“Ini kotak bekalmu, mama taruh di tas yang satunya. Bekalnya dihabisin” Regata memasukan kotak bekal di tas putrinya yang lain,agar bekalnya tidak tumpah. Meskipun tupperware yang digunakan untuk mengisi bekal diklaim anti tumpah, Regata tetap khawatir isi bekal yang dibuatnya tercecer kemana-mana.
“Bi, tolong anterin Mia ke sekolah, hari ini saya dinas pagi di IGD”
Regata meminta Bibi Nina, asisten rumah tangganya mengantarkan putrinya ke sekolah.
“Baik mbak”
“Hati-hati” ujar Regata mengantarkan putrinya dan Bi Nina ke depan pintu gerbang rumahnya.
“Papa gak mau tahu suami kamu harus tanggung jawab! Persetan dengan karirnya!” Danu Atmaja, Ayah Regata mengeram marah saat Regata menceritakan bahwa Lintang dipanggil kembali ke pelatnas.
“Papa, tolong pa. Jangan bilang ke lintang atau keluarganya” pinta Regata bersimpuh di kaki Ayahnya.
“Mau taruh di mana harga diri papa? Lawan-lawan politik papa pasti senang mendengar berita ini” Danu menunjuk –nunjuk wajah putrinya, kasar.
“Pa sudah pa, sudah! Ata sudah mengaku. Sekarang bukan waktunya saling menyalahkan. Kita pikirkan jalan keluar untuk anak kita” Arimbi Sukoco, Ibu Regata menarik lengan suaminya agar berhenti menunjuk purinya. Arimbi tak tega melihat putrinya menanggis histeris di hadapan mereka. Sebagai seorang wanita dan seorang ibu nalurinya tergerak untuk tidak berlarut-larut menyalahkan putrinya.
“Lihat ini! Kamu terlalu percaya dengan anak kamu, sampai kelakuannya jadi bablas begini! Papa gak mau tahu mami urus dia, jangan sampai masalah ini menjatuhkan karir politik papa!”
Danu meninggalkan Arimbi dan Regata yang saling berpelukan di ruang keluarga.
“Halo Bi, Mia sudah sampai di rumah?” tanya Regata pada Bi Nina melalui sambungan telepon seluler.
“Sudah mbak. Sekarang lagi makan” ujar Bi Nina
“Hari ini jadwal les bahasa Inggris. Bibi jangan lupa anterin”
“Baik mbak”
Regata mengakhiri sambungan teleponnya. Dia sedang makan siang di kantin rumah sakit dan menyempatkan menelepon Bi Nina mengingatkan jadwal les putrinya.
Regata menatap layar ponselnya. Terpampangwajah putrinya yang sedang tersenyum memperlihatkan lesung pipi, di pipi sebelah kiri. Persis seperti ayahnya.
“Ayo dok, sedikit lagi. Tarik nafas!”
“Bokongnya jangan digeser dok, ngedan biasa aja jangan dipaksakan” Bidan menginstruksikan Regata untuk mengedan.
“Dorong lagi dok, kepala bayinya sudah kelihatan” Bidan kembali menginstruksikan Regata agar tidak putus mengedan.
“Arrgggghhhhh” Regata berteriak menahan sakit saat bayinya akan keluar. Kepalanya serasa ingin pecah, dan badannya seolah terkoyak menjadi dua. Regata merasa dirinya berada diambang kematian.
“Jangan sambil teriak! makin sakit nanti ngedannya” Bidan yang lainnya mengingatkan Regata agar tidak mengedan sambil mengerang.
Setelah perjuangan panjang, lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik. Tangisan pertama bayi itu membuat Regata melupakan semua sakit dan perjuangan selama proses persalinan.
Mia Sastria Bhanurasmi,nama yang disepakati antara Regata dan Arimbi.
Ayah Regata menolak datang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk melihat persalinan putrinya. Arimbi menyembunyikan Regata di Yogyakarta tempat asalnya, untuk mencegah berita kehamilan putrinya menyebar.
“Ata, sekarang kamu udah jadi Ibu dan mama udah jadi oma. Jaga baik-baik cucu mama. Apapun yang akan terjadi ke depannya, kamu harus ingat, sekarang kamu tidak sendirian” Arimbi memeluk Regata yang sedang menyusui Mia, menyalurkan seluruh kasih yang dia miliki untuk putri dan juga cucunya.
“Dok, ada pasien rujukan dokter bedah. Rencana operasi siang ini” seorang perawat IGD menemui Regata di kantin.
Regata mengakhiri makan siangnya dan segera menuju IGD.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
👍👌
2023-10-05
1
Edelweiss🍀
Dari kehamilan sampai proses melahirkan lalu mengurus anak menjadi masa2 sulit karena ketiadaan sosok suami disampingmu.
2022-03-29
1
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
novel ke dua yg aku baca dan aku suka nama² dinovel mu thor.
2022-02-25
1