"Hallo," Ucap Rico.
"M-mas...sudah sampai? Aku sangat khawatir karena mas tidak mengabari."
"Aku masih sibuk. Nanti aku telepon!" ucapnya menahan d*sah*n dan tetap meny*d*kan miliknya.
Tentu saja Clara kembali menggila, ia kembali mengatur nafas, karena serangan dari Rico begitu hebat.
Namun Clara tak peduli akan siapa yang sedang berbicara dengan Rico di telepon, ia mend*sah membuat Arini begitu kaget akan suara yang baru saja di dengarnya.
"Mas...apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Arini mendesak, Rico yang menyadari itu gelagapan di buatnya.
Rico segera mematikan telepon itu, ia mengabaikan Arini yang saat ini di buat mati penasaran akan apa yang baru saja ia dengar, hati wanita mana yang tak akan terluka mendengar suara yang sangat mengusik hatinya.
"Ahh..yank. siapa yang menelepon mu barusan?" tanya Clara dengan wajah yang sudah memerah dan keringat yang bercucuran.
"Temanku!" ucap Rico dusta jelas saja ia tak akan mengatakan yang sebenarnya bisa-bisa ngamuk nanti Clara.
Clara kemudian mengangguk sambil mend*sah..
Rico sudah tidak tahan lagi, segera ia meny*d*kan miliknya dengan ritme yang makin cepat. Dan...... Rico mengeluarkan di punggung Clara, hingga punggung Clara tertutupi semua oleh cairannya.
"Ah..sayang. kenapa kau tidak mem*sukk*nnya ked*lam saja, sekarang kau harus membersihkan punggungku." ucap Clara sebal.
Rico hanya tersenyum, dan tak menjawab perkataan Clara.
Sedangkan di rumah, hati Arini masih di buat bertanya-tanya, ia sudah mencoba beberapa kali menelpon suaminya itu meminta penjelasan akan apa yang ia dengar, namun ia semakin di buat cemas karena nomor Rico telah tidak aktif.
"Aku tidak salah mendengar kan? Mas Rico.....,"
Air mata lolos dari tempatnya, entah mengapa hatinya begitu sakit, pikirannya telah kemana-mana, ia tidak dapat berpikir positif.
Ia mencoba menepis, meyakinkan hatinya bahwa apa yang ia dengar tadi adalah salah.
Di sisi lain, seseorang yang menghubungi Seto siang tadi telah berada di kafe miliknya, ya, pria berkulit hitam dengan memakai jaket kulit serta serta kaca mata yang tak pernah lepas melindungi netranya itu tengah memberikan informasi yang di minta Seto beberapa saat lalu.
Bimo masuk kedalam ruangan Seto. Dia memberikan berkas informasi mengenai Arini. Seto ingin lebih mengetahui tentang Arini jadi ia menyuruh seseorang untuk mencari informasi tentang wanita idamannya itu.
"Bos. Ini informasi mengenai wanita incaran mu itu." Kata Bimo.
Seto mengambil berkas dari Bimo dan membacanya, "hmmm...jadi dia menikah di usia 18, lalu setelah tiga tahun pernikahan di karuniai seorang putri yang sekarang berusia 1 tahun?".
"Benar bos. Arini menikah muda, namun semenjak kelahiran putrinya suaminya tidak peduli lagi, bahkan terkadang suaminya itu suka memukuli Arini ketika suaminya marah."
"Sepertinya suaminya memiliki wanita idaman lain." tutur Bimo lagi.
Seto tersenyum smirk, melihat berkas di tangannya, keinginannya untuk merebut Arini semakin kuat, apalagi mendengar Arini kena kekerasan fisik. Itu sungguh membuatnya ingin menghabisi Rico.
Bimo menelisik wajah Seto, ia yakin bosnya itu akan melakukan apa saja demi mewujudkan keinginannya, ia yakin Seto semakin tertantang apalagi status Arini istri orang. Bukankah itu lebih menantang bukan?.
"Bos, yakin.. menginginkan Arini?".
Seto mengangguk, "tentu, wanita itu harus bertanggung jawab, karena telah mengusik ketenangan hatiku."
"Dia sangat cantik, aku menginginkannya dia berada di bawah tubuhku!" Seto sangat berbinar saat mengatakan ini.
"Astaga bos. Kau ini bahkan bisa mendapatkan seribu kali lipat wanita cantik dari Arini, bahkan selama ini kau tidak kekurangan wanita, kenapa ingin menjadi orang ketiga bos?" Bima mengatakan ini seraya menggelengkan kepalanya.
Seto tertawa keras, "kau tau..?" ucapnya seraya menatap wajah Bimo.
Seto menarik nafas, sesaat kemudian ia berkata "yang lain sudah biasa bagiku, bahkan tidak ada tantangan lagi untukku, namun...Arini berbeda, sejak jumpa pertama, ia telah mampu membuatku terpesona."
Seto mengatakan itu dengan semangat, ia membayangkan bagaimana jika nanti ia berhasil memiliki Arini, sungguh ia akan bahagia rasanya.
Bimo hanya menggelengkan kepala, ia bingung harus menjawab apa, orang yang paling sulit di nasehati di dalam dunia ini adalah orang jatuh cinta dan orang patah hati. Jangan pernah sesekali menasehati kedua orang itu rasanya akan percuma.
Selama ini, Seto selalu di kejar banyak wanita, namun sekarang dirinya yang malah mengejar wanita, bahkan wanita itu telah berstatus sebagai istri orang lain.
Seto menyuruh Bimo pergi, ia akan menghubungi Bimo jika suatu saat nanti di butuhkan kembali.
"Tidak masalah kau sekarang milik yang lain, tapi aku pastikan kau yang akan berada di bawah tubuhku nanti!" ucap Seto dengan tersenyum licik.
Sementara itu Rico sedang mengguyur dirinya di bawah shower yang lembut, Tetesan airnya mampu meredakan nafsunya yang bergejolak mau bercinta lagi, namun ia kepikiran dengan Arini, bagaimana ia berasalan nanti.
Clara menghampiri Rico yang masih mandi itu, memeluknya dari belakang namun Rico hanya terdiam.
"Aku akan kembali ke rumah besok!" ucapnya singkat.
Clara bingung dan mematikan airnya, dia menatap Rico tajam.
"Kau meninggalkanku?" tanyanya.
"Pekerjaanku sangat banyak, akan sulit nanti jika aku mengabaikannya." ucapnya datar.
Segera Rico keluar dari kamar mandi dan mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya, wanita itu kesal dia di campakkan Rico begitu saja.
Clara juga segera keluar, ia menarik handuk yang masih di gunakan Rico, yang saat ini di melingkar di pinggangnya.
"Apa mau mu hah...?" mata Clara tajam dan jarinya menunjuk wajah Rico.
Rico hanya terdiam, entah mengapa ia tak berselera menanggapi pertanyaan Clara.
"Aku lelah. Sebaiknya kau segera ganti baju dan ayo kita tidur," ucap Rico dengan memakai celana.
Clara masih tidak terima, ia kembali menarik bahu Rico, hingga tak sengaja kukunya mencakar kulit lelaki itu.
Rico melirik sekilas, terasa sedikit perih, karena kini bahunya berdarah, " cepat tidur ! Bentak Rico yang membuat Clara terlonjak kaget.
Ia baru tahu Rico bisa membentaknya, selama ini ia selalu di manja oleh suaminya itu, walau ia istri simpanan, istri siri, namun Rico selalu memberikan tunjangan lebih kepadanya, bahkan Arini hanya di berikan 30 persen dari gaji lelaki itu. Sedangkan yang 50 masuk di atmnya dan yang 20 untuk kebutuhan pribadi Rico.
Clara mematung, ia masih mengenakan handuk untuk melilit tubuh polosnya, sedangkan Rico .. lelaki itu tidak mau ambil pusing, ia segera merebahkan diri dan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya, ia bahkan mengabaikan Clara yang saat ini masih mematung.
Di hati Rico saat ini adalah ia memikirkan bagaimana caranya berasalan nanti kepada Arini. Tentu saja lelaki itu tidak mau kebusukannya di ketahui oleh Arini.
Bersambung........
Tim mas Seto mana nih..?
Enaknya mas Rico di apain ya ?
Jangan pelit like komen dan vote ya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Devi Handayani
saya tim setoohhh ayoh setohh aku mendukungku😅😅😅😅😅😅
2023-04-16
0
Anisatul Azizah
30% buat Arini 500rb, 50% berarti sekitar 830rb.. 20% nya 330rb. Gaji 1,7jt aja nglamak poligami Ric, hadeeeh
2022-08-20
0
Echa Nayla Muezt
aku tim seto ,sialan kau rico
2021-12-31
1