IAP. 07.

Rico merapatkan tubuhnya kepada Arini, dengan gerakan nakal ia menghembuskan nafas di daun telinga membuat bulu kuduk Arini seketika meremang. Kemudian hembusan itu turun menelusuri leher jenjang Arini.

"Aku tidak suka kau membantahku. Baby, hanya aku yang bisa mengendalikan mu, dan berteriak menggila di bawah kendaliku !"

Arini sebenarnya kesal dengan kata Rico. Sudah lama semenjak melahirkan putrinya Rico tak pernah memintanya melayani, namun kenapa dengan hari ini ?.

"Apa kau mabuk lagi mas?"

Seketika Rico meraih pinggang Arini, dengan gerakan lincah kini bibirnya mulai menj**at leher Arini.

"M-mas?.

Arini merengek pelan.

"Bukankah kau menyukainya sayang?".

"Biasanya mas, tidak pernah begini,"

"Biasanya aku tidak ingin, sekarang aku menginginkannya!" Rico berbisik sambil meny*sap telinganya.

"Akhh.mas,"

Er*ngan manja Arini justru membuatnya semakin bergelora di dalam sana.

"Menurutlah, aku akan membuatmu menggila malam ini, kau mau berapa ronde hmm?" bisiknya pelan seraya meny*sap leher Arini dengan lembut, memainkan lidahnya beberapa waktu, hingga er*angan Arini terdengar lagi. tangan Rico yang kanan sudah berada di belakang tengkuknya bermain nakal mengelus leher dan telinganya menciptakan gelayar panas yang merasuk ke tubuh Arini.

Kali ini Rico sangatlah halus, tidak seperti tadi, Arini tadinya ingin menolak, namun ia malah merasa enggan sentuhan Rico sangat ia nikmati, wanita itu memejamkan matanya dengan sempurna ketika sesuatu yang basah dan k*nyal menyentuh bibirnya, me*umatnya pelan, serta, dih*isapnya dalam.

Kini bib*r mereka saling bert*utan dengan sempurna, Li*ah Rico dengan nakal bermain di rongga mulut Arini.

Entah sejak kapan, Arini pun tidak menyadari, bahwa kancing baju piyamanya sudah terlepas semua, hingga kini menampakkan dua g*ndukan k*nyal yang masih terbungkus oleh b*a itu.

Saat tangan itu meraup sempurna di kedua d*d*nya, satu tangan Rico pun dengan gesit membuka pengait cup belakang.

Pelindung kedua g*und*kan itu telah terlepas, hingga kini menampakkan pemandangan yang menyegarkan mata Rico, ia agak sedikit menunduk, hingga kini lidahnya berhasil menyentuh uj*ung d*da Arini. Rico tak ingin menyiapkan kesempatan itu, ia pun meny*sap dengan menciptakan suara sesapan yang mendominasi, seisi ruangan kamar tersebut.

Arini pun tak mampu menolak kenikmatan itu, ia menyentuh kepala Rico dan men*kannya semakin d*lam seolah agar semakin mas*k di antara kedua j*pitan dad*nya.

Rico menghentikan itu, membuat Arini berhenti merengek, bahkan lelaki itu kini tersenyum menang melihat raut muka Arini yang terlihat kecewa.

Seperkian detik, Rico merebahkan tubuh Arini ke kasur, membuka penutup bagian bawah Arini, l*dahnya dengan n*kal bergerak di bawah sana, jelas saja gerakan itu membuat Arini merasa geli dan menggila.

"Akhhh…mas,"

Erangannya manja, membuat Rico semakin antusias.

Sesuatu terasa m*suk di bawah sana, menciptakan sensasi seolah milyaran kupu-kupu sedang menari indah di dalam perut Arini, erangan Arini semakin l*ar, ketika gerakan Rico semakin n*kal.

"Ma.m..as, aku..akhhh..m..aku,"

Semakin sesuatu di dalam sana ingin keluar, semakin Rico bergerak beraturan hingga sesuatu di bawah sana benar-benar tumpah.

Rico menyeringai, ia sangat senang melihat raut muka Arini yang mengemaskan, hampir sama rasanya dengan seseorang yang pernah ia jamah sebelum Arini.

(Hayo siapakah dia hmmm, mas Rico bedebah ya gengs …ok kembali ke cerita)

Rico melepaskan miliknya, kini ia yang ingin di kendalikan, hingga pada saatnya, pertemuan itu kembali terjadi dan..

"Akkhh…"

"God..baby."

Namun setelah beberapa gerakan, Rico merubah, jelas lelaki itu bukanlah sosok yang suka di kendalikan, sebaliknya ia yang suka mengendalikan.

"Mas..aku.."

"Cukup rasai dan nikmati!" bisik Rico lantas mulai menggerakkan tubuhnya dengan sempurna, menggerakkan dengan irama, seolah mengajak Arini terbang, melayang, menikmati indahnya milyaran kupu-kupu yang menggelitik kalbu. Membuat Arini mengerang, dan berteriak menggila.

Terus memompa wanita itu tanpa henti, tetesan keringat mengucur membasahi tubuh keduanya, hingga pada akhirnya mereka sampai di puncak yang sama.

Rico mend*sah sempurna, ketika ia sampai di puncak pelepasannya. Setelah itu menjatuhkan diri di atas tubuh Arini dengan sejuta kepuasan.

"Tetaplah menjadi istri penurut baby."

Ucap Rico dengan seringai kepuasan.

❤️❤️❤️❤️❤️

Setelah berhasil mengatur nafasnya, dengan masih memeluk pakaian yang baru saja ia ambil, dari lantai, Arini berpamitan untuk kembali ke kamar anaknya namun sebelum itu Arini membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Malam yang indah di lalui oleh kedua pasangan suami istri yang sebelumnya tidak pernah harmonis itu, sejak mendapat gosip dari karyawannya, Rico merasa waspada. dan ia mencoba menepis kecemasannya itu dengan memberikan nafkah batin kepada Arini.

❤️❤️❤️❤️❤️

Takdir siapa yang tahu, Seto di pertemukan oleh sosok wanita yang akhir-akhir ini mengusik hatinya, ia tersenyum tipis, seraya perlahan mendekati seorang wanita yang sedang memilih beberapa kotak susu untuk anak berusia satu tahun lebih itu.

Satu persatu susu yang ia pilih masuk kedalam keranjang belanja, sepertinya wanita itu sendirian, karena Seto melirik ke kanan kiri tidak ada yg mendampinginya.

Ia berjongkok, tepat di samping wanita itu, namun wanita itu sama sekali tidak menyadari siapa yang berada di sampingnya.

"Sendirian?" tanya Seto dan seolah-olah sibuk memilih barang.

Arini yang tidak merasa pertanyaan itu untuknya hanya diam, karena ia sibuk masih memilih beberapa barang yang akan di belinya.

"Banyak sekali susu yang di beli,"

Kali ini Arini menoleh, seperkian detik ia baru menyadari siapa yang sedang melemparkan pertanyaan untuknya.

"Iya. Sudah habis soalnya, Mas Seto?"

Hati Seto seolah meloncat gembira hanya dengan di panggil mas entah mengapa membuatnya begitu senang. Ia seolah terhipnotis oleh senyuman Arini namun matanya tak sengaja menangkap tanda merah yang ada di leher Arini. Mungkin wanita itu tidak menyadari pergulatan semalam dengan Rico meninggalkan jejak kepemilikan.

Merasa di tatap Seto, Arini menjadi canggung, tatapannya membuat ia begitu tidak nyaman, menyadari Arini tidak nyaman Seto segera meminta maaf dan mengalihkan pandangannya.

"Mas, aku ke kasir dulu ya?"

Seto mengangguk, dan menatap punggung Arini yang kini kian menjauh darinya.

Setelah keluar dari minimarket, Arini melihat bayangan dirinya di kaca spion motornya, ia sangat terkejut akan apa yang di lihatnya.

"Astaga, jadi ini yg di lihat mas Seto tadi? Malunya aku!"

Arini segera menyalakan motornya dan segera menuju pulang, ia tidak menyadari bahwa Seto memperhatikannya dari dalam minimarket.

"Tanda merah itu oh membakar hatiku," Seto bersenandung dalam hati.

"Ah. Sudahlah tidak ada yg salah bukan? Toh Arini memang memiliki pasangan, akunya aja yg konyol bukan apa-apa merasa cemburu!"

Seto keluar dan menyalakan sebatang rokok, lalu masuk kedalam mobil. Namun tiba-tiba...

Bersambung.....

Hayo... Mas Seto ganteng ² kok seleranya istri orang wkwkkwkwkw

Mas Rico jangan sampai ada burung yg baru di luar rumah wkwkkwkwk

Jangan pelit like komen dan vote ya ❤️