Happy reading
🍄🍄🍄
Hari beranjak siang, seperti biasa Shilla menjemput anaknya setelah singgah sebentar kebutiknya.
Saat sampai disekolah sudah banyak anak-anak yang berhamburan pulang sekolah, Shilla menunggu Hana didekat mobilnya tapi setelah beberapa lama menunggu Hana belum juga kelihatan batang hidungnya
"Kok tumben lama? Apa masih dikelas ya?" bergumam sambil melirik jam ditangannya. Shilla tidak beranjak dari tempatnya tetap menunggu Hana disana.
Keadaan sudah mulai terlihat sunyi, Shilla merasakan ke khawatiran...
"Dimana Hana?" Shilla berjalan menuju gerbang sekolah untuk mengecek Hana didalam sana..
Dari jauh terlihat sepertinya sudah tidak ada satu nafas anak kecilpun masih terasa keberadaannya disana.
Shilla mulai ketakutan...
"Jangan sampai ada bahaya mengancam anakku.."
Dengan berlari cepat Hana menuju ruang guru untuk menanyakan keberadaan anaknya....
Tok..tok...
"Assalamualaikum bunda."
"Waalaikumsalam. Ada apa ya Mam? Ada yang bisa kami bantu?".Tanya seorang guru.
"Saya orang tua dari Hana Siddiq, Mau bertemu bunda Dede." Guru tersebut menunjukkan jarinya ke salah satu meja guru yang ditempatin bunda Dede..
Shilla dengan segera menghampiri bunda Dede,
"Bun, saya mama Hana Siddiq, apa Hana masih disekolah? dari tadi saya tunggu di depan gerbang tapi Hana belum keluar."
"Loh mam, bukannya Hana tadi uda pulang ya sama Varo dijemput Pak Danu."
"Kapan bun?"
"Waktu lonceng bunyi pak Danu langsung mereka, saya larang kata Hana gak apa, Hana mau pulang sama papinya katanya. Selamat ya bun, Udah dapat jodohnya lagi.."
" Ma..maksudnya apa?" Shilla tiba-tiba seperti sulit mencerna kata-kata Bunda Dede.
"Iya, kata pak Danu, Mam Shilla calon istri pak Danu dan akan segera menikah."
"Apa?!" Tubuh Shilla bagai tersambar petir, bagaimana Duda shialaan itu berani mengatakan ia calon istrinya.
"Ini uda tidak bisa di biarkan." Geram Shilla
"Kenapa mam?"
"Tidak apa-apa, kalau boleh tahu alamat rumah Varo dimana ya bun?"
"Ini mam." Bunda Dede bingung calon istri kok gak tahu alamat rumah calon suaminya tapi bunda Dede tidak mau ikut campur karena itu sudah privasi mereka.
"Makasih bun."
"Sama-sama"
Shilla tanpa berpikir lagi langsung pergi ke alamat dimana rumah Duda Genit Shiaalan itu berada. sepertinya Shilla menambahkan nama panjang buat Danu lagi menjadi tiga kata.
Tidak perlu waktu lama ternyata untuk Shilla sampai ke rumah Danu..
"Ini kan.."
Shilla merutuki dirinya kenapa lupa ia pernah datang ke komplek perumahan ini lalu bertemu dengan Danh di Taman itu. Tahu gitu tadi tidak perlu minta alamat. Karena panik dan kata - kata Petaka karena Danu, Shilla seperti orang amnesia.
"Pak,permisi.." Ucap Shillan
"Rumah kayak gini aja harus dijaga satpam," Batin Shilla
"Bu Shilla ya? Silahkan masuk bu, pak Danu dan anak - anak sudah menunggu ibu."
"Akan aku anggap seperti diriku Nyonya rumah sekarang, rasakan balas dendamku Duda genit shialaan, kamu uda berani membangunkan jiwa psikopatku." Senyum Shilla sinis sambil melangkah kan kakinya ke rumah Danu.
Ternyata masuk kerumah Danu tidak perlu ada acar mengetuk pintu karena pintu sudah terbuka Lebar.
"Hana..Varo...! Mama datang." Tanpa permisi Shilla langsung masuk ke rumah Danu.
"Mama..!" Kedua anak kecil Varo dan Hana berlari menuju Shilla saat mendengar suara mamanya menggema didalam rumah..
Shilla langsung berjongkok memeluk kedua bocah itu, ada kelegaan diwajah Shilla melihat anaknya baik-baik saja. Diciumnya satu persatu kedua pipi anaknya.
"Selamat datang calon istri." Sapa Danu yang ikut menghampiri Shilla
" Never..!" Ketus Shilla dan memperlihatkan wajah kekesalannya.
"Jangan gitu dong wajahnya gak baik dilihat anak-anak, harusnya kamu senanf kita bisa kumpul, ramai jadinya, iyakan anak- anak?" Danu minta persetujuan Varo dan Hana.
"Iya benel ma jangan cembelut, kita dishinikan mau kumpul shama - shama." Perkataan Hana dianggukin Varo.
"Iya sayang, mama seneng banget bisa disini." Jawab Shilla dengan senyum dipaksakan dan di hadapannya terlihat Danu dengan senyum kemenangannya.
"Ma, Hana lapall. Kata papu nanti mama keushini mau masak yang enak untuk kita."
"Kau..." Shilla semakin geram melihat tingkah Danu, ingin sekali ia bejek- bejek wajah Danu yang tersenyum penuh arti itu sambil menaik turunkan alisnya.
"Awas kau nanti ya..Nikmatin kemenanganmu sekarang..Ha..ha..ha." Shilla tertawa jahat, ia sepertinya akan membuat Danu menyesal telah mengganggunya.
"Ayo mama akan masak, Varo tunjukin dimana dapurnya."
"oke ma." Varo dengan semangat menggenggam tangan Shilla dan membawa Shilla ke dapurnya.
Shilla melihat dapur yang sangat mewah,mungkin ini dapur bersihnya. Bukankah orang kaya selalu memiliki dua dapur? Dapur bersih dan kotor.
Tapi bodo amat, Shilla akan memasak disini. Dengan cekatan Shilla memasak makan siang untuk berempat.
Setelah selesai Shilla membiarkan saja piring dan antek-anteknya kotor berserakan didapur.
"Selamat makan semua." Shilla memberikan 4 piring berbeda ke meja makan yang akan ditempatin mereka. Anak-anak mulai berdoa dan makan
"Eunak sheukalli ma makanannya."
"Iya ma enak banget, Varo suka banget masakan mama."
Kedua anak kecil itu dengan lahap makan masakan Shilla, Danupun tergiur melihatnya tidak perlu menunggu lama, Danu memasukkan suapan pertama ke mulutnya..
"Ahhhh...!! pedas..!! Asiin..!!" Teriak Danu merasakan pedas dan Asin dimulutnya secara bersamaan.
"Ih papi boong, masakan mama enak kok ndak ashin dan pheudas, ya kan Valo."
"Iya, papi gak boleh bohong- bohong ntar neraka makan papi." Ucap Varo sok bijak
Danu tidak perduli dengan ocehan anaknya..
"Air..tolong ambil kan air.. Shsg Hua..Hua..!" Danu membutuh air sekarang.
Shilla memberikan segelas air putih ke Danu yang seger diminum Danu..
pruufft..!
"Pahit..!! " Danu kepahitan denga air yang diberi Shilla.
"Rasakan, siapa suruh ngegodai aku terus." Tapi shilla kasian melihat Danu, dengan segera ia membuat teh manis untuk mereda semuanya..
Tapi Danu gak mau menerimanya, ia ketakutan dikerjai Shilla lagi.
"Minumlah pak duda, kali ini aman,aku gam sekejam itu."
Dengan ragi danu mengambil dan meminumnya, lega rasanya semua rasa gak enak itu pergi menghilang.
"Itulah hidup,,, Ada asin,pedas,pahit yang membuat kita ingin menyerah tapi dengan tetap semangat pasti mendapatkan akhir yang manis."
Shilla bukannya minta maaf malah mengeluarkan kata mutiara yang membuat Danu melongk lebar.
"Tutup mulutnya pak duda ntar masuk lalat lagi." Danu langsung menutup mulutnya seketika.
"Kalau lapar itu didapur ada seporsi lagi ya g gak pedas dan asin." lanjut Zia
Yang tanpa diauruh dua kali Danu langsung mengambil jatah makannya yang aman karena Danh memang sangat lapar saat ini.
"Memang cocok dia jadi mama Varo sama jahilnya.." Ucap Danu didapur dengan senyum kepasrahan karena sudah dikerjai..
#Kasian danunya...shilla dilawan#
#bantu like,comment and vote ya dears..#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments