Apa ini yang di namakan benci tapi rindu? dr Prabu tersenyum sendiri dan menepis semua rasa itu semua telah lama berakhir. Dan kini tinggal kenangan yang menyakitkan dan dendam tak pernah padam yang ingin sekali terlampiaskan dan terpuaskan.
Tapi kenapa begitu sulit dirinya jatuh cinta lagi? berkali mencoba dan membina hubungan dengan seorang wanita tetap saja wajah Retno yang menjadi tirai tipis penghalang perasaannya, mungkin kedua orangtuanya sudah bosan mengingatkan dan akhirnya membiarkannya asyik dengan dunianya sendiri, dan dr Prabu pun malah tenggelam dengan kesibukan dan memang saat ini hidupnya di dedikasikan pada pekerjaannya. Maka tak heran sampai saat ini pencapaian dari semua angkatannya kuliah dirinya yang paling menduduki puncak karier, diakui dr Prabu kegagalan dalam urusan cinta memecut dirinya untuk sukses dan harus sukses dalam hal lain dan itu benar semua terpacu kehilangan satu rasa di hatinya dan rasa itu mungkin hanya untuk Retno.
Terlalu mendalam banget mungkin perasaan dr Prabu saat itu mencintai Retno, hingga saat kecewa dan pil pahit yang di dapatkan dari kenyataannya begitu sakit rasa di hatinya.
Dr Prabu ingin membuat penyamaran dirinya agar bisa melihat lebih dekat sosok Retno yang akan menjadi kelinci mainannya mulai malam ini, juga biar tak mudah di kenali saat terpaksa harus berpapasan, melihat dari Cctv-nya tak begitu memuaskannya karena gambarnya tak begitu jelas dan nyata, dr Prabu juga memanjangkan jambang dan kumisnya yang tadinya kerokan setiap hari kini mulai membiarkannya tumbuh di mukanya.
"Apa yang kamu tunggu lagi nak? pekerjaanmu sudah lebih dari mapan, rumah sudah tersedia, adik-adikmu sudah di biayai semua malah sebentar lagi ada yang lulus tinggal nunggu kerja, hidup orangtuamu cukup dari usaha ibu sama bapakmu jualan di kios pasar juga, carilah perempuan yang baik yang saling sayang tak akan tentram hidupmu tanpa seorang pendamping, atau perlu ibu sama bapak carikan pasangan untukmu?"
Kata kata itu sudah agak lama tak terdengar di telinganya dr Prabu mungkin orang tuanya bosan, atau karena tak mempan lagi dan tak berefek? setiap kali mendengar kata kata itu terasa nyeri ulu hatinya, membuat dr Prabu tak betah lama lama pulang ke rumah orangtuanya, dan balik lagi dengan segudang alasan.
Ketidak sempurnaan manusia begitu kelihatan, sukses dalam satu hal mungkin ada kekurangan dalam hal lain, dr Prabu begitu sukses memanage perusahaan dan rumah sakit yang beberapa tempat sudah di singgahi nya sebagai batu loncatan dalam kariernya tapi tak begitu sukses dalam asmara dan memanage perasaannya sendiri.
Haruskah aku kenalkan diri dari awal dan dengan perasaan jumawa di hadapan Retno? kalau dirinya pimpinan di sini! ataukah akan tetap menjadi rahasia dirinya saja?
Sudah menikah kah Retno atau punya pacar kah sekarang? nggak mungkin gadis secantik dan ayu nya Retno tak ada laki laki yang mau atau kah benar sudah di persiapkan orangtuanya dan Retno tinggal menjalaninya saja?
Dr Prabu juga tak habis fikir dengan perasaannya sendiri kenapa begitu deg-degan saat membaca pertama kali nama Retno di map merah itu dan saat melihat langsung Retno dalam pengarahan suster kepala Miranti dari balik kaca ruangannya?
Kepala suster Miranti mengetuk pintu ruangan dr Prabu dan dr Prabu tak ingin terlihat lagi termangu dan melamun cepat cepat mengambil ponselnya dan pura pura lagi sibuk menelephon.
Setelah pintu di ketuk suster kepala Miranti masuk dengan senyum khasnya dan siap melaporkan segalanya dan di balas dengan anggukan dr Prabu.
"Dok gimana acting saya di rekaman yang di kirim tadi pagi?"
"Cukup memuaskan, tapi saya ingin melihat suster kepala Miranti lebih sadis lagi, nanti cari sekecil apapun kesalahan yang di lakukan Retno, kalau tidak ada bikin saja walau hanya akal akalan dan tidak masuk akal juga."
"Aduh dok ..."
"Haaaaaaaa... kenapa?"
"Saya,takut karma dok heee"
"Sudahlah jangan membahas yang lain lainnya, kalau perlu suster kepala Miranti boleh menggunakan dan memanfaatkan orang lain seperti asisten suster kepala Miranti sendiri, tapi dengan catatan harus tahu misi saya dan punya rekamannya untuk saya koreksi nantinya akan ada reward dari saya di akhir tiga bulan mendatang heeeee..."
Suster kepala Miranti hanya diam terpaku, kalau menggunakan lagi orang lain akan menambah lagi dosa saya dan akan dirasa lebih sadis lagi, mungkin orang lain yang melakukannya terhadap Retno akan semena mena sedangkan yang dilakukan dirinya masih dalam batas wajar dan ingin tiga bulan kedepan itu segera terlewati, suster kepala Miranti begitu tak akan tega sedang semuanya baru akan di dimulai nanti malam senin.
"Tolong cari tahu juga nomor telephon Retno buat saya, juga informasi pribadinya statusnya juga, maksud saya punya pacar atau tidak?"
"Dok bukankan itu sesuatu yang privasi di luar kepentingan dinas dan di luar ikatan kerja? apalagi dia hanya KKN tiga bulan di sini." suster kepala Miranti agak keberatan.
"Pengecualian untuk Retno! saya yang punya perintah hanya untuk kepentingan pribadi saja, saya hanya mau tahu."
"Dok kalau boleh saya mengingatkan pandanglah sharing sebagai sahabat janganlah membenci terlalu berlebihan nanti akan kena tulah sendiri, Allah saja maha pemaaf dan Maha membolak balikkan perasaan siapa tahu Mbak Retno itu jodohnya dokter."
"Suster saya pernah mencintainya dengan segenap perasaan pada Retno. Dan mencurahkan semua rasa dengan segenap jiwa saya. Kami saling mencintai itu tak bisa dipungkiri saya akui kami saling mencintai saat itu, tapi apa yang kami perjuangkan itu tak ada artinya dihadapan keluarga ningrat Raden Haryo Atmojo, saya seperti cacing melata tak sedikitpun di pandang, saya dihadapannya tak sedikitpun dihargai, orang tua saya,saudara saya yang datang ke rumahnya dengan niat baik ingin melamar dia tak ada sedikit pun kata pembelaan kata marah dan sanggahan dari seorang Retno terhadap orang tuanya, rasa sakit saya itu takkan terlupakan dan tak akan terobati!"
"Dokter, memupuk rasa kecewa dan dendam itu boleh saja untuk sekedar memacu kita lebih baik lagi, tapi maaf kalau semua terus kita ikuti nggak akan ada habisnya, saya malah lebih suka menjadi comblang untuk dokter kalau dokter berubah fikiran heee..." suster kepala Miranti sedikit bercanda meredakan amarah dr Prabu yang bicara seperti petasan banting.
"Saya masih belum berubah fikiran suster, seperti rencana awal saja!"
"Baik dok."
Dr Prabu mengangguk dan meraih gelas di sebelah kanan mejanya, meminum beberapa teguk dan menyimpannya kembali.
"Berarti mulai malam ini anak anak KKN mulai aktif, di bagi dua sif pagi dan malam lima orang lima orang kecuali yang sudah bekerja sif nya malam terus yang lainnya gantian, program kerjanya sama urus pasien, menangani dan mendampingi kunjungan dokter dan suster dinas, yang sif malam piket dan mendampingi dokter jaga."
"Ya seperti itu dan satu lagi libatkan semua anak anak KKN khusus yang gelombang ini menjadi OB."
"Dokter, bukankah itu menyalahi kan itu sudah ada bagiannya?"
"Kalau suster kepala Miranti nggak mau, kasih tugas itu khusus untuk anak ningrat berdarah biru Raden Ajeng Retno Ayuningtyas saja, saya tunggu dia membawakan minum ke ruangan saya setiap malam dan saya selama tiga bulan kedepan standby akan lembur tiap malam dan beri dia tugas mengelap meja kerja saya!"
Suster kepala Miranti menghela nafas begitu berat dan mengusap dadanya, dan dr Prabu tertawa terbahak keras begitu menakutkan.
Bersambung...
Tinggalkan jejak dan dukungannya, mohon😆 komen, like, hadiah dan vote nya✌️💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
Nur Khofifah
maaf thor sebenernya ceritanya bagus thor, tapi sayang terlalu panjang penjelasan jadi bikin bosen, 🙏🏼
2023-09-19
1
Erni Fitriana
authorlah ini yg punya urusan...😆😆😆
2022-03-16
1
Yayoek Rahayu
makin dalam rasa cintanya....akan smakin susah untuk move on lho,dokter....
2022-02-03
1