Mau makan mangga muda.

"Iya, mom *aku akan selalu tabah ," kata Erlan.

" Ded, aku mau bikin ikan bakar Nila, sambal terasi tomat , Tumis kangkung dan ikan patin sayur asam ," kata Risa.

"Ded beli dulu ya di supermarket," kata Erlan.

" Iya Ded," kata Risa.

Erlan pun berangkat menuju supermarket, 30 menit kemudian dia pun sampai dan mencari bahan yang di cari nya.

Matanya pun tak sengaja melihat mangga muda yang enak di makan dia pergi mengambilnya.

Setelah selesai mencari bahan nya dia pun pergi ke kasir buat membayar yang di beli nya.

Setelah selesai membayar nya, Erlan pun masuk mobil dan pulang.

30 menit kemudian Erlan sampai rumah, Risa yang mendengar suara mobil suaminya keluar keteras menyambut suaminya.

"Ded, udah pulang ?" tanya Risa.

"Udah lah mom," kata Erlan.

"Ya udah ikan nya suruh bibi bersihkan dulu habis itu kita bakar, aku mengolah bumbu dulu, bikin sambal dan me oseng kangkung," kata Risa.

"Oke mom," kata Erlan.

Erlan pun mengantar ikan ke bibi buat di siangin.

"Non mau bikin apa?" tanya Bibi Ani.

" Nila bakar, ikan patin sayur asam, tumis kangkung dan sambal tomat terasi," kata Risa.

"Enak tu, nanti bibi bantu ya non," kata Bi.

"Boleh kok bi," kata Risa.

Bibi dengan cekatan mengurus ikan nya, Risa mengurus bumbu dan Erlan menghidupkan arang.

"Mom, Rima mana gak terlihat?" tanya Erlan.

" Turun kuliah ada kelas sore katanya," kata Risa.

"Oh gitu, nanti suruh Asisten Evan jemput dia," Erlan.

"Iya Ded," kata Risa.

"Mom, gimana kalau kita jodoh aja Rima sama Asisten Evan ," kata Erlan.

"Aku tak berani Ded, karena aku tau mencintai itu harus karena cinta karena perjodohan menyakit kan," kata Risa.

"Apa mom, menyesal menikah dengan ku, karena terpaksa ," kata Erlan.

" Gak kok Ded, cuma kita tak boleh menjodoh mereka lagi, bila jodoh tak akan kemana ," kata Risa.

"Karena aku tau betapa sakit di jodohin, apa lagi kalau pasangan kita tak mencintai kita, di siksa dan di hina," batin Risa.

"Mamah kenapa melamun, kalau mamah tak rela menikah dengan pah jangan di paksakan ," kata Erlan.

"Buat apa aku menyesali Mas, karena aku tau kamu jodoh aku," kata Risa.

"Iya mom," kata Erlan tak bersemangat dia tau Risa melamun Tetang perjala hidup mereka berdua, dan dia janji di hatinya tak akan membiarkan istrinya menangis lagi.

"Mom gimana ni udah hidup apinya," kata Erlan.

"Tunggu berbarah Ded," kata Risa.

"Bi Ikannya di lumuri dengan bumbu di atas meja," kata Risa.

"Iya non," kata Bi.

"Mom, kamu suka masak ya?" tanya Erlan.

" Iya Ded, dulu cita-cita aku ingin memiliki restoran sendiri atau setidaknya rumah makan sendiri," kata Risa.

"Iya semoga aja tercapai," kata Erlan.

"Aku akan meberi mu kejutan setelah melahirkan," Batin Erlan.

"Suami tak peka," batin Risa.

"Dulu kamu sekolah apa Mom?" tanya Erlan.

" Tata boga," kata Risa.

"Oh pantas kamu ahli memasak," kata Erlan.

'

" Gak juga kok," kata Risa tersipu malu.

"Kok wajah mu merah gitu apa kamu sakit," kata Erlan bercanda.

"Gak ," kata Risa semakin malu karena ketahuan dia malu mendengar perkataan suaminya.

"Ini Tuan ikan nya," kata Bi Ani.

"Terimakasih ni," kata Erlan.

"Sama-sama tuan," kata Bibi.

"Di kasih mantega dulu Ded, biar enak," kata Risa .

"Kecap nya gak ?" tanya Erlan.

"Kan udah situ," kata Risa .

"Iya juga ," kata Erlan.

"Udah Ded tunggu ya sampai matang, awas kalau terbakar ," kata Risa.

"Iya mom," kata Erlan.

Risa pun masuk dapur dan membuat Sayur asam ikan patin.

"Bi tolong jaga ikan bakarnya suruh tuan kesini ," kata Risa.

"Baik Non," kata Bibi.

"Tuan, anda di panggil non ke dapur," kata Bibi.

"Ada apa bi,?" tanya Erlan.

"Gak tau juga tuan," kata Bi.

"Iya udah aku masuk dulu," kata Erlan.

Erlan pun masuk dapur melihat punggung istrinya yang sedang memasak.

"Ada apa Mom," tanya Erlan.

"Ded, telpon Evan suruh makan sini dan kasih non Rima, biar dia jemput di kampus," kata Risa.

"Iya Mom," kata Erlan.

Erlan pun menelpon sekretaris nya Elvan, Tututtt panggilan tersambung.

"Iya ada apa bos?" tanya Evan.

"Van kamu makan di rumah lah, dan tolong jemput ipar ku di kampus nanti aku kirim no nya ," kata Erlan.

"Iya oke sip bos," kata Evan.

1 jam berkutat di dapur akhirnya jadi juga masakan Risa tinggal dia menata di meja.

Ikan Nila bakar kecap pedas manis, Tumis kankung pedas, Ayam goreng, Sayur asam ikan patin dan sambal terasi.

30 menit menata makan di atas meja akhirnya jadi juga , Risa pun ke atas buat mandi.

Di luar suara mobil masuk perkarangan rumah.

"Ded, kamu turun dulu aku mau mandi ," kata Risa.

"Iya mom," kata Erlan.

Risa pun masuk ke kamar mandi buat mandi .

25 lima menit kemudian Risa pun keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian santainya, dia pun turun kebawah buat makan malam.

Setelah sampai di lantai bawah dia tak melihat Rima.

"Luo Rima mana Ded?" tanya Risa.

"Mandi mom," kata Erlan.

"Oh iya kita tunggu dia dulu ," kata Risa.

Setelah selesai mandi dan pasang pakai Rima pun turun ke bawah dan menuju ke tempat kemereka kakak nya bercanda.

" Oke udah cukup personilnya kita makan aja aku udah lapar dari tadi," kata Erlan.

"Emang perut kakak aja yang karet mau makan terus ," kata Rima.

"Kita kerjakan buat makan de," kata Erlan.

Semua menuju meja makan.

"Apa ini semua kakak mu yang buat?" tanya Evan kepada Rima.

"Iya lah masa kakak mu gak mungkin kan," kata Rima.

"Gitu aja sewot," kata Evan.

" Emang benar kan Siapa lagi kalau masak kalau bukan kakak ku, kakak kamu kan gak ada ," kata Rima .

"Aku gak punya ka, ada adik aja, aku nanya siapa tau masak bibi," kata Evan ketus*.

Anggap ini lah sayur asam ikan patin

Tumis kangkung pedas.

Ayam goreng bumbu pedas.

*Ikan Nila bakarnya.

yang terakhir tak terlupakan tanpa ini tak enak masakan*.

*sambal terasi.

Mereka pun memulai makan mereka dengan lahap, Rima dan Evan berebut Ayam goreng bumbu pedas.

"Ini punya aku," kata Risa.

"Aku yang duluan," kata Evan.

"Enak aja kan makan lain kan banyak," kata Rima.

"Aku mau yang ini," kata Rima.

"Rima udah, bisa diam gak ada diamnya kalau makan, kamu tu cewek makannya harus anggun ," kata Risa.

"Buat apa anggun kalau munafik," kata Rima.

"Benar juga ," kata Erlan.

" Ded," kata Risa.

"Iya maaf mom," kata Erlan.

" Ni cewek gak ada manis nya kalau makan, mana makan pakai tangan lagi," batin Evan.

'Tapi menarik ," kata Evan senyum simpul.

" gimana dengan perusahan Van?" tanya Erlan.

" Evan yang tak mendengar pertanyaan Evan tak menjawab.

"Kenapa ni anak nggak menjawab pertanyaan ku," kata Erlan.

"Erlan pun melihat Evan selalu memperhatikan Rima.

"Pantas gak dengar orangnya melamun liat orang lain," kata Erlan.

"Ehmmm," kata Erlan berdehem, masih tak memaling dari menatap Rima, Evan.

"Rima pun memperhatikan Ipar dan melihat tatapan ipar nya memperhatikan Evan juga ikut melihat ke Evan.

"Apa yang kamu lihat dari aku sampai Fukus sekali apa aku cantik," kata Rima.

"Siapa bilang kamu cantik, kaya Burik gitu," kata Evan.

"Tadi liat siapa liat kucing beranak, gak ada kucing," kata Rima.

"Liat onta makan tak ada sopan sama sekali," kata Evan.

"Kamu bilang aku onta ?" tanya Rima.

"Siapa bilang," kata Evan.

" kamu," kata Rima.

"Gak ada Tu," kata Evan.

Erlan dan Risa pun pergi diam-diam dari meja makan dan pergi ke ruang keluarga.

" Biar aja mereka bertengkar sampai pagi," kata Erlan kesal.

"Rima sifat kepalanya gak mau ngalah, apalagi Evan sama," kata Risa.

"Udah jangan di pikiran, mending kita nonton tv," kata Erlan.

"Aden dan non udah berhenti makan nya atau belum," kata Bibi Ani.

"Udah bi," kata Rima malu.

"Silakan di bersihkan Bi," kata Evan.

"Kurang asam Erlan, aku di tinggal di meja makan sama mahluk Alien," kata Evan.

"Apa kamu kata kan aku manusia Alien, kamu tu manusia astral," kata Rima.

"Gak ada malunya jadi cewek," kata Evan.

"Gak ada malunya jadi cowok adu mulut dengan cewek," kata Rima.

"Mereka berdua pun terus beradu mulut sampai Erlan dan Risa pusing mendegar nya.

" Evan ikut aku keruang kerja," kata Evan.

" Baik Bos," kata Evan kaku.

"Rima, masuk kamar mu sakit kepala aku mendengar kalian bertengkar terus," kata Evan.

"Iya ka," kata Rima.

" Heran aku Van, biasanya kamu cuek dengan cewek, dan tak ingin terlalu dekat apa lagi bertengkar seperti ini," kata Erlan.

" Aku gak tau juga dengan perasaan aku, aneh juga dengan nya aku bisa dekat dan malah bertengkar," kata Evan.

"Jangan- jangan kamu jatuh cinta," Kata Erlan.

"Gak mungkin gak ada kamu di sejarah aku jatuh cinta ," kata Evan.

"Jangan -jalan kau penyuka jenis mu," kata Erlan mengriding bulu nya.

"Enak aja aku masih normal," kata Evan

" Tapi kenapa kau tak menyukai lawan jenis mu?" tanya Erlan.

"Karena aku tak pernah jatuh cinta Erlan ," kata Evan.

"Hahaaaa benar juga kamu kan, bucin sama kerjaan," kata Erlan.

" Gimana mau dapat pacar atau jodoh tiap hari dan ada-ada aja kerja yang di urus," kata Evan.

"Kamu ngomel sama aku yang ngasih kamu kerjaan," kata Erlan.

"Bukan gitu tuan," kata Evan.

"lalu, kan aku gak ada waktu buat kencan karena aku ingin berhasil dan bisa membahagiakan kedua orang tua aku dulu," kata Evan.

"Apa gajih mu kurang buat beli rumah Van, kamu betah sekali di apartemen," kata Erlan.

"Gak kok , di apartemen kan enak," kata Evan.

"Benar juga ," kata Erlan.

"Ded aku mau mangga muda ," kata Risa .

"Di kulkas ada mangga Muda nya mom," kata Erlan.

"Iya Ded makasih," kata Risa*.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***