Maaf ya jika banyak typo berkeliaran di mana mana. harap maklum ya.
"Dinda, makan dulu sayang." Mama pita mengetuk pintu kamar.
"Ya Ma! sebentar Dinda turun!" sahut Dinda sedikit berteriak.Bukan karena kesal, tetapi karena jarak bicara yang lumayan jauh.
"Dinda sudah mau makan Mam?" lirih Andra di samping Mama pita.
"...." Mama pita menggeleng.
Putus dari Keanu membuat hari-hari Dinda kacau. Andra memaksa Dinda untuk mengakhiri hubungan mereka dan boleh kembali bersama jika kuliah mereka telah usai. Keanu bersedia dan berlapang dada. Tapi tidak dengan Dinda dimana hatinya tercabik-cabik saat kata putus itu terlontar.
"Mama sedih, anak Mama tidak mau makan masakan Mama lagi," ucap Mama pita dengan sendu dan beranjak pergi dari depan pintu kamar Dinda.
"Din!" Kini Andra yang mengetuk pintu kamar Dinda.
" ...." Dinda membuka pintu tetapi tidak bicara apapun. Tatapannya sendu dan sedih. Berjalan begitu saja melewati Andra yang berada di sampingnya. Mereka berempat berada di meja makan.
Tidak ada yang bicara, yang terdengar hanya bunyi denting sendok dan garpu yang beradu di atas piring makan.
"Dimakan sayang," ucap Papa Dimas mengusap pucuk kepala Dinda.
"Iya pa," jawab Dinda dengan menunjukkan senyum palsunya.
"Ini sudah dua hari dan kalian masih begini. Sebenarnya ada apa? kalian ribut soal apa lagi?" tanya Mama pita yang sudah tidak tahan dengan sikap kedua anaknya yang saling diam dan lempar tatapan dingin.
Dinda hanya diam dan diam. Rasanya bibirnya terkunci dan malas untuk menjelaskan apapun. Semuanya akan salah di mata Mama pita jika Dinda yang mengucapkan.
"Bicaralah Dek," kata Andra yang memperhatikan Dinda yang terlihat lesu.
"Sayang coba bilang, kamu mau apa? Apa ada sesuatu yang bisa Papa bantu?" Papa Dimas mencoba membuat Dinda berterus terang.
"Tidak ada Pa, Ma. Semuanya baik-baik saja. Hanya Dinda banyak tugas dari kampus dan membuat Dinda sedikit pusing," jawab Dinda berbohong. Setidaknya dengan berbohong tidak akan mematik api perselisihan lagi.
Melihat Dinda yang berbohong membuat Andra menyenggol kaki Dinda yang duduk di hadapannya. Maksud Andra adalah mencoba terbuka kepada setiap anggota keluarga agar menemukan titik terang dan solusi juga pemutusan benar salah atas tindakannya. Dinda diam tak bergeming saat kaki Andra terus menyenggol kakinya.
"Dinda duluan ya. Pa, Ma." Dinda berpamitan dan mencium pipi kanan dan kiri kedua orang tuanya.
"Duluan Kak," kata Dinda yang lesu dengan wajah yang kusut tak bergairah apalagi untuk menatap wajah orang yang menyebalkan di hadapannya ini.
Jika tidak ada orang tuanya, maka tak akan disapanya orang yang duduk dengan tegap memakai jas hitam ini. "Bareng Kakak yuk. Sekalian kakak berangkat!" kata Andra dengan cepat memanfaatkan waktunya untuk berbicara dengan Dinda.
"Din! " seru Andra pada Dinda yang terus berjalan mendahului Andra.
Tak menghiraukan sama sekali. Dinda tetap berjalan dan Andra menyetir mobilnya dengan perlahan membuntuti Dinda. Jika ada yang melihat hal ini pasti mereka akan mengira jika ini adalah adegan dimana suami merayu istrinya untuk berbaikan.
"Ayo naik!" seru Andra.
Dinda tetap dengan sikap keras kepalanya. Andra berhenti dan menepi memotong jalan Dinda. Diraihnya tangan Dinda lalu mendudukkannya dan memasang sabuk pengaman agar Dinda tak pergi kemana-mana lagi.
"Kamu kenapa?"
"Dinda, kamu paham tidak jika yang kakak lakukan adalah bentuk perhatian dan kasih sayang kakak?"
"...." Dinda mengangguk mengiyakan ucapan Andra.
"Terus kenapa masih diam? Janganlah seperti ini Dek. Makanlah, kamu sudah dua hari ini tidak makan. Kakak tidak mau kamu sakit," ucap Andra dengan hangat dan lembut. Kehangatan yang terpancar dari surat mata Andra lagi-lagi membuat Dinda merona.
"Ya," jawab Dinda malas.
**Sampai di kampus.
Dinda langsung menuju ke kantin. "Mbak makan mbak, lapar!" seru Dinda yang memesan nasi goreng langsung dua porsi.
"Sayang, kamu kesetanan atau bagaimana dua piring?" Keanu tak percaya. Keanu duduk di samping Dinda memanfaatkan waktu yang ada sebelum teman-temannya yang lain datang dan mengetahui jika kedekatan mereka lebih dari teman.
"Nu, aku lapar. Dari kemarin malam belum makan. Butuh tenaga untuk menjalankan aksi ini Nu. Memulai peperangan ini sangat menguras tenagaku. Harus akting sedih seolah-olah kita sudah putus. Tapi kamu sepertinya tidak?" Dinda memiringkan kepalanya mengamati mimik wajah Keanu yang menahan tawanya.
"Adindaku sayang. Kalau aku akting ke siapa coba? kamu saja yang selalu ngajak sembunyi-sembunyi. Dari pada ribet, kita nikah langsung yuk!" celetuk Keanu yang sukses membuat Dinda tersedak nasi gorengnya.
"Minum, sayang minum." Keanu tanpa sadar mengusap punggung Dinda dengan kecemasan di raut mukanya membuat Sasa dan Rina yang baru datang melihat itu semua saling bersitatap dan melempar pandangan aneh.
"Sayang katanya?" bisik Sasa di telinga Rina.
"Iya, aku juga mendengarnya. Aku belum tuli." sahut Rani.
"Ehem! ehem!" Rani berdehem keras dan membuyarkan semuanya membuat Keanu yang salah tingkah langsung berdiri dan beralasan ke toilet.
"Makan Din?" tanya Sasa santai meski tau muka Dinda sekarang memerah karena malu.
"Iya, Kalian mau?" Dinda berbasa-basi menawari.
"Makasih, kami sudah kenyang tadi mendengar kata sayang. Kalian jadian?" celetuk Rani langsung pada intinya.
"Siapa? tidak. Kami hanya lagi membicarakan adegan disalah satu drama saja." Celetuk Dinda menjawabnya tanpa berpikir panjang.
"Iya, adegan sepasang kekasih yang menikmati waktu berdua dengan mengusap punggung ya?" kata Rani memancing reaksi Dinda.
"Iya benar. kamu juga lihat?" sahut Dinda yang belum sadar jika yang dimaksud adalah adegan antara dirinya dan Keanu.
"Oh, jadi benar Ran mereka jadian tapi tidak memberitahu kita." Sasa mendengus kesal dan duduk di sebelah Dinda di ikuti dengan Rani yang akhirnya mereka berdua menghimpit tubuh Dinda di tengahnya.
"Aku harap ini cuma main-main." kata Sasa.
"Iya, jangan sampai pertemanan kita hancur karena perebutan lelaki." kata Rani
"I.... iya memang kita cuma main-main sih. Aku ga mungkinlah jadian sama Keanu. Kalian kan tau kita sudah berteman dari SMA," jawab Dinda.
"Oh, syukurlah. Kamu tau sudah sangat lama putri menaruh hati pada Keanu. Kalau sampai dia mendapati kalian begini tadi. Pasti dia akan kecewa," ucap Rani.
"Benarkah?" Dinda membulatkan matanya. Dengan susah payah dia menelan nasi yang ada dalam mulutnya. Rasanya seperti tercekik sekarang ini. Teman baiknya, sahabatnya yang paling dekat menyukai pacarnya?
Putri, sejak kapan kamu menaruh hati pada Keanu? Mengapa kamu tidak pernah bercerita padaku? Keanu, inikah saatnya aku benar-benar putus darimu dan selamanya merahasiakan kisah kita?
***Di kantor.
"Ada apalagi sih? dari tadi aku perhatikan kamu tidak fokus bekerja?" tanya Bayu yang merupakan asisten pribadi juga sekaligus teman dekat Andra.
"Aku bertengkar dengan Dinda Bay." Jawab Andra dengan tatapan hampa dan tangan yang memutar-mutar pena memainkannya.
"Bukanya every time, every minute, every second kamu selalu bertengkar dengan dia?" celetuk Bayu tanpa sadar.
"Kali ini berbeda Bay. Kita bertengkar gara-gara pria. Dia mulai bohong dan pacaran."
"Apa salahnya pacaran? Dia normal sob!" Bayu terkekeh mendengar jawaban Andra yang terdengar munafik. Dia melarang? tapi dia sendiri pacaran begitulah kira-kira.
"Kamu juga pacaran kan?" celetuk Bayu menguak fakta.
"Ya, lain Bay. Aku pacaran dengan Natasya dengan niatan menikah. Hanya saja pekerjaannya yang membuatku terpaksa mengundur pernikahan kami," kata Andra.
"Terserahlah Sob. Tapi sekali saja jangan terlalu keras pada calon istriku ya. Jaga dia baik-baik untukku," ucap Bayu yang membuat Andra seketika menoleh kearahnya dan melempar penanya.
"Cih!" Andra berdecih.
Kalaulah aku harus mencarikan satu kandidat, sudah pasti itu bukan kamu Bayu. Kamu temanku, tapi ada satu sikapmu yang kurasa tak akan cocok dengan adikku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Zifa Zifa
gak da yg cocok buat dinda, 😠😠😠😠😠andra kali yg cocok buat dinda 😅😅😅😅😅😅😅😅
2021-12-13
0
Jumadin Adin
penuh teka teki
2021-12-12
0
Snow White
semua pria ga ada yang cocok buat Adinda kecuali Kamu Andra
2021-12-10
6