Pria berwajah plat besi mendorong dan menunjang tubuh kabir dari belakang, Kabir berjalan sedikit terseok-seok menahan beratnya bandulan rantai besi di kakinya juga pukulan yang bertubi-tubi sengaja pria itu lakukan, mereka menyusuri lorong di antara jelusi sel kanan-kirinya.
Kabir melirik di kanan-kiri tiap ruang sel namun, ia tidak menemukan keenam temannya. Ia mulai terkena sindrom panik tetapi ia berusaha untuk menahannya, mereka terus berjalan hingga cahaya matahari yang menyilaukan bersinar terang. Kabir secara otomatis mengangkat kedua belah tangannya menutupi silau cahaya yang menerpa kedua belah retinanya, ia berusaha untuk menyatukan pandangan matanya dengan keadaan, ia melihat sekumpulan Hatter di pelataran lapangan yang dibuat dengan sekelilingnya pagar kawat setinggi setengah meter.
Para Hatter berteriak-teriak kelaparan seperti kawanan buaya di tengah sungai menunggu mangsa, seakan melihat seekor ayam yang akan dilemparkan ke sebuah sungai untuk dikorbankan.
Kabir melihat Junaid, ketiga teman Darmanto, Nara, Heru diikat di sebuah tiang besi di tengah lapangan yang berbentuk lingkaran yang dikelilingi pagar kawat setengah meter juga para Hatter di belakang pagar. Mengerikan, cara mereka berteriak dan mengacungkan senjata digenggamannya.
Kirana, dengan rantai besi di kaki-tangannya digiring dari salah satu pintu sel yang dilalui Kabir, dari pintu di sebelahnya muncul Darmanto dan Mona dari pintu satu lagi muncul Hendro dan seorang wanita manis berambut pendek seperti lelaki yang tidak dikenal.
Mereka semua disejajarkan, "Kabir, Hendro, Darmanto, Mona kalian di sini juga?" tanya Kirana ia begiti girangnya mendapati semua temannya bersama dengan dirinya. Walaupun di ambang sebuah kematian yang sudah pasti di depan mata. Ia tidak peduli lagi dengan teriakan yel-yel Hatter, kegugupannya hilang seketika.
Walaupun ia mendapati sebagian twmannya terikat disebuah tiang dengan lemas mungkin sudah dijemur di bawah terik matahari.
Tet! Tet! Tet!
Sebuah bel berbunyi, semua teriakan diam seketika yang ada sebuah keheningan yang sulit untuk dijabarkan dengan kata-kata.
"Para Hatter tercinta dan para pahlawan, kini waktunya kalian diadu sesama teman kalian ...," ucap sebuah suara dari sebuah toa yang bergema memecah kesunyian.
"sudah saatnya kalian mendapatkan seorang pahlawan yang luar biasa. Dipertunjukan kali ini, kalian diadu untuk menyelamatkan teman kalian yang sedang terikat di tiang. Bila kalian kalah maka salah satu dari mereka akan dilukai"
Kabir dan semua temannya yang bebas tidak terikat saling pandang dan mulai menangkap sinyal kekhawatiran.
"Kalian tidak memiliki pilihan, bila kalian membangkang atau melawan maka semua dari kalian akan mati." ucap dari sebuah suara. Beberapa Hatter membuka rantai di kaki-tangan mereka, kemudian mereka berlalu.
Kabir lagi-lagi melihat virtual Alberto Kuro yang masih dengan nikmatnya di singgasananya dengan menikmati minumamnya tersenyum puas kepada Kabir.
"Pertarungan dimulai ...," ucap suara lagi di toa.
Tettt!
Keenam orang itu begitu bingung harus melakukan apa, mereka diam saja dan saling merapat, karena tidak ada yang memulai pertarungan cambukan demi cambukan melayang ke arah teman mereka yang terikat di tiang.
"Hentikann!" teriak Kabir dan Hendro juga Kirana melihat kesakitan di wajah Heru, Junaid dan Nara.
"Jangan pikirkan kami, selamatkanlah nyawa kalian!" teriak Heru di antar cambukan.
Kirana dan Mona juga wanita yang tidak mereka kenal saling pandang.
"Aku tidak mau memukul wanita," ucap Darmanto ia memilih Kabir.
"What! Jadi aku melawan para wanita? Mana bisa!" ucap Hendro.
"Hallahhh! Biasanya juga kamu bermulut pedas kepadaku" balas Mona yang mendekatinya mengajak ia bertarung, Hendro mundur dan menggaruk-garuk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal. Ia tidak tega memulul Mona secara ia begitu mengaguminya selama ini. Apa lagi sudah beberapa hari ini mereka bersama rasanya ia tidak akan sanggup memukulnya.
Kirana dengan wanita asing itu saling pandang, si wanita menganggukan kepalanya dan mulai menyerang Kirana, mereka memukul dan mempertahankan diri seperti sedang main-main. Akan tetapi kembali sebuah cambukan melayang mengenai teman-teman mereka di tiang.
Para Hatter melemparkan senjata ke tengah lapangan, keenam anak manusia kebingungan dan saling pandang, Kabir dan yang lainnya mengambil senjata karena cambukan kembali mendarat.
Kabir mendekati Darmanto kembali, "Aku rasa para Hatter tidak menggunakan pistol bagaimana bila kita berpura-pura serius dan mengarah ke arah teman kita membebaskan mereka, aku memiliki beberapa granat di bagian celana panjangku. Sepertinya yang menculikku sengaja memberikan beberpa granat kepadaku, ia tidak berusaha untuk mengambil sangkurku," ucap Kabir.
"Baiklah, saat kita saling pukul membaurlah kepada yang lain juga jangan hanya kita berdua yang menyusun rencana ini." Balas Darmanto.
Mereka memulai pertarungam dengan golok, samurai dan gada sekeliling arena sudah penuh dengan senjata yang mereka lemparkan.
Kabir beradu pedang dengan Darmanto ia berusaha terlihat serius menebasnya begitu juga Darmanto kemudia mereka sama-sama melemparkan diri ke arah teman mereka yang lain untuk menyusun rencana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Kustri
Siapa yg baik ama Kabir hfg kasih granat,, temankah🤔
2022-02-14
1
Lembayung Senja
sumpah seru.......tegang...serasa aq y disana
2022-01-25
1
Your name
Semangat selalu ya Thor
2022-01-22
2