Julukan apa itu?

Happy reading

🍄🍄🍄

Danu mencari anaknya sambil bersiul dan terkadang jika ada guru cantik yang lewat ia akan bersiul menggoda.

Tiba-tiba tatapannya tidak bisa putus saat melihat seorang wanita turun dari mobilnya, rambut hitam panjang tergerai yang dhiasin dengan jepitan rambut di dekat telinganya, jangan lupakan kulitnya yang putih dengan kaki jenjang tinggi semampai ditambah hidungnya yang mancung, membuat hati Danu ketar ketir melihat cobaan indah didepannya.

"Papi!!." Panggil Varo mengejutkan papinya.

"Kamu tuh merusak imaginasi papa aja" Sambil celingukan mencari mangsa yang ia lihat.

"Cari siapa sih pap?" Varopun bertanya sambil mengikutin gaya papanya yang celingukan mencari seseorang walau dia tidak tahu apa yang dicari papanya.

"Diam dulu.. Nah itu dia." Danu seperti mendapatkan jackpot bisa melihat wanita itu lagi.

"Mama.." Seorang anak menyalim wanita itu dan langsung memelukmya.

"Yah uda nikah ternyata, apes banget." Danupun langsung lemas seketika.

"Itu mamanya Hana pi, tadi saat memperkenalkan diri Hana bilang papanya sudah meninggal." Bagaikan satu hati, Varo tahu apa yang dipikiran papinya itu.

"Ayo kita samperin." Danu dengan semangat langsung menarik Varo ke tempat dimana shilla berada.

"Hei.." Sapa Danu dengan sok akrabnya.

"Siapa ya?" Tanya Shilla sambil menelisik wajah dan penampilan Danu.

"Saya Danu Wijaya papanya Varo yang paling ganteng."

"Ma chini dulu." Hana melambaikan tangannya memanggil mamanya untuk berbisik yang tidak bisa didengar Varo dan Danu,

Shillapun membungkuk untuk mendengar bisikan anaknya, itu membuat Danu penasaran apa yang sedang dibicarai Shilla dan Hana karena mereka berbisik sambil melirik mereka dengan mimik yang terkadang terlihat berkerut dan terkadang berubah marah.

"Sepertinya kita tidak perlu berkenalan pak Duda."

"Eh, panggilan apa itu? kenapa harus memanggil pak Duda? Lalu kalau kamu tidak mau memperkenalkan diri, aku harus memanggil mu dengan sebutan Bu janda gitu?" Sambil mengerlingkan matanya kembali, Hobi bener Danu bermain mata membuat Shilla bergidik ngeri.

"Pantesan anak anda seperti iti ternyata papanya genit kayak gini. Yuk Hana kita pulang jangan dekat - dekat sama virus Cacar."

"Enak aja kamu bilang aku virus Cacar." Emang dia lagi berpenyakitan apa.

"Iya virus cacar, cari pacar untuk lapar mata sesaat."

"Ha..ha.. ha.. Normalkan? Namanya juga lelaki." Danu tertawa keras.

"Huh." Shillapun acuh langsung meninggalkan Danu.

"Jangan panggil aku Danu Wijaya kalau suatu saat tidak bisa menaklukkan mu." Ucap Danu sambil mengajak Varo pulang juga.

"Kenapa kau berulah Varo." Tanya Danu saat didalam mobil.

"Hanya bermain sedikit pap, Icha mukanya sangat gemesin papi, pipinya kayak bakpao, saat nangis makin gemesin jadi Varo cium deh."

"Kamu suka Icha gitu?"

"Yes papi, I want icha." Dengan senyum mesumnya..

"Papi juga sudah punya target, Mama Hana." Dengan senyum mesum yang 11 12 dengan Varo.

"its okey, kelihatan mama Hana baik."

"Dan kamu hati - hati sama icha, papanya galak kalau kau cium - cium icha lagi bakal di lempar papa Icha kamu ke kolam lele sebelum disunat dokter kamu sudah disunat duluan nanti sama lele dengan setrumnya." Danu menakut - nakuti Varo sekarang.

"A..aku gak takut." Tapi perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, varo menutupi asetnya dengan tangannya sambil membayangkan lele yang akan menyetrumnya, bisa habis aset dia kalau yang sunat bukan dokter tapi ikan lele.

Danupun diam - diam mentertawakan anaknya melihat ekspresi takutnya tapi ditutupi seolah - olah sok kuat dan berani.

"Yakin kamu berani?" Tantang Danu

"Yes, I am boy"

"Ha..ha..ha, Okey, kita lihat aja nanti."

Danupun sudah tidak tahan untuk tertawa.

#mau disunat sama lele atau dokter varo?#

#bantu like comment and vote ya dears..#

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***