Benci tapi rindu

Apa ini yang di namakan benci tapi rindu? dr Prabu tersenyum sendiri dan menepis semua rasa itu semua telah lama berakhir. Dan kini tinggal kenangan yang menyakitkan dan dendam tak pernah padam yang ingin sekali terlampiaskan dan terpuaskan.

Tapi kenapa begitu sulit dirinya jatuh cinta lagi? berkali mencoba dan membina hubungan dengan seorang wanita tetap saja wajah Retno yang menjadi tirai tipis penghalang perasaannya, mungkin kedua orangtuanya sudah bosan mengingatkan dan akhirnya membiarkannya asyik dengan dunianya sendiri, dan dr Prabu pun malah tenggelam dengan kesibukan dan memang saat ini hidupnya di dedikasikan pada pekerjaannya. Maka tak heran sampai saat ini pencapaian dari semua angkatannya kuliah dirinya yang paling menduduki puncak karier, diakui dr Prabu kegagalan dalam urusan cinta memecut dirinya untuk sukses dan harus sukses dalam hal lain dan itu benar semua terpacu kehilangan satu rasa di hatinya dan rasa itu mungkin hanya untuk Retno.

Terlalu mendalam banget mungkin perasaan dr Prabu saat itu mencintai Retno, hingga saat kecewa dan pil pahit yang di dapatkan dari kenyataannya begitu sakit rasa di hatinya.

Dr Prabu ingin membuat penyamaran dirinya agar bisa melihat lebih dekat sosok Retno yang akan menjadi kelinci mainannya mulai malam ini, juga biar tak mudah di kenali saat terpaksa harus berpapasan, melihat dari Cctv-nya tak begitu memuaskannya karena gambarnya tak begitu jelas dan nyata, dr Prabu juga memanjangkan jambang dan kumisnya yang tadinya kerokan setiap hari kini mulai membiarkannya tumbuh di mukanya.

"Apa yang kamu tunggu lagi nak? pekerjaanmu sudah lebih dari mapan, rumah sudah tersedia, adik-adikmu sudah di biayai semua malah sebentar lagi ada yang lulus tinggal nunggu kerja, hidup orangtuamu cukup dari usaha ibu sama bapakmu jualan di kios pasar juga, carilah perempuan yang baik yang saling sayang tak akan tentram hidupmu tanpa seorang pendamping, atau perlu ibu sama bapak carikan pasangan untukmu?"

Kata kata itu sudah agak lama tak terdengar di telinganya dr Prabu mungkin orang tuanya bosan, atau karena tak mempan lagi dan tak berefek? setiap kali mendengar kata kata itu terasa nyeri ulu hatinya, membuat dr Prabu tak betah lama lama pulang ke rumah orangtuanya, dan balik lagi dengan segudang alasan.

Ketidak sempurnaan manusia begitu kelihatan, sukses dalam satu hal mungkin ada kekurangan dalam hal lain, dr Prabu begitu sukses memanage perusahaan dan rumah sakit yang beberapa tempat sudah di singgahi nya sebagai batu loncatan dalam kariernya tapi tak begitu sukses dalam asmara dan memanage perasaannya sendiri.

Haruskah aku kenalkan diri dari awal dan dengan perasaan jumawa di hadapan Retno? kalau dirinya pimpinan di sini! ataukah akan tetap menjadi rahasia dirinya saja?

Sudah menikah kah Retno atau punya pacar kah sekarang? nggak mungkin gadis secantik dan ayu nya Retno tak ada laki laki yang mau atau kah benar sudah di persiapkan orangtuanya dan Retno tinggal menjalaninya saja?

Dr Prabu juga tak habis fikir dengan perasaannya sendiri kenapa begitu deg-degan saat membaca pertama kali nama Retno di map merah itu dan saat melihat langsung Retno dalam pengarahan suster kepala Miranti dari balik kaca ruangannya?

Kepala suster Miranti mengetuk pintu ruangan dr Prabu dan dr Prabu tak ingin terlihat lagi termangu dan melamun cepat cepat mengambil ponselnya dan pura pura lagi sibuk menelephon.

Setelah pintu di ketuk suster kepala Miranti masuk dengan senyum khasnya dan siap melaporkan segalanya dan di balas dengan anggukan dr Prabu.

"Dok gimana acting saya di rekaman yang di kirim tadi pagi?"

"Cukup memuaskan, tapi saya ingin melihat suster kepala Miranti lebih sadis lagi, nanti cari sekecil apapun kesalahan yang di lakukan Retno, kalau tidak ada bikin saja walau hanya akal akalan dan tidak masuk akal juga."

"Aduh dok ..."

"Haaaaaaaa... kenapa?"

"Saya,takut karma dok heee"

"Sudahlah jangan membahas yang lain lainnya, kalau perlu suster kepala Miranti boleh menggunakan dan memanfaatkan orang lain seperti asisten suster kepala Miranti sendiri, tapi dengan catatan harus tahu misi saya dan punya rekamannya untuk saya koreksi nantinya akan ada reward dari saya di akhir tiga bulan mendatang heeeee..."

Suster kepala Miranti hanya diam terpaku, kalau menggunakan lagi orang lain akan menambah lagi dosa saya dan akan dirasa lebih sadis lagi, mungkin orang lain yang melakukannya terhadap Retno akan semena mena sedangkan yang dilakukan dirinya masih dalam batas wajar dan ingin tiga bulan kedepan itu segera terlewati, suster kepala Miranti begitu tak akan tega sedang semuanya baru akan di dimulai nanti malam senin.

"Tolong cari tahu juga nomor telephon Retno buat saya, juga informasi pribadinya statusnya juga, maksud saya punya pacar atau tidak?"

"Dok bukankan itu sesuatu yang privasi di luar kepentingan dinas dan di luar ikatan kerja? apalagi dia hanya KKN tiga bulan di sini." suster kepala Miranti agak keberatan.

"Pengecualian untuk Retno! saya yang punya perintah hanya untuk kepentingan pribadi saja, saya hanya mau tahu."

"Dok kalau boleh saya mengingatkan pandanglah sharing sebagai sahabat janganlah membenci terlalu berlebihan nanti akan kena tulah sendiri, Allah saja maha pemaaf dan Maha membolak balikkan perasaan siapa tahu Mbak Retno itu jodohnya dokter."

"Suster saya pernah mencintainya dengan segenap perasaan pada Retno. Dan mencurahkan semua rasa dengan segenap jiwa saya. Kami saling mencintai itu tak bisa dipungkiri saya akui kami saling mencintai saat itu, tapi apa yang kami perjuangkan itu tak ada artinya dihadapan keluarga ningrat Raden Haryo Atmojo, saya seperti cacing melata tak sedikitpun di pandang, saya dihadapannya tak sedikitpun dihargai, orang tua saya,saudara saya yang datang ke rumahnya dengan niat baik ingin melamar dia tak ada sedikit pun kata pembelaan kata marah dan sanggahan dari seorang Retno terhadap orang tuanya, rasa sakit saya itu takkan terlupakan dan tak akan terobati!"

"Dokter, memupuk rasa kecewa dan dendam itu boleh saja untuk sekedar memacu kita lebih baik lagi, tapi maaf kalau semua terus kita ikuti nggak akan ada habisnya, saya malah lebih suka menjadi comblang untuk dokter kalau dokter berubah fikiran heee..." suster kepala Miranti sedikit bercanda meredakan amarah dr Prabu yang bicara seperti petasan banting.

"Saya masih belum berubah fikiran suster, seperti rencana awal saja!"

"Baik dok."

Dr Prabu mengangguk dan meraih gelas di sebelah kanan mejanya, meminum beberapa teguk dan menyimpannya kembali.

"Berarti mulai malam ini anak anak KKN mulai aktif, di bagi dua sif pagi dan malam lima orang lima orang kecuali yang sudah bekerja sif nya malam terus yang lainnya gantian, program kerjanya sama urus pasien, menangani dan mendampingi kunjungan dokter dan suster dinas, yang sif malam piket dan mendampingi dokter jaga."

"Ya seperti itu dan satu lagi libatkan semua anak anak KKN khusus yang gelombang ini menjadi OB."

"Dokter, bukankah itu menyalahi kan itu sudah ada bagiannya?"

"Kalau suster kepala Miranti nggak mau, kasih tugas itu khusus untuk anak ningrat berdarah biru Raden Ajeng Retno Ayuningtyas saja, saya tunggu dia membawakan minum ke ruangan saya setiap malam dan saya selama tiga bulan kedepan standby akan lembur tiap malam dan beri dia tugas mengelap meja kerja saya!"

Suster kepala Miranti menghela nafas begitu berat dan mengusap dadanya, dan dr Prabu tertawa terbahak keras begitu menakutkan.

Bersambung...

Tinggalkan jejak dan dukungannya, mohon😆 komen, like, hadiah dan vote nya✌️💝

Terpopuler

Comments

Nur Khofifah

Nur Khofifah

maaf thor sebenernya ceritanya bagus thor, tapi sayang terlalu panjang penjelasan jadi bikin bosen, 🙏🏼

2023-09-19

1

Erni Fitriana

Erni Fitriana

authorlah ini yg punya urusan...😆😆😆

2022-03-16

1

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

makin dalam rasa cintanya....akan smakin susah untuk move on lho,dokter....

2022-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Kenangan menyakitkan
2 Tugas berat
3 Jurus awal
4 Tetap bergetar
5 Benci tapi rindu
6 Panggilan hati
7 Dikira putri solo
8 Benci dan cinta itu tipis
9 Comblang
10 Jalankan saja !
11 Sangsi yang ekslusif
12 "Deal mulai sekarang kita jadi sahabat !"
13 Hati tak bertuan
14 Merasa serba malas
15 Belum ada love
16 Carilah solusi lain
17 Tumpangan
18 Ada yang menantang adu jotos
19 Hanya ingin meyakinkan
20 Saya hanya ingin bercerita
21 Oh jadi ini dr Prabu
22 Pimpinan paling menyebalkan
23 Kangen rumah orangtua
24 Rencana lain sang Prabu
25 Kita lihat saja nanti
26 Titik awal masa depanku
27 Kamu nikung aku
28 Ganteng maksimal
29 Kapan bawa calon istri ke sini ?
30 Pencitraan
31 Teringat ciuman pertama
32 Beban fikiran yang berat
33 Sakit hati dan terluka
34 Di rawat
35 Adakah rasa rindu ini Mas rasakan juga ?
36 Aku telah mendengar semuanya
37 Kiriman roti special
38 Jujurkanlah hati
39 Jujur setingan
40 Witing tresno
41 Merubah benci menjadi rasa cinta kembali
42 Katakan !
43 Aku kangen kamu Retno
44 Merubah segalanya
45 Aturan mulai detik ini
46 Cinta itu komitmen
47 Masih kaku dan sungkan
48 Biarkan aku jatuh cinta lagi
49 Maafkan aku Mbak
50 Sakit pura pura
51 Gossip
52 Menjaga hati
53 Izin seorang Kakak
54 Curhat pada adik
55 Depan mata dan kepala
56 Emosi berlebihan
57 Gratifikasi
58 Orang baik pasti minta maaf
59 Rendra
60 Ingin menebus kesalahan
61 Tamu spesial
62 Pemain pembuka
63 Idola baru
64 Alya yang manja
65 Kejujuran Alya
66 Hilang satu per satu sahabat
67 Ingin melihat lebih dekat
68 Ingin di dampingi
69 Permainan emosi
70 Alya bikin sakit kepala
71 Banyak yang tak tahu tentangmu
72 Merasa di abaikan
73 Semakin ngaco aja
74 Menikmati akhir rasa kecewa
75 Penasaran Alya
76 Malasnya Alya
77 Intan dan dr Prabu
78 Intan dan dr Prabu 2
79 Menghilang
80 Game Alya
81 Kemenangan Alya
82 Luka Retno
83 Jangan menangis Kak!
84 Jangan menangis Kak 2
85 Sejenak khayalan Intan
86 Kegelisahan Alya
87 Baper
88 Butuh sahabat
89 Cemas hati
90 Harapan baru yang samar
91 Kepulangan Intan
92 Kegelisahan Prabu
93 Set kemenangan buat Retno
94 Insting seorang Ibu
95 Perasaan Alya
96 Ketakutan Alya
97 Ungkapan cinta terdalam
98 Alya dan keluarganya
99 Mulai tanda tanya
100 Menuju partai final
101 Final
102 Final 2
103 Final 3
104 Mengawinkan piala
105 Kecemasan orangtua
106 Belum jadi Ibu dokter
107 Aku ingin menatapmu semalamam
108 Ciuman selamat pagi
109 Batik senada
110 Bukan masalah gampang
111 Piala kemenangan
112 Misi Khusus Mas Prabu
113 Apel pertama
114 Tak seram seperti yang di bayangkan.
115 Pagi yang dingin
116 Sarapan dengan harapan
117 Persiapan Lamaran
118 Persiapan lamaran 2
119 Tunangan
120 Usai lamaran siap pernikahan
121 Menuju hari H
122 Syok
123 Mencoba jujur
124 Menangis dan menangis
125 Dua minggu menuju hari H
126 Bu Harni adalah Ibuku juga
127 Momen tak terlupakan
128 Kenophobia
129 Sama-sama sabar
130 Harapan Mama
131 Tahu apa mereka?
132 Kegelisahan
133 Kejujuran pengakuan
134 Do'a sahabat
135 Perjalanan
136 Intan dan Imam tetap bangga
137 Saksi pertengkaran
138 Alya dan kemarahannya
139 Prosesi awal
140 Hari yang di tunggu
141 MP
142 MP 2
143 MP 3
144 Jamu spesial
145 Persiapan resepsi ke dua
146 Pesan video
147 Mulai gamang
148 Malam pertama di kamar impian
149 Berbagi cerita
150 Menjelang resepsi kedua
151 Resepsi kedua
152 Usai pesta
153 Malam paling bergairah
154 Do'a orangtua
155 Mulai ada riak
156 Kejujuran
157 Wangi bunga pelaminan
158 Perjalanan tak tentu tujuan
159 Aku setuju
160 Berbagi kesedihan
161 Hanya E-mail
162 Air mata kejujuran
163 Jadi relawan
164 Merindu
165 Secangkir coklat hangat
166 Titip rindu
167 Kedatangan Intan
168 Aku harus menang
169 Positif
170 Ada apa?
171 Membuka kisah
172 Kenyamanan
173 Harapan seorang Ibu
174 Biarkan aku memilih
175 Masih bisa tersenyum
176 Apa yang harus saya lakukan?
177 Kecemasan seorang Ibu
178 Tali yang tersimpulkan
179 Sebenarnya siapa anda ini?
180 Cerita Desty
181 Cerita Rendra
182 Kerinduan jadi keputusan
183 Pertemuan
184 Pulang dengan kerinduan
185 Kesedihan seorang Ibu
186 Sinyal kuat
187 Menunggu
188 Terlalu rindu
189 Mas, sudah pulang?
190 Aku serius
191 Semakin cinta
192 Naik turun pegel
193 Temani dr Imam sama Intan
194 Liburan di rumah saja
195 Nasihat buat bumil
196 Retno yang bijaksana
197 Bimbang dr Imam
198 Alya program di rumahsakit ini
199 Keluar manjanya
200 Masakan Ibu hamil
201 Vionna
202 Habis kata untuk menolak
203 Penolakan
204 Masih tidak percaya
205 Mengintip pembicaraan
206 Membantu mencari solusi
207 Kalut dr Imam
208 Nasehat buat Intan
209 Kakak yang bijaksana
210 Tetap mesra
211 Konsultasi
212 Fantasi Alya
213 Marah tapi cinta
214 Serba kebetulan
215 Hamil
216 Luka lama
217 Ingin di pahami
218 Memilih diam
219 Merasa di tantang
220 Cobaan cinta
221 Sama-sama kecewa.
222 Vionna
223 Gelisah dr Imam
224 Merasa malas
225 Pandangan pertama
226 Stok maaf buat Intan
227 Bimbang dr Imam
228 Intan sakit
229 Ya, Aku memang menang!
230 Cerita ulat bulu
231 Aku tidak nyaman
232 Sama lagi punya masalah
233 Janji ajak jalan-jalan
234 Pengakuan dr Imam
235 Kirim makanan
236 Saling beri saran
237 Main kok ke RS
238 Kirim makanan
239 Alya apa tujuanmu?
240 Alya bikin bingung
241 Makan malam
242 Seperti pintu yang terbuka
243 Curhat pada Istri
244 Makan malam
245 Tertangkap basah
246 Sulit memberi pengertian
247 Debat intelektual
248 Dalam kamar
249 Ada apa dengan mereka?
250 Marah seorang Ibu
251 Akal Vionna
252 Kesal Vionna
253 Walikota
254 Saling rindu
255 Bersitegang
256 Sahabat tetap terbaik
257 Rekomendasi Intan
258 Mau mencoba kerja
259 Nostalgia kelam
260 Intan kerja magang
261 Praktek di datangi Vionna
262 Vionna kena skak
263 Vionna yang cuek saja
264 Peringatan Retno pada dr Imam
265 Menentang orangtua
266 Tetap memadu kasih
267 Support Intan
268 Bicara berdua
269 Mengantar Vionna pulang
270 Ajakan menikah
271 Berniat melamar
272 Niat menikah
273 Sudah saling siap
274 Minta restu lagi.
275 Aku berhak semua atas istriku
276 Hijrah
277 Keluar rumah
278 Langsung mau minta izin
279 Kejutan manis
280 Buka baju di rumah impian
281 Sambutan baik rencana nikah
282 Kenangan di balik pintu
283 Ikut rapat
284 Salam damai
285 Sore-sore belah duren
286 Resepsi Intan (1bab akhir)
287 Resepsi Intan (Bab penutup)
Episodes

Updated 287 Episodes

1
Kenangan menyakitkan
2
Tugas berat
3
Jurus awal
4
Tetap bergetar
5
Benci tapi rindu
6
Panggilan hati
7
Dikira putri solo
8
Benci dan cinta itu tipis
9
Comblang
10
Jalankan saja !
11
Sangsi yang ekslusif
12
"Deal mulai sekarang kita jadi sahabat !"
13
Hati tak bertuan
14
Merasa serba malas
15
Belum ada love
16
Carilah solusi lain
17
Tumpangan
18
Ada yang menantang adu jotos
19
Hanya ingin meyakinkan
20
Saya hanya ingin bercerita
21
Oh jadi ini dr Prabu
22
Pimpinan paling menyebalkan
23
Kangen rumah orangtua
24
Rencana lain sang Prabu
25
Kita lihat saja nanti
26
Titik awal masa depanku
27
Kamu nikung aku
28
Ganteng maksimal
29
Kapan bawa calon istri ke sini ?
30
Pencitraan
31
Teringat ciuman pertama
32
Beban fikiran yang berat
33
Sakit hati dan terluka
34
Di rawat
35
Adakah rasa rindu ini Mas rasakan juga ?
36
Aku telah mendengar semuanya
37
Kiriman roti special
38
Jujurkanlah hati
39
Jujur setingan
40
Witing tresno
41
Merubah benci menjadi rasa cinta kembali
42
Katakan !
43
Aku kangen kamu Retno
44
Merubah segalanya
45
Aturan mulai detik ini
46
Cinta itu komitmen
47
Masih kaku dan sungkan
48
Biarkan aku jatuh cinta lagi
49
Maafkan aku Mbak
50
Sakit pura pura
51
Gossip
52
Menjaga hati
53
Izin seorang Kakak
54
Curhat pada adik
55
Depan mata dan kepala
56
Emosi berlebihan
57
Gratifikasi
58
Orang baik pasti minta maaf
59
Rendra
60
Ingin menebus kesalahan
61
Tamu spesial
62
Pemain pembuka
63
Idola baru
64
Alya yang manja
65
Kejujuran Alya
66
Hilang satu per satu sahabat
67
Ingin melihat lebih dekat
68
Ingin di dampingi
69
Permainan emosi
70
Alya bikin sakit kepala
71
Banyak yang tak tahu tentangmu
72
Merasa di abaikan
73
Semakin ngaco aja
74
Menikmati akhir rasa kecewa
75
Penasaran Alya
76
Malasnya Alya
77
Intan dan dr Prabu
78
Intan dan dr Prabu 2
79
Menghilang
80
Game Alya
81
Kemenangan Alya
82
Luka Retno
83
Jangan menangis Kak!
84
Jangan menangis Kak 2
85
Sejenak khayalan Intan
86
Kegelisahan Alya
87
Baper
88
Butuh sahabat
89
Cemas hati
90
Harapan baru yang samar
91
Kepulangan Intan
92
Kegelisahan Prabu
93
Set kemenangan buat Retno
94
Insting seorang Ibu
95
Perasaan Alya
96
Ketakutan Alya
97
Ungkapan cinta terdalam
98
Alya dan keluarganya
99
Mulai tanda tanya
100
Menuju partai final
101
Final
102
Final 2
103
Final 3
104
Mengawinkan piala
105
Kecemasan orangtua
106
Belum jadi Ibu dokter
107
Aku ingin menatapmu semalamam
108
Ciuman selamat pagi
109
Batik senada
110
Bukan masalah gampang
111
Piala kemenangan
112
Misi Khusus Mas Prabu
113
Apel pertama
114
Tak seram seperti yang di bayangkan.
115
Pagi yang dingin
116
Sarapan dengan harapan
117
Persiapan Lamaran
118
Persiapan lamaran 2
119
Tunangan
120
Usai lamaran siap pernikahan
121
Menuju hari H
122
Syok
123
Mencoba jujur
124
Menangis dan menangis
125
Dua minggu menuju hari H
126
Bu Harni adalah Ibuku juga
127
Momen tak terlupakan
128
Kenophobia
129
Sama-sama sabar
130
Harapan Mama
131
Tahu apa mereka?
132
Kegelisahan
133
Kejujuran pengakuan
134
Do'a sahabat
135
Perjalanan
136
Intan dan Imam tetap bangga
137
Saksi pertengkaran
138
Alya dan kemarahannya
139
Prosesi awal
140
Hari yang di tunggu
141
MP
142
MP 2
143
MP 3
144
Jamu spesial
145
Persiapan resepsi ke dua
146
Pesan video
147
Mulai gamang
148
Malam pertama di kamar impian
149
Berbagi cerita
150
Menjelang resepsi kedua
151
Resepsi kedua
152
Usai pesta
153
Malam paling bergairah
154
Do'a orangtua
155
Mulai ada riak
156
Kejujuran
157
Wangi bunga pelaminan
158
Perjalanan tak tentu tujuan
159
Aku setuju
160
Berbagi kesedihan
161
Hanya E-mail
162
Air mata kejujuran
163
Jadi relawan
164
Merindu
165
Secangkir coklat hangat
166
Titip rindu
167
Kedatangan Intan
168
Aku harus menang
169
Positif
170
Ada apa?
171
Membuka kisah
172
Kenyamanan
173
Harapan seorang Ibu
174
Biarkan aku memilih
175
Masih bisa tersenyum
176
Apa yang harus saya lakukan?
177
Kecemasan seorang Ibu
178
Tali yang tersimpulkan
179
Sebenarnya siapa anda ini?
180
Cerita Desty
181
Cerita Rendra
182
Kerinduan jadi keputusan
183
Pertemuan
184
Pulang dengan kerinduan
185
Kesedihan seorang Ibu
186
Sinyal kuat
187
Menunggu
188
Terlalu rindu
189
Mas, sudah pulang?
190
Aku serius
191
Semakin cinta
192
Naik turun pegel
193
Temani dr Imam sama Intan
194
Liburan di rumah saja
195
Nasihat buat bumil
196
Retno yang bijaksana
197
Bimbang dr Imam
198
Alya program di rumahsakit ini
199
Keluar manjanya
200
Masakan Ibu hamil
201
Vionna
202
Habis kata untuk menolak
203
Penolakan
204
Masih tidak percaya
205
Mengintip pembicaraan
206
Membantu mencari solusi
207
Kalut dr Imam
208
Nasehat buat Intan
209
Kakak yang bijaksana
210
Tetap mesra
211
Konsultasi
212
Fantasi Alya
213
Marah tapi cinta
214
Serba kebetulan
215
Hamil
216
Luka lama
217
Ingin di pahami
218
Memilih diam
219
Merasa di tantang
220
Cobaan cinta
221
Sama-sama kecewa.
222
Vionna
223
Gelisah dr Imam
224
Merasa malas
225
Pandangan pertama
226
Stok maaf buat Intan
227
Bimbang dr Imam
228
Intan sakit
229
Ya, Aku memang menang!
230
Cerita ulat bulu
231
Aku tidak nyaman
232
Sama lagi punya masalah
233
Janji ajak jalan-jalan
234
Pengakuan dr Imam
235
Kirim makanan
236
Saling beri saran
237
Main kok ke RS
238
Kirim makanan
239
Alya apa tujuanmu?
240
Alya bikin bingung
241
Makan malam
242
Seperti pintu yang terbuka
243
Curhat pada Istri
244
Makan malam
245
Tertangkap basah
246
Sulit memberi pengertian
247
Debat intelektual
248
Dalam kamar
249
Ada apa dengan mereka?
250
Marah seorang Ibu
251
Akal Vionna
252
Kesal Vionna
253
Walikota
254
Saling rindu
255
Bersitegang
256
Sahabat tetap terbaik
257
Rekomendasi Intan
258
Mau mencoba kerja
259
Nostalgia kelam
260
Intan kerja magang
261
Praktek di datangi Vionna
262
Vionna kena skak
263
Vionna yang cuek saja
264
Peringatan Retno pada dr Imam
265
Menentang orangtua
266
Tetap memadu kasih
267
Support Intan
268
Bicara berdua
269
Mengantar Vionna pulang
270
Ajakan menikah
271
Berniat melamar
272
Niat menikah
273
Sudah saling siap
274
Minta restu lagi.
275
Aku berhak semua atas istriku
276
Hijrah
277
Keluar rumah
278
Langsung mau minta izin
279
Kejutan manis
280
Buka baju di rumah impian
281
Sambutan baik rencana nikah
282
Kenangan di balik pintu
283
Ikut rapat
284
Salam damai
285
Sore-sore belah duren
286
Resepsi Intan (1bab akhir)
287
Resepsi Intan (Bab penutup)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!