Anak Genius : Ayah Possessive
Seorang gadis dengan paras cantik sedang berdiri menatap cermin, memerhatikan penampilannya yang jauh dari kata modis. Tangannya meraih tas selempang miliknya, lalu keluar dari kamar.
Alula Sadewa, itulah namanya. Gadis cantik dan manis yang selalu tampil sederhana. Berbeda jauh dengan kakak-nya, Elisabeth Sadewa. Penampilannya yang cantik dan elegan bak model internasional itu, membuatnya selalu merasa sombong dan merendahkan Alula.
Malam ini, dengan penampilan sederhananya, Alula akan menemui pacarnya yang memang keduanya sudah berjanji untuk bertemu. Alula menuruni tangga menuju lantai bawah.
Disana sudah ada ayah dan juga ibunya. Kedua orang itu menatapnya penuh tanda tanya.
"Mau kemana kamu Lula malam-malam begini?" tanya Ibunya, Disa. Wanita itu menatap Alula dari atas hingga keujung kakinya.
"Cih. Apa-apaan anak ini? Dres selutut, rambut digerai, apa dia mau menyaingi anakku Elisa?" decih wanita itu dalam hati.
"Maaf Bu, Ayah. Alula mau minta izin untuk ketemu Rendra."
Mendengar nama Rendra, bu Disa berdecih kesal dalam hati. Bisa-bisa nya Alula ingin bertemu Rendra, yang nota benenya adalah lelaki yang juga disukai Elisa.
"Huh, kamu pikir, kamu akan mendapatkan Rendra? Itu tidak akan mungkin. Anakku Elisa-lah yang akan menjadi istri Rendra Tayudha." Batin Bu Disa, sambil memandang sinis pada Alula.
Menangkap pandangan sinis dari ibunya, Alula hanya bisa tediam. Dia tidak tahu apa kesalahannya, sampai ibu kendungnya sendiri membencinya. Dibandingkan dirinya, Bu Disa lebih menyangi Elisa.
Setelah mendapat persetujuan dari sang Ayah, Zarfan. Alula segera menuju tempat yang sudah ia janjikan bersama Rendra. Padatnya lalu lintas tak membuat semangat Alula turun.
Dengan langkah lebar dan senyuman yang tak pernah pudar, Alula memasuki sebuah caffe.
Caffe tersebut sedikit tertutup dan mungkin, memang dikhususkan untuk berpasangan.
Alula mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Rendra. Seketika tubuhnya membeku, matanya berkaca-kaca. Orang yang selama ini ia percaya ternyata hanya seorang pembohong.
Dengan matanya sendiri, ia melihat Rendra sedang berciuman dengan seorang wanita. Dengan langkah pongah Alula mendekati keduanya.
"Rendra." panggil Alula dengan suara lembutnya.
Seketika kedua sejoli itu menghentikan ciuman mereka dan bersamaan menatap Alula.
Bagai disambar petir, hati Alula mencelos. Pertahanannya yang tersisa setengah kini benar-benar runtuh saat mengetahui, siapa wanita yang menjadi lawan cium Rendra.
"K-kak Elisa?"
"Hai, Alula." Sapa Elisa tanpa sedikit pun rasa bersalah.
"Apa? Kamu kaget? Inilah yang aku lakukan bersama Rendra di belakang kamu. Iyakan sayang?" Sambung Elisa, menatap intens mata Rendra seakan menunjukkan pada Alula jika Rendra adalah miliknya.
Lelaki tampan itu hanya mengangguk seraya menatap intens wajah Elisa, lalu mengecup bibirnya singkat tepat di depan Alula.
"Ren, apa yang kamu lakukan? Aku ini pacar kamu. Kenapa kamu berubah?"
"Huh, pacar? Apa kamu pikir aku suka berpacaran dengan mu? Penampilan aneh, kucel dan... tak enak dipandang itu, membuat ku bosan. Apalagi kau selalu menolak untuk ku cium. Kau tidak pantas buat ku." Ujar Rendra dengan mata yang menilai Alula dari atas sampai bawah.
Alula semkin hancur mendengar ucapan Rendra yang begitu merendahkannya. Ia patah dan remuk. Sekuat mungkin ia menahan air matanya untuk tidak keluar. Itu hanya akan membuatnya terlihat sangat menyedihkan di depan Rendra dan Elisa.
Setenang mungkin Alula mengulas senyum di bibirnya. "Jika itu mau mu, aku akan pergi. Kita cukup sampai disini. Semoga kau bahagia dengan kak Elisa." Ujar Alula tanpa meruntuhkan senyumannya.
"Tentu. Aku dan Rendra akan bahagia, tanpa harus kamu yang mendoakannya." Sombong Elisa.
Alula kembali mengulas senyum tipis, lalu bergegas pergi menjauhi keduanya.
"Dasar gadis aneh. Ayo sayang, kita lanjutkan." Ujar Rendra, melanjutkan kembali kegiatannya bersama Elisa yang terganggu oleh Alula.
***
Alula menyetopkan sebuah taksi dan menaikinya. Entah kemana tujuannya saat ini, ia juga tidak tahu. Otaknya saat ini tak mampu berpikir. Meskipun ia berusaha terliht kuat, tetap saja ia seorang wanita lemah. Air matanya luruh seiring dengan putaran roda taksi yang ia tumpangi.
"Berhenti disini pak!" tutur Alula pada supir taksi.
"Maaf, nona yakin akan turun disini? Tempat ini tidak baik untuk anda nona." sela supir taksi itu seraya menatap bangunan yang dituju Alula.
"Tenang saja pak, saya hanya menjemput teman saya."
"Apa saya tunggu saja nona?"
"Tidak perlu. Teman saya membawa mobilnya." Tolak Alula dengan senyum khasnya.
Setelah membayar, Alula melangkahkan kakinya memasuki bangunan tersebut. Sebuah bangunan bertuliskan club xx. Seumur hidup, ini adalah pertama kalinya Alula kesini.
Menurut informasi yang ia dengar dari teman-temannya, alkohol bisa membuatnya lupa akan masalahnya. Dan ia ingin mencobanya sekarang.
"Apa yang ingin anda pesan nona?"
"Apa saja."
Mendengar jawaban perempuan didepannya itu membuat sang bartender memicingkan mata. Ia yakin jika perempuan di depannya ini baru pertama kali datang ke tempat itu.
Bartender yang merupakan seorang lelaki tersebut menyodorkan segelas minuman dengan kadar alkohol yang rendah. Lalu ia berlalu meninggalkan Alula menuju orang yang memesan minuman.
"Hai, cantik, sendirian aja?!" sapa seorang lelaki, yang jelas bukan bartender tadi.
Alula tak menjawab dan mulai menyesap minumannya. Pertama kali yang ia rasakan tenggorokannya panas. Namun, ia tetap berusaha untuk meminumnya. Hal itu tidak luput dari pandangan lelaki tersebut.
"Ternyata masih pemula." batinnya sambil tersenyum licik ke arah Alula.
Baru beberapa kali tegukkan, Alula mulai merasa pusing dan merancau tak jelas. Hal ini merupakan kesempatan emas bagi lelaki disampingnya. Segera lelaki tersebut memasukkan sesuatu pada minuman Alula dan meminumkannya pada Alula.
"Tuan Edo, apa yang anda lakukan?"
"Hai, Gio, saya hanya memberi minuman untuk pacar saya. Kami sedang berengkar, dia berlari meninggalkan saya kemari."
Gio selaku bartender hanya menatap curiga. Ia kenal Edo, lelaki yang suka mempermainkan wanita. Tapi, itu bukan urusannya. Edo bebas melakukan apa yang ia inginkan selama tidak mengancam pekerjaannya.
Setelah membayar minuman Alula, Edo membawa Alula menuju lantai dua, dimana tempat ternyaman untuk setiap pasangan yang datang ke tempat tersebut.
Setelah menidurkan Alula diatas ranjang, Edo bergegas keluar untuk mengambil kunci mobilnya yang ketinggalan di meja bartender. Ia yakin efek obat itu akan segera terlihat. Dan ia harus cepat-cepat menemukan kuncinya dan kembali menemui Alula.
Sementara di lantai bawah, semua pengunjung wanita dibuat kagum dan tak berhenti memuji seseorang yang mengunjungi tempat tersebut. Seorang lelaki tampan dengan tubuh atletis yang mampu menghipnotis setiap wanita yang melihatnya.
"Hai tampan, mau kutemani malam ini?" ujar seorang wanita dengan pakaian seksi yang melekat ditubuhnya.
Lelaki tampan itu hanya terdiam dan menatap sekretarisnya. Mengerti dengan arti tatapan sang tuan, si sekretaris yang diketahui bernama Kenan itu segera menyeret wanita tersebut menjauh dari sang tuan.
"Cih, kenapa tua bangka itu melakukan kesepakatan di tempat ini?" ujar si lelaki dalam hati.
"Maaf tuan Gara, tuan Ginanjar meminta anda untuk menunggu bebrapa saat lagi." Mendengar ucapan Kenan, Gara mengepalkan kedua tangannya. Ia tidak suka menunggu. Dan sekarang ia dipaksa untuk menunggu oleh pria tua yang tak lain adalah Ayahnya sendiri.
"kau ingin bermain-bermain dengan ku Ginanjar Grisam?" batin Gara.
Ya, dia adalah Gara Emanuel Grisam. Seorang CEO muda yang terkenal dengan sifat kejam dan dinginnya. Ia tak tersentuh, dan selalu bertindak sesuai keinginannya.
Gara bangkit dari duduknya dan berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Kali ini ia akan mencoba bersabar dan akan menunggu ayahnya di kamar. Sebelumbya, ia meminta Kenan untuk mengabarinya atau membangunkannya. Ia yakin, ia akan tertidur karena tubuhnya begitu lelah setelah mengurus perusahaan seharian.
Saat sampai di tangga terakhir lantai dua, ia berpapasan dengan seorang lelaki yang begitu ia kenal.
"Hai, bos. Sedang apa kau disini? Apa kau menyewa wanita untuk menemanimu? Aku pikir kau tidak tertarik pada wanita, hahaha." Sapa lelaki tersebut dengan tawa dan sifat kurang ajarnya.
"Diam kau Edo!" Sontak tawa lelaki yang tak lain adalah Edo tersebut terhenti, digantikan cengiran tak bersalahnya.
"Tenanglah kawan, kau ini selalu bersikap dingin pada sahabat mu yang tampan ini."
"Pergi gak!" ancam Gara dengan garangnya.
"Iya-iya, aku pergi. Tapi aku akan kembali. Gadisku sudah menunggu. Kalau begitu selamat bersenang-senang sahabat." ujar Edo, kemudian berlalu dengan kekehan yang masih terdengar.
"Sahabat sialan!" umpat Gara, geram dengan tingkah sahabatnya sejak SMP itu.
Gara melanjutkan langkah dan memasuki salah satu kamar di tempat itu. Tubuhnya yang lelah membuatnya tak peduli dengan keadaan kamar yang terlihat gelap. Ia mengunci pintu dan membaringkan tubuhnya di sisi ranjang bagian kanan.
Gara merentangkan tangan, dan seketika terkejut saat merasakan seseorang di sampingnya. Segera ia bangun dan menyalakan lampu. Lagi-lagi ia terkejut melihat seorang gadis yang terbaring di sisinya.
Rasa penasaran membuat Gara mendekat dan menyingkirkan anak rambut yang menutup wajah gadis itu. Ia sedikit terpana melihat wajah cantik gadis itu, gadis yang tak lain adalah Alula.
Merasa ada pergerakan, Gara menarik tangannya dari wajah Alula. Namun ia kalah cepat. Alula lebih gesit dan menggenggam tangan Gara.
"Eh, apa-apaan ini?" sentak Gara, berusaha melepaskan genggaman Alula.
"Panas. Tolong aku!" Alula merancau seperti orang yang sedang bermimpi buruk. Tapi, Gara yakin gadis tersebut sedang tidak bermimpi. Itu terlihat dari matanya yang menatap memohon ke arah Gara.
Gara memerhatikan wajah gadis itu dengan saksama, ia sedikit terpesona melihat mata indah Alula. Sedetik kemudian ia tersadar saat Alula menariknya agar lebih dekat. Dan ia tahu betul apa yang sedang terjadi dengan gadis di depannya.
"Huh, gadis malang. Siapa yang menjebak mu dengan obat perangsang sialan itu? Atau kau sendiri yang menyerahkan dirimu untukku?" Ujar Gara dengan seringai khasnya, mengingat kembali wanita-wanita yang merelakan diri mereka, namun ditolak begitu saja olehnya.
"Aku mohon tolong aku!" Alula lagi-lagi memohon, dirinya sudah tidak mampu menahan efek dari obat tersebut.
Gara yang merasa gadis itu benar-benar membutuhkan pertolongannya pun memenuhi permintaannya. Tidak ada sedikitpun niat untuknya menolak. Entahlah, apa dia juga menginginkannya atau hanya sebatas rasa kasihan, dia juga tidak tahu.
"Kamu yang memintanya, dan aku akan memenuhinya." Ujar Gara, mulai mencium bibir Alula, dan memulai tugasnya.
***
Gara mengerjabkan mata saat handphone miliknya terus berdering sejak tadi. Ia meraih handphonenya dan menempelkan pada telinga.
"Katakan!" perintah Gara, pada si penelpon.
"Maaf tuan, tuan Ginanjar sudah menunggu sejak sejam lalu."
Gara mendengus kesal. Ia memerhatikan jam tangan yang ia lepaskan di atas meja. Sudah pukul satu pagi, dan ayahnya baru datang sejam lalu. Sementara dia menunggu sejak pukul sembilan malam.
Gara mengehembuskan nafasnya gusar. Kenan benar-benar mengganggunya. Tanpa membalas, Gara memutuskan panggilan sepihak. Ia meletakkan handphone dan beralih menatap Alula yang tertidur disampingnya.
Setelah puas, Gara meraih pakaiannya yang berserakan dan mengenakannya kembali, kemudian keluar dari tempat itu, menemui ayah-nya.
Alula yang sudah bangun sebelum Gara, pura-pura memejamkan kembali matanya. Setelah Gara keluar, ia bergegas berpakaian dan keluar dari tempat itu. Tempat dimana ia merasakan kehancuran untuk yang kedua kalinya.
Ia tidak pernah mengharapkan malam ini. Bahkan membayangkan saja, ia tidak berani. Entah apa yang harus ia lakukan. Kini ia kehilangan keduanya, kehilangan Rendra dan juga kehormatannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
mampir absen bersama jejak tertinggal thorrr😁😁😁
2023-02-06
2
Mystique
aku mampir><
jangan lupa juga yaaa kak mampir vote dan likenya cmiww💐
2023-02-01
1
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
2022-11-03
1