Papa Abi marah...

Waktu pulang sekolah sudah tiba, diruang tunggu kepala sekolah sudah menunggu Abi dan Zia, Abi ikut menjemput Icha karena Zia menelpon bahwa dipertama sekolah icha menangis.

Sesampai di sekolah Abi marah mengetahui anaknya dicium anak lelaki.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam" Jawab semua yang ada diruangan.

"Maaf buk, saya Danu Wijaya orang tua dari Alvaro Wijaya." Danupun masuk sambil memperkenalkan diri dengan kepala sekolah yang masih duduk dibangkunya.

Abi disana sudah ingin memukul wajah Danu untuk melampiaskan amarahnya kepada anak Danu tapi tangannya yang dipegang dan digandeng oleh Zia menahannya, Zia selalu mengelus lengan dan memberikan ketenangan agar suaminya tidak terbawa emosi.

"Sabar bang, Istighfar dalam hati." Bisik Zia ke Abi.

"Wah mba cantik ini siapa namanya?" Tanya Danu dengan senyum menggoda berusaha mencairkan suasana.

"Jaga sikap anda ya! Dia istri saya." Hardik Abi

"Gitu aja marah pak, kalau istrinya gak boleh ditanyai kurung aja dirumah sana." Ucap Danu

"Kau itu ya...." Abi terbakar cemburu ada yang berani menggoda istrinya, dia saja butuh banyak waktu menaklukkan istrinya. Ini seenaknya saja mau menggoda istrinya.

"Udah - udah bang" Potong zia. "Pak Danu bisa berhenti bercandanya"

"Saya gak bercanda mba. Mba emang cantik dan hati adem memandangnya." Jujur Danu

"Kau berani sekali menggoda istriku, kau perlu aku lempar ke kolam lele karena itu mu sepertinya uda lama tidak kena setrum hingga berani melirik istriku. "

"Ha..ha.. Bapak tahu aja. Kalau mba jadi janda saya siap menjadi pengganti." Tawa Danu

"Kau ngedoai saya mati gitu!." Abi sudah tidak tahan lagi menahan amarahnya segera berdiri ingin memukul Danu.

"Sudah cukup! Kalian tidak menghormati saya disini? Saya memanggil kalian karena mau selesaikan masalah anak - anak, bukan mendengar orang tuanya yang bertengkar seperti anak - anak." Tegas Ibu kepala sekolah.

"Maafkan saya.." Ucap Danu dan Abi bersamaan dan seketika mereka saling menatap dan memberi tatapan tajam.

"Duduk dulu saya mau berbicara." Ibu kepala sekolah hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan kedua bapak didepannya.

"Pak danu dan pak abi pasti sudah mendengarkan masalah yang terjadi oleh wali kelas anak kalian. saya disini sebagai kepala sekolah memohon maaf karena tidak bisa menjaga baik anak anda."

"Ibu gak usah bilang gitu, saya yang harusnya meminta maaf karena anak saya yang sudah mengganggu dan mencium anak Pak Abi." Danu meminta maaf dengan tulus dan menyebut nama Abi setelah terdengar dari kepala sekolah memanggil nama Abi.

"Saya rasanya ingin marah tahu anak saya dicium sembarangan tapi semua sudah terjadi, ditambah lagi anda menggoda istri saya. Saya harap anda bisa mendidik anak anda, tetapi melihat sikap anda, sepertinya sikap anak anda nurun dari anda pak danu" Sungut Abi seperti anak - anak karena lagi cemburu.

"Kalau itu saya juga tahu." Bangga Danu yang kelihatan anaknya tidak bisa tidak melirik ke wanita cantik, apalagi kalau itu sudah menjadi targetnya bakal dikejar sampai kolong semut.

"Saya harap anda bisa menjaga sikap anak anda. Saya tidak mau ini kejadian kedua kalinya. Untung anak kecil kalau tidak udah saya pepes tuh anak berani nyentuh anak saya."

"Kalau itu saya tidak berani jamin pak, karena saya sendiri aja sering menjadi korban kejahilannya Varo. si iblis kecil itu" Ungkap Danu.

Seketika semuanya menghela nafas frustasi memikirkan PR besar yang ada dikarenakan kejahilan Varo, apalagi sebutan iblis kecil dari Danu, sudah dipastikan hari - hari di Paud tidak akan tenang.

"Sepertinya saya harus memindahkan sekolah anak saya." Abi sudah mengambil sikap.

"Tapi pak.." Ucapan Ibu kepala sekolah terpotong oleh Zia.

"Sudah bang, ntar kita cari cara agar Icha g disentuh Varo lagi, kalau masih tidak bisa baru kita pindahin sekolah."

"Tapi sayang.."

"Abang percaya sama adekkan?"

"Baiklah dek, kalau gitu kami permisi balik dulu bu. Ini juga uda jam anak pulang sekolah kasian anak - anak nunggu lama." Permisi Abi

"Makasih atas kelapangan hati bapak dan ibu."

"Sama - sama bu, kami juga permisi pak danu."

"Maaf sekali lagi pak, kita juga belum berkenalan secara baik dan benar. Nama saya Danu Wijaya."

"Saya Abi Zidan dan ini istri saya Zia zahra."

Abi dan Danupun bersalaman.

"Salam kenal bu Zia." Danu juga ingin menyalam Zia

"Jangan sentuh istri saya." Tepis Abi dan Zia hanya menangkupkan kedua tangannya dan tersenyum.

"Pelit banget sih pak Abi, senyum bu Zia melelehkan hatiku." Goda Danu

"Kau..!" Abi yang hampir melambungkan amarahnya lagi kepada danu jika tidak ditarik paksa keluar dari ruangan itu oleh Zia..

"Ha..ha..ha." Danu tertawa puas sudah mengganggu Abi yang terlihat bucin itu..

Danupun segera melangkah kan kakinya juga untuk menjemput anaknya..

"Dimana iblis kecil itu?"...

#varo ternyata kamu seperti papimu y..#

#bisa jantungan saya kalau punya anak kayak Varo#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!