Jiang menelan ludah mendengar bisikan Zhang Han ditelingannya, Zhang Han lalu mendorong tubuh Jiang sehingga berbaring dan ditindihnya tubuh Jiang. Jantung Jiang sudah berdegung kencang.
" Yang mulia, apa yang ingin kau lakukan." tanya Jiangg, dan jelas rawut wajahnya sangat khawatir.
" Apa kau merasa takut? kau adalah istriku, jadi hal biasa jika istri melayani suaminya." kata Zhang Han tersenyum licik di depan wajah Jiang yang masih menindih tubuh Jiang.
" Yang mulia." belum selesai Jiang berkata, Zhang Han menutup mulutnya dengan tangannya.
" Jangan Berisik." kata Zhang Han pelan, Jiang Huan ikut terdiam, Zhang Han bersikap seperti mendengar sesuatu.Lama Jiang terdiam tapi tidak mendengar apapun.
" Yang mulia, aku tidak mendengar apa-apa?" kata Jiang pelan, setelah dia menyingkirkan tangan Zhang dari mulutnya.
" Kau tidak mendengar apapun?"
" tidak." jawab Jiang menggelengkan kepalanya.
"Aku juga tidak mendengar apapun." jawab Zhang Han santai lalu bangun dari atas tubuh Jiang dan kembali keposisi semuanya.
" Lalu untuk apa anda menyuruh saya diam yang mulia." teriak Jiang sangat marah.
" Tidak usah berteriak permaisuri, tidurlah sudah larut malam." kata Zhang lalu tidur membelakangi Jiang, dan sudut bibirnya melengkung bulan sabit.
" Apakah dia seidiot ini." batin Jiang, ia juga ikut berbaring, di sentuhnya dadanya sendiri dan masih berdegug kencang." Ada apa denganku, apa sekarang aku punya penyakit jantung? tapi tidak mungkin? apa mungkin aku punya perasaan pada raja menyebalkan ini?" tanyanya pada diri sendiri.
Tanpa sadar Jiang sudah terlelap tidur,dan posisi tubuhnya menghadap kearah Zhang yang masih terjaga. Zhang terus memperhatikan wajah Jiang dihadapannya itu dan dia terus tersenyum.
" Siapa kau sebenarnya? aku tidak mengenalmu sama sekali, kau bukan Jiang yang kukenal, tekatmu, tatapan matamu, kata-kata mu, sikapmu, semua bertolak belakang dengan Jiang yang kukenal." gumamnya pada Jiang yang sudah terlelap.
" Tapi siapapun kamu sekarang aku tidak perduli, tapi yang pasti kau bisa membuatku kagum dan aku mulai menyukaimu, tapi sepertinya kau seperti singa betina, sulit untuk ditundukan sekalipun kau adalah istriku. Aku tidak akan menyentuhmu sebelum kau sendiri yang memberikannya, dan aku menikmatinya." lanjutnya sambil tersenyum dan tak lama iya juga terlelap.
Saat Jiang membuka mata, Zhang sudah tidak ada diperanduannya lagi, dan terlihat Lian dan Yuan sedang mempersiapkan keperluan mandinya.
" Nona sudah bangun." sapa Lian saat melihat Jiang bangun dari peranduannya.
" Kapan kaisar pergi?" tanya Jiang.
" Baru saja nona, yang mulia melarang kami membangunkan anda saat yang mulia pergi, karena yang mulia j mengatakan bahwa anda sangat lelah jadi tidak usah dibangunkan." jawab Lian.
Jiang mengangguk, lalu ia menuju bak mandinya." Lian, Yuan, siapkan pakaian yang biasa rakyat yang diluar pakai." perintahnya saat Jiang dibantu mandi oleh mereka berdua.
" Untuk apa nona?" tanya Yuan heran.
" Aku akan keluar istana hari ini, kalian berdua lakukan yang biasa kalian lakukan dulu."jawab Jiang.
" Sangat sulit keluar istana nona, dan jika anda ketahuan keluar dari istana, tidak mungkin anda akan lepas dari hukuman." jawab Lian khawatir dengan rencana nonanya.
" Aku sudah memutuskan, jadi kalian lakukan saja apa yang kuperintahkan, dan kerjakan hati-hati jika tidak ingin terkena masalah. apakah kalian mengerti?" kata Jiang tegas.
" Baik nona." jawab mereka serempak.
" Apa kalian punya rencana untukku keluar dari istana ini."
" tidak." jawab mereka serempak.
" Baiklah, aku punya rencana." kata Jiang tersenyum licik, kedua pelayannya hanya menghela nafas.
Jiang keluar dari bak mandinya, dilihatnya baju mewah yang dipilihkan pelayannya." Lian kau pakailah baju ini, dan kau berikan baju itu padaku." kata Jiang memerintah. Lian segera berlutut.
" Saya tidak berani, saya tidak berani nona, hamba akan dihukum mati jika hanya menyamar menjadi anda." kata Lian masih berlutut dan menyembah Jiang.
" Lian kamu tidak perlu berlutut dihadapanku, kamu akan dihukum hanya jika ketahuankan?" ucap Jiang, lalu menarik tangan Lian untuk berdiri.
" Selama tidak ketahuan, tidak akan jadi masalah, selama aku pergi jangan biarkan orang lain masuk dan jangan bertemu siapapun, dan katakan aku sedang tidak enak badan jika ada yang ingin bertemu." kata Jiang selah-olah setiap hari ia kedatangan tamu padahal tidak ada satupun di istana itu yang perduli tentang dirinya.
" Tapi nona, anda akan kemana? anda tidak mengingat apapun, jadi kami sangat khawatir dengan keselamatan anda diluar istana." kata Lian khawatir dengan rencana Jiang.
" Kalian tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja, aku bisa menjaga diriku sendiri, kalian kerjakan apa yang kuperintahkan itu." kata Jiang tegas.
" Baik nona." jawab mereka serempak.
Lian lalu menarik sebuah kotak kayu di laci meja rias Jiang yang ia sembunyikan dan mengambil sebuah liontin Giok berwarna hijau dengan ukiran naga di permukaannya, Lian memberikan liontin giok itu pada Jiang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Puang Tau
susa memuat bab brikut
2022-10-13
0
Puang Tau
jaringa lelet
2022-10-13
0
Rina Juwita JuEr
kenapa permaisuri nya bodoooooh
2022-09-05
0