Tetaplah polos...

happy reading

🍄🍄🍄

Kini Shilla, Hana dan Varo sudah sampai dirumah, varo melihat rumah yang tidak sebesar rumahnya dan tidak bertingkat didepannya.

Dengan langkah polosnya ia mengikuti pemilik masuk ke rumah....Ada sesuatu yang membuncah hatinya walau rumah ini tidak terlalu megah tapi ada kehangatan yang menelusup dihatinya...

"Mama,,mama,,ma.." Rengek Hana

"Kenapa Hana?" Tanya Shilla

"Mama keunapa ndak jawab peltanyaan Hana, Hana sekalang bolleh manggil om Danu papi?"

"Sst,bicaranya jangan kuat-kuat, ntar papa dengar Hana cari papa baru gimana? Papa pasti sedih." Tunjuk Hana ke foto keluarga mereka.

"Tapi papakan da disulga ma."

"Iya walau papa disurga kan papa masih bisa dengar Hana,buktinya Hana sering cerita sama papakan? karena papa dengar,Hana juga minta papa bilang ke Allah biar doa Hana cepat dikabulkan?" Shilla mencari cara gimanapun biar Hana tidak meminta duda genit itu jadi papinya.

"Maaf pa, Hana udah buat papa sheudih, Hana akan berdoa agar papa gak sheudih lagi disana sama Allah, Papakan uda disulga ndak bisa theumenin Hana main. Izinin Hana punya papa ballu ya pa, tapi papa tetheup ada kok dihati Hana."

"Bukan gitu maksudnya..."

"Om Varo juga akan jadi abang yang baik buat Hana Om, Varo janji gakkan nakal sama Hana dan Varo yang jaga Hana om, Izinin Hana manggil Papi Varo dengan papi ya om, Om janji ya jangan marah."

Shilla kebingungan dengan tingkah dua anak disampingnya ini, bukan itu maksudnya tapi kok jadi gini?

"Kalian sa.." Belim selesai Shilla ngomong sudah dipotong anaknya lagi, "Hei !mama masih disini." Batin Shilla.

"Gimana Valo, papa masih malah dan sheudih ndak?"

"Kayaknya gak tuh, papamu kelihatannya bahagia kamu mau dapat papi baru. Tuh lihat wajahnya senyum." Varo menunjuk foto keluarga itu.

"Ah benell, papa senyum Valo, belalti papa ndak sheudih lagi. Yee" Hana jingkrak - jingkrak kesenangan. "Mama lihat, papa senyum ke Hana, belalti bolehkan ma?"

Shilla yang sudah kehabisan kata-kata tidak bisa berbicara lagi pikirannya sudah kosong seketika untuk mencari akal.

"Terserah Hana" Shilla langsung menuju dapur meninggalkan kedua anak manusia yang sedang kegirangan seperti mendapat mainan baru.

Memasak mungkin bisa menenangkan pikirannya yang tiba - tiba ada orang masuk tanpa permisi memporak porandakan sesuatu yang tenang menjadi badai dikehidupan Shilla.

"Valo kamu bawa baju buat ganti? dishini ndak ada baju cowok."

"Aku bawa kok 2 pasang, baju main dan baju tidul." Semua sudah direncanai Varo dari rumah hingga persiapan sudah lengkap.

"okey, ayo kita ganti baju sambil nunggu mama masak."

"Ayo." Varo mengikuti langkah Hana untuk berganti baju dikamar Hana.

Setelah berganti baju mereka bermain di taman belakang dengan sangat gembira, tawa polos terdengar dari mereka berdua, shilla yang ingin memanggil anaknya untuk makan siang berhenti sejenak melihat kepolosan mereka.

"Tetaplah polos nak..." Lirih Shilla

Terkadang Shilla merasa agak serem saat anak-anak sudah berpikir dewasa sebelum waktunya, Shilla ingin mereka seperti layaknya anak kecil yang ingin dimanja dan bermain.

"Ayo, sudah dulu mainnya, Ayo kita makan dulu."

"Holle makan."

"Iya cacing Varo sudah demo unjuk rasa ni Hana."

"Apa itu demo unjuk lasa."

"Itu yang di tv yang suka banyak orang kumpul dan teriak-teriak."

"Jadi kalo kita teliak - teliak kita lagi unjuk lasa dong." kikik Hana

"Iya bener." Varo mengiyakan dengan sok tahunya.

"Yuk makan, Chacing Hana juga da gendang - gendang kayak mau peullang." menarik tangan Varo agar cepat berjalan.

Shilla sudah mempersiapkan piring untuk anak - anaknya makan.

"Ayo makan" Hana langsung duduk mau makan

"Doa dulu Hana." Shilla mengingatkan.

"Valo kan laki- laki jadi Valo pimpin doa.".

"Tapi..."

"Udah biar mama yang pimpin" Shilla langsung memotong ucapan Varo karena ia terlihat kebingungan."Allahumma baariklanaa fiimaa rozaktanaa waqinaa adzaa bannar. Aamin."

"Makasih ma" Ucap polos Varo

"Ya uda makan kenyangkn biar makin pinter dan sholeh."

Hati Shilla sedih melihat Varo, benarlah istilah ibu adalah madrasah bagi anaknya, jadi tidak rugi sekolah tinggi tapi tetap dirumah karena beban dirumah lebih berat untuk menjadi madrasah anaknya, sedangkan ayah pulang kerja hanya ingin istirahat karena sudah capek dan penat akan kerjaan.

Varo makan dengan senyum merekah diwajahnya, ia benar benar merasakan kasih sayang ibu dimakanan Shilla.

"Ma, shuapin."

"Hana mau disuap?" Dibalas anggukan Hana, seketika Shilla melirik Varo yang juga duduk disamping Shilla berhadapan dengan Hana dimeja berbentuk segi empat itu. "Varo juga mau mama suapin?"

"B..boleh ma?" Dengan mata berbinar

"Boleh sayang" Sambil mengelus rambut Varo"Ayo Hana dan Varo mendekat ke mama biar mama suapin."

Shilla menyuapa anaknya dengan sayang dan lembut...

"Valo kheunapa? Kok nangis?" Hana melihat ada air mata dipipi Varo dan shilla juga lihat itu.

"Varo seneng hari ini, Udah lama Varo makan gak disuapin, Varo lebih sering makan sendiri."

Shilla ikut jadi sedih mendengarnya..

"Uda sekarangkan ada mama, jadi saat Varo mau disuap tinggal bilang ke mama." Shilla langsung memeluk Varo dengan kuat dan dibalas oleh Varo.

"Terima kasih ma."

"Mama jadi ingat sesuatu, kamu tadi pagi ngerjai mama ya?" Selidik Shilla

"Sorry ma."

"Untung anak kalau gak uda mama giling kamu jadi bakso."

"Gak lagi deh ma" Ucap Varo sambil nyengir lebar.

"Kalau jahil sama papimu gak apa, mama juga kesel sama dia."

"Kalau itu jangan diminta ma, selalu Varo lakui.." Tawanya..

"Hachimmm..." Gak enak banget dingin - dingin gini sendiri, Ucap seseorang dijauh sana yang sedang jadi bahan cerita.

#Mama shilla sayangi varo ya#

#Bantu like,comment and vote ya dears#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!