IAP. 20.

"Aaaa....," Arini memekik kakinya terpeleset saat melangkah mendekati lemari es krim, dirinya tidak menyadari kalau ada es krim yang berceceran di lantai ulah dari anak seseorang yang menjatuhkan miliknya tadi.

Seto yang saat itu berada di belakang Arini dengan sigap menangkap tubuh Arini yang mendadak terhuyung ke belakang. Benar-benar tipe lelaki siaga.

Meskipun sedikit berat, karena tangannya yang satu menggendong Alana, tak membuat lelaki itu bergeming, tangan kekarnya jelas sanggup menahan beban tubuh Arini.

Seto tertegun, wanita yang masih berada di dekapannya begitu cantik, bulu mata yang lentik, bibir yang ranum, serta mata yang indah membuat lelaki itu terpesona, hingga saat Arini menyadari pandangan Seto ia segera berusaha lepas dari dekapan lelaki itu.

"Ah. M-maaf." ucap Seto.

"Terimakasih mas..," kemudian mereka berjalan ke kasir menyelesaikan pembayaran.

Saat ini cuaca begitu terik, walau sudah melewati jam makan siang, Rico belum juga mengisi perutnya itu, lelaki yang mengenakan sepatu boots dan topi kuning itu sedang berjalan mondar-mandir mengamati para pekerja. Sesekali pria itu menyesap rokok dan membuang asapnya.

Sebenarnya di hati lelaki itu juga gusar, ia menyesali telah menampar Arini tadi, niatnya untuk mengenalkan istri mudanya berantakan, malah dirinya tersulut emosi hingga menyakiti fisik Arini.

Baginya sifat Arini tadi kekanakan, hingga membuatnya kesal seharusnya Arini tidak bersikap demikian, bagaimana pun Clara juga istrinya.

Rico menikahi Clara hanya karena perasaannya yang sulit melupakan wanita itu, Arini seharusnya memperlakukan Clara dengan baik, seorang istri harus bisa menerima jika suaminya beristri lagi karena ia mampu menafkahi. 

Rico langsung saja masuk ke dalam ruangan kerjanya, ia mengambil ponsel dan melihat Poto dirinya dan Alana berserta Arini di dalamnya. Ia tak percaya dirinya bisa melakukan ini semua, namun nasi sudah menjadi bubur seharusnya Arini bisa menerima kenyataan.

Rambut panjang dan hitam Arini membuat penampilan wanita itu terlihat ayu, sebenarnya apa yang di cari lagi oleh Rico.

Rico tak mau memahami, mana ada wanita manapun yang mau menerima wanita lain di kehidupan suaminya, Rico tak mengabulkan juga jika Arini lebih memilih bercerai dengannya daripada di poligami.

Rico mengusap foto di ponselnya, dia menatap gambar Arini dengan perasaan yang sulit di artikan, ia mendekatkan wajahnya ke ponsel kemudian menciumnya sebagai permintaan maaf atas apa yang ia lakukan tadi.

"Rin..aku mencintaimu tapi aku juga mencintai Clara kalian berdua sama pentingnya di hidupku." gumam Rico kemudian memasukkan ponselnya ke saku celana.

Rico mengingat lagi ucapan Arini tadi.

"Lihat saja, akan ku balas kalian, untuk sekarang nikmatilah hidupmu bersama wanita j*l*ngmu mas..karena itu tidak akan lama, kau akan menyadari siapa yang selama ini mencintaimu dan yang hanya benalu bagimu,  dengar…aku tidak sudi kau perlakukan seperti ini, persetan denganmu. Aku-benci-padamu!"

Jelas kata-kata Arini tadi terngiang, Arini mengatakannya begitu emosional dan penuh penekanan. Memikirkan itu Rico mengusap wajahnya dengan kasar, sungguh begitu rumit.

Selama ini ia juga hanya memberikan nafkah lahir untuk Arini sedangkan nafkah batin ia berikan untuk Clara, Arini tidak pernah di Sentuh olehnya lagi karena ia begitu tergila-gila dengan Clara. 

Bagaimana tidak Clara adalah wanita pertama kali yang menerima kejantanannya, begitu juga dengan Rico ia lelaki pertama kali yang menerima keranuman milik Clara. 

Namun setelah kejadian itu Clara meninggalkannya tanpa kabar, membuat dirinya frustasi dan mencoba melupakannya dengan menikahi Arini. Namun Mala petaka datang kembali, Clara datang lagi di saat hatinya belum sepenuhnya melupakan.

Jika di banding Clara, Arini jauh lebih mengerti akan mengurus rumah tangga, sedangkan Clara wanita itu hanya paham shoping, joging, dan nyalon.

Tidak ada lagi obrolan panjang dan kemesraan antara dirinya dan Arini. Rico lebih menyukai Clara istri sirinya, karena body tubuh dan kemolekan yang di miliki Clara membuatnya gila. Ia bahkan tak tahu setiap malam Arini hanya meringkuk di bawah selimut.

Arini wanita muda yang juga butuh kasih sayang dan menyalurkan hasratnya. Rico yang tak memberikannya itu membuat Arini hanya bisa menonton film dewasa untuk sekedar edukasi. Dirinya hanya mencoba belajar supaya Rico bergairah lagi dengannya. namun sekarang setelah semuanya terbongkar apakah Arini masih mengharapkan dekapan tubuh Rico?.

Rico hanya tidak mau kehilangan lagi cinta pertamanya, untuk itu ia menikahi Clara secara siri. Agar wanita itu terikat dengannya.

Rico mendesah panjang, kerumitan ini terjadi karena kesalahannya.

Hari sudah sore, kini mobil yang di tumpangi Seto dan Arini telah sampai di pekarangan rumah wanita itu. Saat hendak turun Seto segera berlari dan membukakan pintu mobil. Terlihat Alana yang sudah terlelap dalam dekapan Arini.

Seto membantu Arini membawakan barang belanjaan, sebenarnya tadi tujuan Arini hanya membeli es krim, namun Seto sangat gemas dengan Alana sehingga ia membelikan baju untuk putri kecil itu. Awalnya Arini menolak, karena ia takut merepotkan Seto namun, karena lelaki itu mendesak Arini tidak mempunyai pilihan selain menerimanya.

"Duh..mas. makasih sudah membelikan Alana baju, merepotkan sekali ya mas?" 

"Aku menganggapnya sebagai salam perkenalan dan pertemananku dengan Alana." ucap Seto dengan terkekeh.

Seto mengecup seluruh wajah Alana, membuat Arini tersenyum. " Cepet nikah mas. Biar punya Alana versi kamu," 

Seto terdiam, ia menelisik wajah Arini, "aku?" seraya menunjuk dirinya sendiri.

Arini mengangguk, "iya..,"

"Aku sedang menunggu seseorang, aku berharap dia juga membalas perasaanku, tapi aku harus sabar menunggu karena sedikit sulit mendapatkannya."  

Wanita yang di maksud Seto adalah Arini, namun wanita itu tidak menyadarinya, ia hanya terkekeh menganggap Seto sedang berusaha mendekati  wanita pujaannya.

"Semangat mas..kamu pasti di terima kok,"

"Sungguh?" tanya Seto memastikan.

"Tentu saja..apa yang kurang darimu? Sudah pasti semua wanita akan mau padamu."

Seto menyentuh dagunya, kemudian matanya menjurus menatap manik hitam milik Arini " termasuk dirimu?" 

Arini membeku, bukan seperti itu yang ia maksud tadi, ah..anu, em..buk..ka..," 

"Aku hanya bercanda," Kata Seto yang di iringi gelak tawanya.

Arini memaksakan senyum, ia begitu canggung atas pernyataannya sendiri, kemudian Seto berpamitan pulang karena hari telah sore. Namun sebelum itu ia mengatakan kepada Arini, jika dirinya nanti akan menelfon agar mengajarinya membuat nasi goreng.

Arini menatap mobil Seto yang mulai lenyap dari pandangan, kemudian ia masuk ke dalam rumah, jantungnya berdegup kencang, mengingat saat kejadian di supermarket tadi, saat matanya beradu dengan mata Seto, aroma tubuh maskulinnya membuatnya sedikit khilaf, bagaimana tidak pikirannya di buat kagum oleh lelaki yang jelas bukan suaminya.

"Astaga..sadar Arini, dia terlalu sempurna," gumam Arini dengan menaiki anak tangga.

Tak selang beberapa lama setelah dirinya masuk, pintu rumahnya ada yang mengetuk membuat ia harus turun kembali untuk membukakan pintu.

Bersambung....

aku giat update demi kalian jadi kasih bonus parkir dengan cara like komen dan vote ya ❤️😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***