MAWAR
-Aku menginginkanmu untuk melengkapi separuh hatiku-
-
-
Ketika mengantar anaknya pulang kerumah, Ray meminta asistennya untuk mencari semua informasi tentang Raihanah. Agar Raihan dapat dengan mudah mengenali gadis itu, bahkan informasi sekecil apapun bisa ia ketahui mulai dari nomer telpon gadis itu hingga hobbinya. Ray tersenyum kecil membaca semua informasi tentang Raihanah.
Ray menggemgam ponselnya,ia ingin sekali menghubungi Raihanah tapi ada rasa bimbang untuk menghubungi Raihanah. Namun dimantapkan niatnya untuk menelpon Raihanah, entah kenapa ia ingin mendengar suara gadis itu. Suara yang mampu menggetarkan hatinya.
"Halo" ujar Ray disaat panggilannya dijawab oleh Raihanah.
"Walaikumsalam" balas Raihanah cepat. Mendengar ucapan Raihanah membuat Raihan menahan tawa karena kebodohannya yang tidak mengucapkan salam tadi.
"Assalamualaikum" ulang Ray dengan nada lembut.
"Walaikumsalam. Ini siapa? Ada perlu apa? Kenapa bisa dapat nomer saya?" jawab Raihanah tanpa jeda didalam kalimatnya.
"hahahahaha.. " tanpa sadar Ray tertawa mendengar suara Raihanah yang terdengar lucu dipendengarannya itu.
"dasar orang gila" balas raihanah tanpa sadar, dan mendengar perkataan polos Raihanah itu membuat Ray menahan tawanya.
'masa laki-laki tampan macam saya disamakan dengan orang gila' Ray membatin disaat Raihanah mengatainya orang gila.
"Kamu lucu sekali Raihanah, aku bukan orang gila ini aku jodoh kamu Raihan" ucap Ray dengan santai.
Tiba-tiba hanya ada suara hening diseberang sana, membuat Ray bimbang. 'Apa saya salah bicara?' ucap Ray dalam hati karena tak kunjung mendengar suara Raihanah.
"Halo Raihanah kamu masih disana?" ujar Ray lembut disaat ia tak mendengar suara Raihanah.
"i-yya aku disini, ada appa?" balas Raihanah dengan suara yang terdengar gugup di indera pendengaran Ray.
"Aku ingin mengajakmu makan malam besok berdua, apakah bisa?" Ray memberanikan diri mengajak Raihanah kencan, entah kenapa yang pasti ia ingin melihat gadis itu lagi. Jantungnya berdebar-debar menunggu jawaban Raihanah.
Terdengar helaan nafas disebarang sana, Ray tebak Raihanah pasti sedang berfikir. Dan itu membuat Ray takut Raihanah menolak ajakan kencannya.
"Apakah ini semacam kencan?" balas Raihanah dengan suara rendah.
"iya begitulah" ujar Ray cepat.
"Apa anda lupa Pak Raihan? Anda menatap saya saja saya tidak suka, apalagi kencan berdua dengan anda. Jangan lah seorang laki-laki bersepi-sepi dengan perempuan kecuali jika bersamanya terhadap mahramnya (HR.Muslim)"
"Apa?" Ray terpaku tak percaya dengan ucapan Raihanah. Untuk pertamakalinya seorang Raihan Salman Al-fatih ditolak oleh seorang wanita. Dengan sebuah Hadist, yang tak pernah ia tahu jika ada Hadist semacam itu. Karena selama hidupnya yang ia ketahui tentang Islam Hanya 5 perkara syahadat, shalat, puasa, zakat dan naik haji jika mampu dan pokok – pokok tentang islam iya tidak pernah mengerti tentang apa yang diucapkan Raihanah.
Gadis yang unik, gadis dengan 1000 aturan yang terikat didalam hidupnya..
'Semakin sulit mendapatkannya maka semakin aku ingin memilikinya' Ray tersenyum dalam hati.
"Walaikumsalam" Raihanah menutup sambungan telponnya sepihak tanpa sempat Ray sadar dari keterpakuannya, akan ucapan gadis itu.
Ray mendesah berat, sulit sekali mendekati gadis itu. 'apa yang harus aku lakukan?'
"Ayah" panggil Rakan disaat melihat wajah gelisah ayahnya disampingnya. Mereka sedang tidur berdua dikamar Ray. Ray yang mendengar suara anaknya langsung tersenyum dan merubah ekspresi wajahnya menjadi ceria.
"Ayah habis nelpon siapa? Kok tadi ayah juga menyebut nama Raihanah? Nama walikelas Rakan, apa ayah habis menelpon Bu Raihanah?" Tanya Rakan penasaran.
"Iya" ujar Ray sambil mengelus rambut anaknya dan membawa anaknya kedalam pelukan hangatnya.
"Ayah tau tidak Bu Raihanah itu, baik. Ray mau punya ibu kayak Bu Raihanah." Ucap Raihan dengan ekspresi penuh harap keayahnya, Ray yang mendengar itu hanya tersenyum kecil lalu mengecup kening anaknya.
"Ngomong-ngomong soal Bu Raihanah, ayah mau Tanya kekamu, kenapa tadi kamu bisa berkelahi dikelas sama teman kamu?" Ray mengalihkan pembicaraan, mendengar pertanyaan ayahnya membuat Rakan mendengus sebal.
"Itu ayah, si Nathan mengejek aku karena aku tidak punya Ibu" Rakan mengucapkan itu dengan nada sedih, mendengar hal itu membuat Ray tertegun ia merasa kasihan dengan putranya.
****
Keesokan paginya, Rakan melangkah pelan-pelan menahan rasa sakit dikakinya bergerak kearah kelasnya, Raihanah yang tidak sengaja melihat Rakan langsung khawatir. Raihanah mempercepat langkah kakinya menghampiri Rakan yang kesulitan berjalan.
"Rakan.." panggil Raihanah pelan, mendengar suara Bu Raihanah membuat langkah Rakan terhenti. Rakan tersenyum melihat bu Raihanah menghampirinya dengan ekspresi khawatirnya itu.
"Kamu kan masih sakit, kenapa masuk sekolah. Apa ayahmu yang menyuruhmu untuk masuk sekolah? Awas saja sampai benar aku akan menendang bokong ayahmu yang jelek itu." Ucap Raihanah jengkel karena Raihan membiarkan anaknya sekolah dalam keadaan sakit seperti ini.
Rakan yang mendengar ucapan Bu Raihanah tersenyum kecil, hatinya merasa menghangat. 'Andai Bu Raihanah ini ibuku pasti aku sangat bahagia' fikir Rakan.
"Tidak bu, ayah tidak menyuruh Raka untuk masuk sekolah malah ayah nyuruh Rakan untuk istirahat, tapi Rakan maunya sekolah, Rakan bosen di rumah bu" balas Rakan dengan Riang. Mendengar jawaban Rakan membuat Raihanah bernafas lega.
"huft...untung saja bukan karena ayah kamu. Coba kalo benar ayah kamu yang nyuruh kamu masuk sekolah. Pasti ibu akan tendang bokong ayah kamu yang jelek itu" ucap Raihanah berapi-api,tanpa Raihanah sadari orang yang jadi obyek pembicaraannya ada tepat dibelakang tubuhnya.
"Siapa orang yang akan kamu tendang bokong yang jelek itu Raihanah?" Tanya sebuah suara dibalik punggung Raihanah.
"Siapa lagi kalau bukan Pak Tua yang jelek itu Raihan Salman Al-fatih" jawab Raihanah cepat.
"Jadi saya itu pak tua yang Jelek itu Raihanah" ucap suara maskulin itu, membuat Raihanah tertegun karena terasa familiar dengan suara itu. Suara yang selalu mengusik hidupnya akhir-akhir ini. Raihanah membalikkan tubuhnya perlahan dan disaat itu mata mereka langsung bertemu. Tubuh Raihanah bergetar, nyalinya menciut melihat laki-laki tampan itu ada dihadapannya. Laki-laki itu sedang menatap tajam dirinya seakan-akan ingin memangsanya.
'BODOH !! ' maki Raihanah pada dirinya sendiri dalam hati, Rakan yang melihat tingkah ayahnya dan bu Raihanah pun tertawa.
"Jadi Raihanah apa yang tadi kam-..." belum sempat Ray menyelesaikan pembicaraannya, Raihanah langsung berlari melarikan diri dari Ray. Ray yang melihat tingkah lucu Raihanah pun tertawa terbahak-bahak.
"HAHAHAHAHA"
"Lucu sekali gadis itu"
*****
Raihanah berlari menuju ruangannya, ia merasa seperti orang bodoh saat ini. SIAL!! Kenapa tadi ia tidak menyadari suara laki-laki tampan itu. Raihanah memukul kepalanya pelan karena kebodohannya tadi. Dan kenapa tadi ia mengatakan hal seperti tadi. Memalukan!!! Rasanya Raihanah ingin menghilang dari dunia ini saat juga.
Raihanah merasa malu, dan rasanya ia tidak punya keberanian lagi untuk bertemu Ray. Raihanah masuk keruangannya lalu melangkah menuju meja kerjanya, disaat ia akan mengambil buku di mejanya. Raihanah tertegun melihat sebuket mawar berwarna merah jambu tersusun rapi di mejanya.
"Cantik"
"Kenapa bisa ada bunga mawar disini? Perasaan tadi belum ada?" ucap Raihanah penasaran.
Diambilnya bunga mawar itu lalu dihirupnya, bau semerbak harum dari mawar itu memenuhi indera penciumannya. Raihanah tersenyum senang, ia penasaran siapa yang memberinya bunga mawar secantik ini? Raihanah menyusuri pandangannya pada bunga itu, hingga ia melihat secarik kertas yang terselip di dalam bunga itu.
Raihanah tersenyum disaat menemukan secarik kertas berwarna biru muda cantik itu, dibukanya kertas itu dan ternyata kertas itu bertuliskan kata-kata yang manis. Tanpa sadar pipi Raihanah bersemu merah membaca surat itu. Apalagi disaat ia melihat nama pengirimnya, membuat hati Raihanah menghangat seketika.
Dear Jodohku Afaf Raihanah
-Seikat mawar yang cantik untuk gadis secantik dirimu J -
Your destiny
Raihan Salman Al-fatih
Raihanah tersenyum senang, jantungnya berdebar dengan kencang entah kenapa laki-laki itu selalu bisa membuatnya lepas kendali. Raihanah merasa tersanjung dengan perlakuan manis laki-laki itu sekali lagi membuat Raihanah tambah menyukai Raihan Salman Al-fatih.
"Ya Allah... jadi seperti ini rasanya jatuh cinta" Raihanah berguman sambil mencium harum bunga mawar yang diberikan oleh Raihan.. Subhanallah
"What shoul I do Ya Allah?" Raihanah mendesah dalam hati.
*****
jangan lupa like ya... dan koment
follow Instagram author @wgulla_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Taz
Terus Thor
2021-03-06
0
Zenny Susanty
bacanya bikin senyum2 sdr......xixixi
jd inget prnh d ksh bunga mawar sm mantan😅😅😅
2020-12-24
1
Farida Septiowati
ceritanya bagus...visualnya dong kak
2020-10-21
0