat Rakan tersenyum disaat Raihanah menghampirinya dengan ekspresi khawatirnya itu.

"Kamu kan masih sakit, kenapa masuk sekolah. Apa ayahmu yang menyuruhmu untuk masuk sekolah? Awas saja sampai benar aku akan menendang bokong ayahmu yang jelek itu." Ucap Raihanah dengan nada jengkel. Ia khawatir dengan anak kecil itu. Ia merasa jika Rakan adalah anak yang rapuh dan juga menutup diri. Ia jarang melihat Rakan bersama dengan teman-temannya. Anak itu lebih memilih menyendiri. Itulah yang membuat Raihanah peduli.

'Apa dia bilang tadi, dia akan menendang bokong jelekku. Ckckck gadis ini tidak tahu dia berhadapan dengan siapa?' keluh Ray dalam hati.

"Tidak bu, ayah tidak menyuruh Raka untuk masuk sekolah malah ayah nyuruh Rakan untuk istirahat, tapi Rakan maunya sekolah, Rakan bosen di rumah bu" balas Rakan dengan Riang. Mendengar jawaban Rakan membuat Ray tersenyum kemenangan.

"Huft...untung saja bukan karena ayah kamu. Coba kalo benar ayah kamu yang nyuruh kamu masuk sekolah. Pasti ibu akan tendang bokong ayah kamu yang jelek itu" ucap Raihanah berapi-api, Ray yang mendengar itu langsung memperdekat jarak antar keduanya.

"Siapa orang yang akan kamu tendang bokong yang jelek itu Raihanah?" Tanya Ray dengan nada santai. Walaupun sebenarnya Raihan ingin marah, tapi ditahannya. Ia ingin mengerjai gadis satu ini. Gadis yang telah membuat hatinya berdebar tak karuan dan mengganggu pikirannya setiap saat.

"Siapa lagi kalau bukan Pak Tua yang jelek itu Raihan Salman Al-fatih" jawab Raihanah dengan menggebu-gebu. Ia jadi teringat pria yang meninggalkan kesan begitu dalam ketika pertemuan pertama.

"Jadi saya itu pak tua yang Jelek Raihanah" balas Ray cepat, dan suara Raihan membuat Raihanah tertegun. Raihanah membalikkan tubuhnya perlahan dan disaat itu mata mereka langsung bertemu. Tubuh Raihanah bergetar, nyalinya menciut melihatnya dan itu membuat Ray tertawa dalam hati.

"jadi Raihanah apa yang tadi kam-..." belum sempat Ray menyelesaikan pembicaraannya, Raihanah langsung berlari melarikan diri dari Ray. Raihan yang melihat tingkah lucu Raihanah pun tertawa terbahak-bahak.

"HAHAHAHAHA" Ray tertawa melihat tingkah gadis itu. Ia sangat terhibur. Biasanya perempuan selalu menarik perhatiannya dengan caraa apapun tapi gadis ini berbeda. Dia malah menghinanya bahkan tidak ingin berbicara dengannya.

"lucu sekali gadis itu," gumam Ray melihat kepergian Raihanah.

Ray menghampiri Rakan lalu menggendong anaknya, "Ayah malu" ucap Rakan. Raihan terkekeh mendengarnya. Ternyata anaknya sudah besar. Padahal baru kemarin rasanya ia menggendong Rakan bayi.

"Rakan ayah akan pergi seminggu, nanti Rakan sama nenek yah" pamit Ray pada anaknya.

Rakan mendengus sebal mendengar ucapan ayahnya, lalu Rakan beringsut menjauh dari tubuh Ray. Ray mendesah berat melihat sikap anaknya yang merajuk itu.

"Jagoan ayah jangan marah dong, nanti ayah janji, kalo ayah pulang kita akan jalan-jalan bertiga" ucap Ray spontan.

"Bertiga?" Tanya Rakan bingung, ia tidak mengerti dengan maksud ayahnya.

"Iya, ayah, kamu dan bu Raihanah." jawab Ray.

"Ayah ajak ibu Raihanah?" Tanya Rakan antusias.

"Iya."

"Asyikkk.. jalan-jalan sama ibu guru cantik. Rakan mau yah..." Ujar Rakan girang. Karena ia sangat menyukai gurunya yang lucu itu. Rasanya bahagia bersama Raihanah ia seperti punya seorang ibu.

"Janji ya yah.. beneran ajak ibu Raihanah.." pinta Rakan untuk menepati janjinya. Ia tidak ingin ayahnya hanya berbual saja.

"Janji." Ucap Ray dengan yakin.

"Sayang ayah," ucap Rakan senang sambil memeluk leher ayahnya.

*****

jangan lupa like ya... dan koment

follow Instagram author @wgulla_

Terpopuler

Comments

Ellyana Rosita

Ellyana Rosita

aww

2022-03-12

0

genduk

genduk

diulang ulang terus kata katanya, kontradiktif, antara gadis yang paham Alquran dengan bahasa lisannya. maaf saya batal membaca. padahal menarik cerita ini

2021-08-09

1

leny puspita

leny puspita

ceritanya bagus Thor, alangkah baik nya tdk selalu di ulang percakapan dari bab sblm nya.. semangat Thor 🙏💪

2021-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!