Waktu bergulir begitu cepat, tak terasa kini sudah satu bulan Arini menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, ya.. semenjak mengajukan resign sebulan yang lalu atas permintaan suaminya, kini Arini hanya fokus mengurus rumah dan buah hatinya.
Wanita itu kini tampak sedang bersiap-siap.
Ia ingin mengunjungi rumah orang tuanya. dengan membawa serta suaminya, namun sudah pasti Rico tidak akan mau menemani Arini.
Semalam, Arini sudah meminta Rico untuk menemaninya, namun lelaki itu hanya mengatakan lihat saja nanti. Dan memberikan uang untuk ongkos Arini, sedikitpun ia tak tertarik untuk mengunjungi rumah mertuanya itu.
Sejak hubungan Rico dengan bapak mertuanya memburuk, sikapnya terhadap Arini juga semakin berubah. Bahkan, beberapa bulan yang lalu, Rico mengatakan bahwa dirinya tidak Sudi lagi melangkahkan kaki ke rumah mertuanya itu. Arini hanya bisa menutupi itu dari orang tuanya, agar mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangganya.
Arini memperlihatkan wajahnya lewat cermin, sudah hampir setengah jam ia duduk di kursi rias, menunggu keputusan Rico, memenuhi ajakannya.
"Bagaimana ini ? Apa yang akan aku katakan kepada Apak. Masa setiap berkunjung Mas Rico tidak pernah mendampingiku."
Arini mendesahkan nafas pelan, kalau begini orang tuanya akan tahu jika rumah tangganya tidak berjalan harmonis.
"Sudahlah, aku akan memberikan alasan, jika mas Rico sedang mengurusi proyek baru. Jadi tidak dapat di tinggal."
Arini bergegas keluar kamar, dengan menggendong putrinya, wanita itu melangkah, begitu sesampainya di teras, ia berpapasan dengan suaminya, yang kala itu telah rapi dengan pakaian kerjanya.
"Mas…Aku pamit ke rumah Apak ya?" Pamit Arini kepada suaminya.
Bukannya menjawab, Rico hanya melirik Arini dengan raut wajah yang sulit di tebak, seperti menahan sesuatu, pandangannya mengarah kepada sang buah hati. Melihat putrinya ada rasa yang sulit untuk ia ungkapkan.
Setiap menatap sang istri, ada perasaan lain yang di rasakan olehnya, yang sulit untuk ia jabarkan. Pandangannya mengarah ke wajah Arini, wanita itu terlihat ayu meskipun tanpa polesan make up.
Rico menghela nafas panjang, melihat pandangan mata Rico mengarah padanya, menjadikan Arini sedikit canggung.
"Kamu mau naik apa ke rumah Apak?"
"Naik taksi ,mas…"
"Oh…sudah pesan?"
Arini hanya mengangguk memberi jawaban.
"Ya sudah."
Kemudian Rico memberikan kecupan singkat kepada putrinya, setelah itu ia berlalu meninggalkan Arini. Dan hal itu membuat Arini semakin sedih, ia gagal lagi mengajak suaminya untuk berkunjung ke rumah orang tuanya.
❤️❤️❤️❤️❤️
Arini telah sampai di rumah orang tuanya, wanita itu dengan sumringah tersenyum, kala Apaknya telah menyambutnya di depan rumah. Perjalanan dari rumah Arini ke rumah Apaknya memakan waktu ± 30 menit.
Baru masuk rumah saja, bola mata Arini membulat, karena di meja banyak sekali hidangan hanya untuk menyambut kedatangan Arini. Wanita itu hanya menggelengkan kepala, bapaknya itu sangatlah berlebihan menurutnya.
Tak ingin mengulur waktu, Apaknya menyuruh Arini dan putrinya untuk makan bersama, di iringi dengan candaan mereka akhirnya makan bersama.
Di lain tempat .
Jam istirahat makan siang, di manfaatkan oleh Rico untuk menikmati waktu santainya meneguk kopi hitam kesukaannya, lelaki itu tidak sendirian. Beberapa rekan kerjanya juga ikut duduk di satu meja bersamanya.
Pekerjaan yang padat hari ini membuatnya merasa begitu lelah.
"Ric. Apa kau sudah dengar kabar?" tanya salah satu rekan kerjanya yang kini duduk di hadapannya.
"Memangnya kabar apa?" Jawabnya enteng dan sedikit tidak peduli.
"Aku dengar dari anak-anak, istrimu dekat dengan pria lain."
Terkejut dengan ucapan temannya, kopi yang baru saja ia teguk membuatnya tersedak hingga kopinya sedikit tumpah.
"Siapa yang menyebarkan gosip murahan seperti itu?" tanya Rico dengan raut wajah yang di penuhi emosi.
"Sumbernya aku tidak tau, tapi berita ini sudah terdengar hampir di seluruh telinga anak buahmu, makanya aku tanya...apakah benar?".
Masih dengan wajah tak bersahabat, Rico kembali meneguk kopinya dan kemudian berkata "pertanyaanmu sungguh menyebalkan."
"Aku hanya bertanya...kau tinggal jawab saja, apa susahnya."
"Tidak-tidak. Sudah jangan di jawab." ucap temannya tadi karena sangat takut melihat sorot mata Rico yang sangat tidak bersahabat.
"Aku kembali dulu!"
"Tapi kopimu belum habis,"
Sambil mengusap bibirnya menggunakan tissue, "aku ingin memastikan siapa yang membuat berita murahan seperti itu!" Lalu ia meninggalkan kafe itu, dengan setengah berlari. Ia mengabaikan temannya yang berteriak memanggilnya.
Tiba di sebuah tempat, Rico mengumpulkan semua pekerjaannya, terlihat beberapa anak buahnya begitu bingung mengapa mereka di kumpulkan mendadak seperti ini.
"Katakan! siapa yang menyebarkan berita jika istri saya mempunyai pria idaman lain!"
Semua pekerjaannya terkesiap, bahkan beberapa dari mereka tidak berani menatap wajah Rico yang saat ini sudah terlihat sangat menakutkan bak seekor elang yang siap menerkam mangsanya.
Rico berjalan menuju salah satu pekerjaannya, " kau ?" Dengan menunjuk ke arahnya pekerja itu begitu gemetaran.
Sedetik kemudian dengan cepat pekerja itu menggelengkan kepalanya, karena ia takut di pecat jika tak segera memberikan jawaban.
Rico melontarkan kata-kata yang santai, namun begitu menusuk bagi siapa yang merasa, namun dari banyaknya pekerja yang di kumpulkan tidak ada satupun yang mengakui pertanyaan Rico tadi.
Merasa tidak mendapatkan apa yang ia mau, Rico membubarkan semua pekerja yang ia kumpulkan tadi. Setelah itu Rico menyuruh mereka semua untuk kembali fokus bekerja dan bukannya menggosip layaknya ibu-ibu.
Kini Rico Tampak frustasi, dengan apa yang baru saja di dengarnya, bagaimana bisa ia mendapatkan berita demikian, seseorang yang mengantarkan Arini tempo hari apakah benar ia lelaki idaman lain istrinya?.
"Tidak. Mana mungkin Arini berani berselingkuh."
❤️❤️❤️❤️❤️
Tertatih Rico memasuki rumahnya, ia baru saja menghabiskan waktu dengan minum-minum hingga pagi datang dengan beberapa teman. Karena terlalu mabuk mengharuskan ia di antar oleh temannya.
Arini yang masih terjaga, setelah kedatangannya malam tadi dari rumah bapaknya, masih setia menunggu kedatangan suaminya dengan tiduran di samping anaknya. Saat menyadari kedatangan suaminya dengan di tandai suara mobil dari teras rumah, Arini segera beranjak untuk menuju teras. Ia sedikit berlari karena ia begitu khawatir menyadari suaminya tidak pulang semalam.
Setibanya di pintu, Arini segera membukanya, alangkah terkejutnya ia mendapati suaminya yang sudah tidak kuat berjalan sendiri hingga harus di papah oleh temannya.
Setelah berhasil mendudukkan Rico di sofa, temannya pun segera berpamitan pulang, kemudian Arini buru-buru mengurus suaminya setelah orang tadi berpamitan pulang.
Arini segera melepaskan sepatu dan kancing baju Rico, namun tanpa di duga, Rico menarik Arini hingga kini wanita itu terjatuh tepat di dada bidangnya.
Sesuatu yang basah menyentuh bibir Arini, semakin dalam dan terkesan sangat memaksa. Saat hendak menghindar Rico malah semakin memperdalam ciuman itu membuat Arini begitu terkejut.
Tak hanya itu tangan Rico mulai menggerayangi tubuhnya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Maya Khauw
aku mampir Thor d novel karya 👍mu..ada masalah apa dengan rmh tangga Rico 🤔🤔🤔
2022-07-04
1
Aulia Nia
msh belum ngerti jalurnya. padahal udah bab 5
2022-01-13
2
Tri Widayanti
Sampai disini masih blm paham dgn masalah mereka😇
2021-12-21
2