RECOVERY HATI

'Kehidupan di depan kita adalah rahasia Tuhan, keberuntungan maupun kemalangan sering datang tiba-tiba tanpa disangka.'

—MOVE ON, by: Mrs Caffeine

💗

💗

💗

Selepas isya', Malika dan si kembar yang baru pulang ke rumah mereka setelah jalan-jalan seharian dengan Rima dan Satria nampak sangat puas. Meski kelelahan tapi ketiganya merasa luar biasa senang.

Tak kalah girangnya dengan anak-anaknya, Malika pun serasa kembali menjadi anak remaja yang labil. Ingin ini ingin itu... ba—nyak se—ka—li! Sayangnya tak semuanya harus ia beli karena ia harus menghemat tabungannya demi modal hidup bersama kedua anak kembarnya.

Tapi hari ini, Malika membeli barang-barang yang dibutuhkannya. Seperti mengganti ponsel jadulnya menjadi ponsel pintar dengan spec yang bagus, meski bukan keluaran terbaru tapi ponsel pintar yang baru dibelinya itu cukup kuat.

Dan salah satunya yang paling menakjubkan baginya adalah ia membeli sebuah motor matic untuknya sendiri. Ia sama sekali tidak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah kendaraan miliknya sendiri yang dibelinya dari uangnya sendiri. Ini keajaiban, batin Malika lebay.

"Tapi kalo nanti motornya udah dianter di rumah, enggak boleh dibawa ke jalan raya dulu ya sebelum lo punya SIM. Buat jalan-jalan keliling komplek aja dulu, yang deket-deket!" Rima mewanti-wanti.

Rima dan Satria yang juga kelelahan setelah keliling seharian dengan trio bocah (dalam hal ini, Malika termasuk bocah saking katroknya) akhirnya nebeng rehat sebentar di ruang tamu rumah Malika.

"Siap, Bu Bos!" jawab Malika dengan lantang.

"Kapanpun lo mau! Gue siap nemenin lo bikin SIM! Pake KTP lo yang lama aja dulu nggak apa-apa kok, Ka! Kelamaan kalo harus nunggu Kartu Keluarga plus KTP baru lo setelah surat cerai lo turun."

"Oh, Oke-oke. Siyap!" balas Malika sambil berpose hormat. "Btw, ajarin gue chattingan sama pesbukan dong! Gue pengen cari peluang buat jualan online nih!" pinta Malika pada Rima.

"Besok ajalah! Capek banget nih gue sekarang!" sahut Rima.

"Bener yaa! Awas lo kalo enggak!" ancam Malika.

"Emang lo mau jualan apaan di online gitu?" tanya Rima kepo.

"Ka, aku permisi ambil air dingin di kulkas ya! Aus nih!" Sementara Satria malah kehausan.

"Ooh, iya, Mas! Ambil aja!" sahut Malika pada Satria yang sudah ngeloyor masuk. "Jadi dulu tetangga gue pas di rumah Amiadi tuh ada yang jualan online via whatsapp sama pesbuk gitu, Rim! Dia jualan makanan, kaya katering tapi sesuai pesanan doang, nah gue mau tiru tuh jualan model begitu! Tapi gue jualannya kue sama cake," beber Malika.

"Emangnya lo bisa bikin kue sama cake?" tanya Rima ragu.

"Bisa do—ng, yah...walaupun belom banyak jenis yang gue bisa tapi mumpung sekarang gue bebas ngapain aja, gue mau manfaatin waktu gue untuk uji coba resep sebanyak-banyaknya. Kalo udah bener-bener bisa, baru deh gue promosiin," jelas Malika dengan semangat membara.

Rima tersenyum senang melihat semangat yang muncul dari sepupunya itu. Sepertinya kekhawatirannya selama ini sia-sia saja melihat Malika yang malah begitu menikmati hidupnya kini.

Mungkin memang benar, bahwa Malika lebih bahagia menjadi janda dan hidup sendiri bersama kedua anak kembarnya ketimbang berstatus istri dari seorang pria super egois dan tak pernah diperlakukan selayaknya istri atau menantu.

***

Sementara itu... di saat yang sama, namun di lokasi yang berbeda, telah terjadi kecelakaan di ruas jalan Tol yang menghubungkan antara dua kota.

Peristiwa naas yang terjadi di kilometer sembilan puluh enam koma delapan antara kota S dan kota Y itu melibatkan truk tronton yang berasal dari kota M dan Bus malam Kereta Kencana.

Diduga saat kejadian, pengemudi truk tronton mengantuk sehingga melewati batas jalan dan menabrak bagian depan Bus Kereta Kencana yang sedang melaju dari arah yang berlawanan, begitulah kira-kira kronologi kejadian menurut penuturan Ketua unit PJR Tol kota Y.

Dan menurut Humas Tol antar kota tempat kecelakaan tersebut terjadi, terdapat tiga orang yang mengalami luka berat dan satu orang korban yang meninggal dunia di tempat, yaitu sopir bus Kereta Kencana itu sendiri.

"Korban luka berat ada dua orang dewasa dan satu anak-anak. Semuanya langsung dilarikan di Rumah Sakit Umum terdekat." ucap Humas Tol tersebut menjelaskan.

Adalah Taki Sahara, salah seorang korban kecelakaan yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum di pinggiran kota S, sedang menerima penanganan darurat dari tim medis Rumah Sakit tersebut sambil menunggu anggota keluarganya tiba.

Posisi duduknya yang tepat berada di belakang sopir menjadikannya sebagai salah satu korban dengan luka berat, khususnya di bagian kepala.

"Kak... Hana..., Kakak...." gumam Taki di sisa-sisa kesadarannya.

Pandangan matanya yang perlahan menjadi kabur efek dari suntikan anestesi umum oleh salah seorang dokter, membuat Taki tak mampu memastikan dimana dirinya berada kini.

Seluruh tubuhnya mati rasa, tetapi ia masih dapat mencium anyirnya bau darah dari sekujur tubuhnya.

Beberapa jam sebelumnya...

Taki yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah lelah bekerja seharian ini tiba-tiba menerima panggilan telepon dari ponselnya. Dengan santai, Taki mengeluarkan ponsel dari saku cardigan berbahan tweed yang masih dikenakannya.

Terlihat nomor kontak kakak perempuannya—Hana—di layar ponsel pintarnya itu. Tanpa menunda lagi, Taki langsung meng-swipe layar ke atas untuk menerima panggilannya.

📱TAKI SAHARA

Halo, kak! Gimana liburanmu? Seru?

📱HANA SAHARA

Takiii....(Hiks!)

Taki langsung bangkit dari posisi telentangnya begitu ia mendengar isakan dari suara kakaknya di seberang sana.

📱TAKI SAHARA

Hei, kamu kenapa, Kak? Apa kakak baik-baik aja?

📱HANA SAHARA

Enggak, Taki! Aku nggak baik-baik aja!

📱TAKI SAHARA

Apa...? Apa yang terjadi, Kak?

Taki makin panik ketika kakaknya terang-terangan menyatakan dirinya tidak baik-baik saja. Hal itu cukup membuat seorang Taki Sahara kelabakan. Pasalnya Taki sangat menyayangi kakak perempuannya itu. Mereka hanya dua bersaudara. Ia rela melakukan apapun demi kakaknya.

📱HANA SAHARA

Apa kamu bisa kesini? Apa kamu bisa menyusulku? Aku butuh kamu, Ki!

📱TAKI SAHARA

Oke-oke, aku kesana sekarang. Akan kususul kakak sekarang juga! Tunggu aku ya! Dan jangan macam-macam, Kak!

📱HANA SAHARA

Iya, aku tunggu! Akan kukirimkan lokasiku via chat.

📱TAKI SAHARA

Oke kak, aku cabut sekarang!

Taki segera menyambar tas kecilnya dan bergegas keluar dari kamar. Ia langsung celingukan sambil menuruni tangga untuk mencari kedua orang tuanya.

"Ayah! Ibu!" panggil Taki pada kedua orang tuanya.

"Ada apa, Nak? Kenapa teriak-teriak begitu?" tanya sang ibu yang barusaja keluar dari kamar tidurnya.

"Aku mau nyusul kakak, sekarang!" jawab Taki to the point.

"Hah! Malem-malem begini?" tanya ibunya dengan ekspresi heran.

Taki yang tak ingin membuat orang tuanya khawatir akhirnya mencari alasan untuk dapat pergi sesegera mungkin.

"Justru mumpung udah malem jadi enggak macet dan cepet nyampenya. Udah ya, Bu, aku langsung berangkat!" jawab Taki sambil berlalu.

"Lho tapi mobilmu kan masih di bengkel, Ki! Kamu kesana pake apa?" sang Ibu yang masih penasaran akhirnya mengejar Taki ke depan pintu.

"Gampang lah, Bu! Aku bisa naik kereta atau bus. Deket ini! Nggak samoe dua jam juga nyampe," jawab Taki enteng sambil memakai sepatunya.

"Beneran enggak bisa ditunda sampe beaok pagi aja?" tanya Ibunya dengan nada khawatir. Entah kenapa perasaan wanita itu tiba-tiba tidak enak.

"Enggak apa-apa, Bu, sekalian capek. Nanti begitu sampai tempat kakak, aku mau langsung tidur jadi besok pagi aku bisa jalan-jalan sama kak Hana!" jawab Taki sekenanya.

Sang Ibu yang masih berfirasat buruk hanya bisa mengelus dada melihat kenekatan putranya. Ia akhirnya pasrah melepas kepergian Taki malam itu.

Taki akhirnya memilih menumpang Bus antar kota ketimbang menaiki kereta api ekspres karena arah menuju ke stasiun lebih macet ketimbang arah menuju terminal.

Yang keputusannya itu malah membawanya menuju pada sebuah kecelakaan besar. Dan ternyata firasat buruk sang Ibu pun terbukti sudah... Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.

Nahasnya, perjuangannya untuk menyusul ke tempat sang kakak demi menghibur hati perempuan yang disayanginya itu malah berbuah celaka baginya. Itu adalah kecelakaan lalu lintas terparah sepanjang hidup Taki.

Dirinya tak pernah sampai ke tempat kakaknya berada, dan sang kakak—Hana, malah mendapat kabar dari orang tuanya beberapa jam kemudian bahwa adiknya menjadi korban kecelakaan saat sedang menuju ketempatnya.

***

Sekitar tujuh puluh dua jam kemudian, kesadaran Taki yang sempat mengalami koma selama tiga hari sejak kedatangannya di Rumah Sakit Umum tersebut pun perlahan mulai kembali.

Namun setelah berhasil sadar dari komanya, Taki justru kembali harus menelan pil pahit, yakni ketika dokter yang memeriksanya menyatakan bahwa ia mengalami Paralisis atau kelumpuhan pada sebagian tubuhnya dikarenakan cedera otak yang dialaminya.

Benturan keras di kepala Taki saat terjadinya kecelakaan itu, menyebabkan cedera otak atau gangguan fungsi pada otaknya, sehingga memicu resiko kelumpuhan di tubuhnya dari bagian pinggul ke bawah.

Taki yang saat itu duduk di atas kursi rodanya, mendengar sendiri penjelasan dari dokter yang menanganinya sekaligus melihat foto-foto digital hasil dari tes Magnetic Resonance Imaging (MRI)* yang telah dijalaninya.

Mengetahui kelumpuhan yang dialami Taki, Hana menjadi orang pertama yang paling menyalahkan dirinya sendiri. Pasalnya gara-gara dirinya, Taki memaksa melakukan perjalanan antar kota itu malam-malam. Gara-gara kerapuhannya menghadapi cobaan hidupnya, ia merasa sudah mengorbankan masa depan Taki, adik kandungnya sendiri.

Sedangkan Taki, wajahnya malah jauh lebih tenang ketimbang anggota keluarganya. Di saat sang ibu dan kakak perempuannya menangis sesenggukan, Taki justru masih mampu menyunggingkan senyumnya kepada keluarganya.

"Maafin aku, Ki! Maafin aku! Gara-gara aku, kamu jadi begini! Maafin aku!" Hana menangis hingga jatuh terduduk di sisi kursi roda Taki.

"Udah, Kak! Udah... aku nggak apa-apa! Kata dokter aku masih bisa sembuh kok kalo rutin ikut rehabilitasi dan pengobatan," balas Taki sambil mengusap-usap kepala sang kakak yang memegang erat tangannya.

"Tapi, semua ini memang gara-gara aku! Karena keegoisanku," Hana masih ngotot untuk menyalahkan dirinya sendiri. Tubuh mungilnya sampai bergetar hebat sambil menangis sesenggukan.

"Jangan salahin diri sendiri, Kak! Aku nggak nyalahin kakak, jadi kak Hana jangan salahin diri sendiri begini. Kasih aja aku support untuk sembuh, Kak! Itu lebih baik daripada kita meratapi nasib," pinta Taki dengan bijak.

Hana mendongakkan kepalanya menatap wajah sang adik yang tampak begitu tegar, yang justru lebih tegar daripada dirinya yang sehat dan bugar. Membuat Hana lagi-lagi merasa malu dan bersalah.

.

.

.

To Be Continue...

*Magnetic resonance imaging (MRI)

atau pencitraan resonansi magnetik adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. MRI dapat memberikan gambaran struktur tubuh yang tidak bisa didapatkan pada tes lain, seperti Rontgen,USG, atau CT scan.

Terpopuler

Comments

yanti_ardiansyah

yanti_ardiansyah

oh bgtu awal ceritanya

2021-11-17

0

🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라

🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라

Tegar sekali Taki 🤧🤧🤧

2021-11-01

1

Wiji Bajay

Wiji Bajay

ceritamu ini bagus lho thor tpi kok yg mampir dikit yah....semangat 💪👏

2021-07-28

1

lihat semua
Episodes
1 PENGENALAN TOKOH
2 TALAK
3 GOOD BYE HELL
4 RECOVERY HATI
5 RESMI CERAI
6 KENYATAAN PAHIT
7 KEMBALI MELANGKAH
8 KESAN PERTAMA
9 KESEMPATAN EMAS
10 INTERVIEW
11 PENASARAN
12 REJEKI TAK KEMANA
13 PERTEMUAN MEMALUKAN
14 GODAAN TERBERAT
15 INSIDEN MENDEBARKAN
16 PEREMPUAN TANGGUH
17 KITA TUNGGU SAJA
18 HATER DADAKAN
19 GAGAL MENGHINDAR
20 CUEKIN AJA
21 KUCING-KUCINGAN
22 UMPAN UNTUK MALIKA
23 BAPERNYA TAKI
24 AKAL-AKALAN TAKI
25 TERSUDUT
26 PAGI YANG INDAH
27 SOGOKAN
28 PANGGIL NAMAKU!!!
29 MODAL NEKAT
30 BUDAK CINTA
31 BERBURU MAINAN
32 MAKAN MALAM
33 KASMARAN
34 PRIA MENCURIGAKAN
35 MENGUNGSI
36 ADU MULUT
37 TERUSIR
38 KECEWA
39 BERTAHAN
40 MAAF
41 DESAS DESUS
42 TAHU DIRILAH!
43 BAD MOOD
44 TAK SEMPURNA
45 SALING RINDU
46 JURUS TERJITU
47 MENANGKAP BASAH
48 PRIA DARI MASA LALU
49 RAHASIA LANGIT
50 MELANGKAH BERSAMA
51 TANDA PENGIKAT
52 UNDANGAN
53 BE POSITIVE
54 SEKILAS CAHAYA
55 TUJUH BULANAN
56 KEPULANGAN KELUARGA TAKI
57 SIBLING
58 KEKASIH GELAP
59 PERTEMUAN KELUARGA
60 PENOLAKAN HANA
61 RENCANA HARIS (I)
62 TINDAKAN LANGIT
63 HADAPI SAJA
64 KETIKUNG
65 MANTAN vs CALON SUAMI (I)
66 MANTAN vs CALON SUAMI (II)
67 MANTAN vs CALON SUAMI (III)
68 RENCANA HARIS (II)
69 KEMBALI BERULAH
70 TERHASUT
71 HARI YANG BURUK (I)
72 HARI YANG BURUK (II)
73 HARI YANG BURUK (III)
74 IMOUTO-SAN
75 EMERGENCY CALL
76 DETIK-DETIK MENEGANGKAN
77 CINTA YANG DEWASA
78 KABAR GEMBIRA
79 BUKAN MALAIKAT
80 SETIMPAL (I)
81 SETIMPAL (II)
82 HARAPAN VIVI
83 KESEPAKATAN
84 TAK BERJODOH
85 BANTU DO'A
86 HOT DADDY
87 PAKET TANPA NAMA
88 UNBOXING
89 KAMU DAN KENANGAN
90 CAHAYA DI MATA LANGIT
91 SALAH TINGKAH
92 JANJI
93 TANPA SYARAT
94 DRAMA DI NEGERI SAKURA
95 HASIL DIAGNOSA
96 MERAPUH
97 HARAPAN
98 PULANG
99 PILLOW TALK
100 TAK SELALU INDAH (I)
101 TAK SELALU INDAH (II)
102 SURGA KITA
103 EPILOG
104 Cahaya Langit: DARI HATI
Episodes

Updated 104 Episodes

1
PENGENALAN TOKOH
2
TALAK
3
GOOD BYE HELL
4
RECOVERY HATI
5
RESMI CERAI
6
KENYATAAN PAHIT
7
KEMBALI MELANGKAH
8
KESAN PERTAMA
9
KESEMPATAN EMAS
10
INTERVIEW
11
PENASARAN
12
REJEKI TAK KEMANA
13
PERTEMUAN MEMALUKAN
14
GODAAN TERBERAT
15
INSIDEN MENDEBARKAN
16
PEREMPUAN TANGGUH
17
KITA TUNGGU SAJA
18
HATER DADAKAN
19
GAGAL MENGHINDAR
20
CUEKIN AJA
21
KUCING-KUCINGAN
22
UMPAN UNTUK MALIKA
23
BAPERNYA TAKI
24
AKAL-AKALAN TAKI
25
TERSUDUT
26
PAGI YANG INDAH
27
SOGOKAN
28
PANGGIL NAMAKU!!!
29
MODAL NEKAT
30
BUDAK CINTA
31
BERBURU MAINAN
32
MAKAN MALAM
33
KASMARAN
34
PRIA MENCURIGAKAN
35
MENGUNGSI
36
ADU MULUT
37
TERUSIR
38
KECEWA
39
BERTAHAN
40
MAAF
41
DESAS DESUS
42
TAHU DIRILAH!
43
BAD MOOD
44
TAK SEMPURNA
45
SALING RINDU
46
JURUS TERJITU
47
MENANGKAP BASAH
48
PRIA DARI MASA LALU
49
RAHASIA LANGIT
50
MELANGKAH BERSAMA
51
TANDA PENGIKAT
52
UNDANGAN
53
BE POSITIVE
54
SEKILAS CAHAYA
55
TUJUH BULANAN
56
KEPULANGAN KELUARGA TAKI
57
SIBLING
58
KEKASIH GELAP
59
PERTEMUAN KELUARGA
60
PENOLAKAN HANA
61
RENCANA HARIS (I)
62
TINDAKAN LANGIT
63
HADAPI SAJA
64
KETIKUNG
65
MANTAN vs CALON SUAMI (I)
66
MANTAN vs CALON SUAMI (II)
67
MANTAN vs CALON SUAMI (III)
68
RENCANA HARIS (II)
69
KEMBALI BERULAH
70
TERHASUT
71
HARI YANG BURUK (I)
72
HARI YANG BURUK (II)
73
HARI YANG BURUK (III)
74
IMOUTO-SAN
75
EMERGENCY CALL
76
DETIK-DETIK MENEGANGKAN
77
CINTA YANG DEWASA
78
KABAR GEMBIRA
79
BUKAN MALAIKAT
80
SETIMPAL (I)
81
SETIMPAL (II)
82
HARAPAN VIVI
83
KESEPAKATAN
84
TAK BERJODOH
85
BANTU DO'A
86
HOT DADDY
87
PAKET TANPA NAMA
88
UNBOXING
89
KAMU DAN KENANGAN
90
CAHAYA DI MATA LANGIT
91
SALAH TINGKAH
92
JANJI
93
TANPA SYARAT
94
DRAMA DI NEGERI SAKURA
95
HASIL DIAGNOSA
96
MERAPUH
97
HARAPAN
98
PULANG
99
PILLOW TALK
100
TAK SELALU INDAH (I)
101
TAK SELALU INDAH (II)
102
SURGA KITA
103
EPILOG
104
Cahaya Langit: DARI HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!