Mereka memasuki pintu kaca yang otomatis terbuka bila ada yang ingin melaluinya, mereka dibaringkan di sebuah brankar, kemudian para tentara meninggalkan begitu saja.
Kabir mengintip kembali dari celah matanya di atas wajahnya ada sebuah alat berbentuk lingkaran seperti tangan dengan 3 jari yang memiliki sebuah mata bor kecil dan runcing, pisau bedah yang berkilau karena tajamnya juga sebuah jarum yang mewakili semua jari.
Alat yang berupa tangan-tangan kejam itu, sudah siap sedia melakukan semua perintah sang majikan untuk bekerja dengan segala keahliannya.
Kabir mencoba untuk diam dan terus berpura-pura, apalagi ia mendengar banyak suara langkah kaki mulai mendekati mereka.
Beberapa menit kemudian suara-suara itu berubah menjadi keheningan yang panjang, Kabir kembali mengintip dari celah matanya. Ia melihat mereka semua sudah berada di brangkar masing-masing, untuk menjalani sebuah penanaman maupun sesuatu operasi yang mengerikan apa pun itu. Kabir menunggu sekejap, "Apa yang akan terjadi dan mereka lakukan kepada kami?" batinnya.
Kabir dan teman-temannya tidak akan mengizinkan Alberto Kuro melakukan hal seenaknya lagi kepada mereka, mereka ingin menghancurkan laboratorium milik Alberto Kuro dan mereka juga ingin mengetahui bagaimana mereka melakukan semua ini, mereka benar-benar ingin ke luar dari neraka yang Alberto Kuro ciptakan dan siapa pun temannya.
Tiba-tiba Alat yang berbentuk tangan itu berputar dengan kencangnya ingin melakukan sesuatu di bagian kepala mereka, kini sebuah pisau akan menyentuh kepala mereka kemungkinan ingin merobek tengkorak kepala.
Kabir secepat kilat menjatuhkan tubuh mereka ke lantai. Begitu juga dengan semua teman mereka, Mona dengan nekadnya berlari menerjang Tuan Crabs, "Sialan! Jadi kau si pembuat onar itu?" ia langsung tanpa memberi ampun menarik Crabs dari meja kerjanya, Tuan Crabs begitu terperanjatnya. Ia tidak pernah menyangka akan mendapatkan semua kejutan yang tidak terduga ini.
"Apa yang kalian lakukan?" tanyanya, tangannya ingin menyentuh sebuah tombol. Nara dengan sigapnya melayangkan sangkurnya melukai lengan tangan Crabs, darah menyembur.
"Siapa namamu?" rayu Nara dengan manisnya bermain-main dengan sangkurnya ke arah wajah dan leher Crabs. Namun Crabs tidak menjawabnya malah melayangkan pandangan jijik kepada Nara.
Nara menekan sedikit ujung sangkurnya dan menariknya hingga membuat sebuah goresan luka, darah merembes di celah-celah luka.
"Katakan sayang .., atau ...." Nara kembali menancapkan ujung sangkurnya.
"Crabs ...." cicitnya ia tidak menyangka ada yang lebih sadis dari padanya, namun ia menyukai wanita sadis ini. Di sisa umurnya yang ke-50 tahun baru kali ini ia tergoda dengan seorang wanita.
"Crabs?! Hahaha" tawa Kirana.
"Mengapa kau tertawa Kirana?" tanya Mona heran.
"Bukankah crabs artinya kepiting? Ada-ada saja. Kata Naniku, 'Dulu di zaman mereka masih kecil ada film animasi yang berjudul Spongbob dan ada Tuan Crabsnya yang licik,' mungkin benar adanya" jelas Kirana.
Crabs merasa marah dan terhina seperti saat-saat dahulu kala, dimana teman-temannya di Moskow mengejeknya demikian, hingga semua temannya masuk ke krematoriun di sudut kota kecil. Sampai sekarang para polisi tidak berhasil mengungkap pembunuhan berantai yang ia lakukan.
Akan tetapi kali ini, ia tidak bisa membunuh mereka. Nara, Kirana dan Mona menarik dan menyiksa Tuan Crabs, Nara yang seorang dokter langsung memasukan berbagai jenis obat dan peralatan bedah ke dalam sebuah ransel yang tergeletak. Nara benar-benar cekatan memenuhinya dan memanggul ranselnya kini ia bak anak SMU yang baik yang akan pamit sekolah.
Bukkk! Bukk!
Nara melayangkan tinjunya ke arah Crabs, hingga Tuan Crabs jatuh terduduk.
"Itu untuk balasanku karena kau sudah membuat sayatan di dada mulusku, berengsekk!" umpatnya kesal berulang kali menunjang ke arah alat reproduksi milik Crabs yang paling berharga.
Kabir dan yang lain mengacak-acak komputer mengambil banyak senjata mutakhir yang luar biasa banyaknya di sebuah lemari. Mereka juga melihat peta, di mana letak keberadan mereka, "Laboratoriun ini sangat luar biasa!" ucap Heru.
Semua pion yang lain berjaga-jaga di pintu untuk menghindari kedatangan para tentara, mereka sudah mencoba dan menggenggam senjata masing-masing di tangan mereka, Crabs melihat semua keadaan laboratorium kesayangannya sudah porak-poranda dan sudah hancur lebur.
Ia memandang dengan perasaan dendam kepada semua pion, ketiga gadis itu masih saja melampiaskan amarahnya kepadanya.
Kabir dan para pion pria melihat ketiga gadis cantik itu mambawa Tuan Crabs ke arah brankar dan meletakkan kedua belah tangan Tuan Crabs di situ. Mona dibantu dengan kedua teman ceweknya, mereka benar-benar marah dan melakukan aksi balas dendamnya.
Hingga kedua tangan Tuan Crabs dengan mudahnya putus saat alat berupa tangan berjari tiga itu berputar mencincang kedua tangannya seperti di dalam sebuah blender, darah mengucur ke mana-mana.
"Hahhaha kau telah menciptakan moster Tuan, nikmatilah!" ucap Mona dengan sadisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Dewi Indrayani
💪💪💪💪💪💪
2021-10-09
0
Neti Jalia
boom like untukmu kk🤗🙏
2021-09-13
0
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-09-01
1