Alis Arini mengkerut melihat sosok yang baru saja datang, dengan ragu- ragu Arini tersenyum kepadanya.
"Kita bahas nanti Rin…,!" Arini mengangguk dan kemudian kembali dengan pekerjaannya.
Namun sebelum itu Arini tersenyum sekali lagi menyapa tamu bosnya itu, dan senyuman itupun di balas nya.
"Apa kedatanganku mengganggumu, sebenarnya tadi…?" Ucap Seto Pramana yang tak lain adalah Tamu bos Arini saat ini.
"Oh…santai saja," Dea memotong ucapan Seto, ku anggap kedatanganmu saat ini adalah suatu keajaiban!" ucapnya dengan tersenyum simpul.
Ternyata Dea bos Arini, adalah sahabat baik Seto, mereka bersahabat sejak kecil yang dulunya adalah tetangga. Namun semenjak SMA Seto di bawa orang tuannya untuk pindah di luar kota, dan meskipun jauh Dea tak pernah melupakan Seto.
Tanpa aba-aba, Seto tiba-tiba menatap lekat wajah Dea, hal itu membuatnya menjadi salah tingkah.
Saat memandangi Dea, lelaki itu sebenarnya mengerti dan bisa merasakan bahasa tubuh yang gemetar, saat ia memegang tangan gadis itu. Raut malu-malu, terlihat jelas di wajahnya saat tiba-tiba wajahnya memerah.
Seto tampak serius memperhatikan wajah Dea, sesekali ia menahan tawa melihat wajah Sahabatnya itu seperti kepiting rebus.
Setelah puas membuat sahabatnya salah tingkah, Seto melepaskan pegangan tangannya, kemudian Dea mencoba membuka topik pembicaraan, entah mengapa melihat tingkah Dea seperti ini terkesan lucu bagi Seto.
Ia meminta Dea, untuk diam.
"Itu bibirnya kering kenapa? Panas dalam atau lama jadi jomblo?" Ledek Seto sembari terkekeh.
Dea memanyunkan bibirnya, ia seolah-olah kesal, dengan apa yang baru saja di ucapkan Seto.
" Jelasin! tumben kamu mampir kenapa?" tanya Dea dengan bersedekap dada.
Seto menunjuk dirinya sendiri, " kamu tanya sama aku?".
Dea memutar bola matanya, " memangnya ada yang lain di ruangan ini selain kita berdua?".
"Lain kali kalau mau tanya sama aku, harus dengan bahasa yang mudah di pahami!" jawab Seto dengan tersenyum.
Seto berdiri dari duduknya, mengambil air minum di dispenser, kemudian meneguknya hingga tandas.
Setelah itu Seto kembali duduk di hadapan Dea. Seto mendesah kan nafasnya, saat ingin menjelaskan maksud dari kedatangannya sekarang.
Tepukan tangan mengangetkan Seto, yang terlihat lama menjawab pertanyaannya. " Apa ini soal wanita ?"
"Kurang lebih seperti itulah!" Jawab Seto seraya melepas kaca mata yang membingkai matanya menatap fokus ke arah Dea.
"jadi Seto sudah memiliki wanita idaman, siapakah wanita yang berhasil menaklukkan hatinya, beruntung sekali wanita itu!" Ucap Dea dalam hati.
Melihat Dea tak menanggapi pernyataannya, Seto pun menatap tajam wanita yang kini di hadapannya.
Dahi Dea mengkerut, " sejak kapan kau serius kepada wanita?"
Seto mengangkat bahunya, " terlalu sulit untuk aku ceritakan asal mulanya,"
Seto sejenak membayangkan sosok wajah wanita yang saat ini mengusik hatinya, seorang wanita yang sederhana, wajah nan ayu tanpa polesan make up berlebihan, bahkan jika di lihat mukanya masih original tanpa sentuhan skincare.
Bunyi tepukan tangan membuyarkan lamunan Seto, wanita di hadapannya kini menampilkan ekspresi wajah manyun, membuat Seto terkekeh. Ia kemudian berdiri dan memeluk Dea.
" Kau selalu saja membuatku cemburu!" ucap Dea seraya bergelayut manja di pelukan Seto.
"Selamanya kamu akan tetap menjadi adikku,"
Kata itulah yang sering di dengar Dea, agak memilukan, namun apalah daya cinta tidak dapat di paksa.
Namun tak mengapa, Dea bisa menerima itu.
Dea hanya dapat memandang punggung Seto yang telah menjauh, selang tak berapa lama setelah berpelukan tadi Seto pun pamit untuk kembali pulang.
Malam harinya.
Selepas makan malam, Arini menatap wajahnya di depan kaca, ia meneliti wajahnya di depan cermin yang berada di dalam kamar.
"Pucat. bahkan wajahku tidak menarik. apakah ini jadi penyebab mas Rico berubah?"
Mengusap wajahnya yang masih menyusahkan bekas biru hasil, gambar tangan suaminya, membuat Arini kembali bersedih. Ia berpikir keras bagaimana caranya agar suaminya kembali sayang kepada dirinya lagi.
Sesuatu menarik perhatian Arini, ketika ia menatap foto yang berisikan gambar pernikahan dirinya dengan Rico.
"Foto pernikahan ini,"
Ia meraih bingkai foto itu, kemudian mengusapnya. Ada rasa yang sulit di mengerti. Ya, gambar yang berada di dalam foto adalah suaminya, lelaki yang sudah 3 tahun ini menikahinya. Semua akan terasa berbeda jika Rico kembali sayang padanya.
Sejujurnya Arini juga menyesali kecerobohannya, yang telah bercerita masalah rumah tangganya, ketika dirinya bermabuk-mabukan malam itu. Sehingga ia hilang kendali dan mengatakan masalah rumah tangganya kepada lelaki yang baru saja di kenalnya. Jika saja malam itu tidak terjadi mungkin Rico tidak bertambah dingin seperti sekarang.
❤️❤️❤️❤️
Rico baru saja masuk kamar, dan mendapati Arini menatap foto pernikahan mereka. Melihat raut wajah yang sendu membuat Rico merasa bersalah, ada rasa iba dalam dirinya, jika saja ia mampu berterus terang, mungkin saja ia tidak akan semakin dalam menyakiti Arini.
Rico menepis perasaannya, ia segera membaringkan dirinya di atas kasur, dan segera memejamkan matanya.
Arini baru menyadari, bahwa suaminya masuk ke dalam kamar yang ia tiduri bersama sang anak, tidak biasanya, begitu pikir Arini.
Dengan pelan ia menaruh kembali foto tadi, kemudian ia berjalan pelan, sangat pelan agar suaranya tidak menggangu suaminya, yang sedang beristirahat.
Hingga beberapa menit berlalu, Arini masih setia duduk di samping tubuh Rico, ia mengelus lembut rambut suaminya, ada rasa takut jika saja nanti Rico terbangun, hingga pada akhirnya sesuatu lembut di rasakan Rico menyentuh bibirnya.
Manik hitamnya meneliti wajah Arini, yang sepertinya belum menyadari bahwa Rico baru saja membuka matanya, Arini bukannya tidak menarik lagi, hanya saja ada hal yang belum mampu di ungkapkan Rico kepada istinya itu.
Ketakutan jelas nampak di wajah Arini, saat menyadari Rico sudah membuka matanya. Ia menunduk lalu segera berdiri hendak pergi.
"Mau, kemana Mah?" dengan menahan tangan istrinya itu, Rico segera beranjak dari tidurnya.
"Ma-af mas, aku hanya tidak sengaja tadi."
Rico meraba bibirnya yang baru saja tersentuh tangan Arini, sejujurnya getar cinta itu masih sangat terasa, naluri sebagai suami juga masih ada, namun apalah daya sesuatu membuatnya selalu teringat untuk kembali ke mode senyap.
"Aku permisi ke kamar mandi, mas,"
"Mah. Tunggu!" Arini berdiam diri, harap- harap cemas. Takut jika Rico akan marah atas apa yang baru saja ia perbuat.
"Ada, apa, mas?
"Apa aku boleh menyentuhmu malam ini?"
Arini terdiam, ia bingung harus menjawab apa, pantaskah pertanyaan itu di pertanyakan padanya? Sedangkan statusnya masih sah dan sepenuhnya adalah hak Rico.
Rico mendesahkan nafas panjang, kemudian mengibaskan tangannya.
"Ya sudah."
Arini bersedih hati, mengapa sangat sulit mengetahui isi hati pasangannya sendiri. Rumah tangga macam apa yang sedang ia jalani?!
Bersambung.....
Jangan lupa like ya komen dan vote lop² sejagat manggaton dan noveltoon ❤️😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Devi Handayani
riconya kenapa??.... apa selingkuh dibelakang arini..... ada apa sih🤨🤨
2023-04-16
0
Puja Kesuma
punya wanita idaman lain ya pak.
2022-10-02
0
Sunnyta Mukherji
punya yang lain nih si Riko
2022-03-07
0