Lomba sekolah

Papa sambung ku sangat menyayangi adikku beliau selalu memanjakan nya, bukan berarti tidak menyayangi ku, namun karena aku sudah remaja, papa sedikit canggung padaku.

Tapi aku sangat senang, karena waktu kecil, aku masih merasakan kasih sayang papa kandungku. Sedangkan adikku, jangankan kasih sayang sosok seorang ayah, bertemu saja tidak pernah.

Adikku selalu menganggap, papa sambung adalah papa kandung nya. Namun papa mengatakan padaku dan adikku, bahwa kita tidak boleh melupakan papa kandung kita.

Di sekolah saat ini mengadakan acara, disitu ada beberapa lomba, dan aku mengikuti salah satunya busana muslimah, dan Qoriah. Hanya 12 orang yang ikut serta dalam lomba busana.

Sebenarnya, aku tidak ingin mengikuti lomba apapun, namun teman ku mendaftarkan nya.

Aku jalan kaki dari sekolah ke rumah dan mengatakan nya pada mama bahwa aku mengikuti lomba.

"Assalamualaikum ma," ucap ku.

"Wa'alaikum salam vin," jawab mama

Aku ragu untuk mengatakannya, "eh ma, ada yang mau vina kasi tau."

Mama mengernyitkan dahinya, bingung.

"Kasi tau apaan?" tanya nya padaku

"Kan ada acara di sekolah, jadi Vina ikut lomba, tadi di daftarin teman."

Mama tersenyum, "iya bagus dong, biar kamu tampil di depan banyak orang."

"Tapi ma, bajunya Vina gak punya, kalaupun ada harus nyewa."

Aku tau mama gak ada uang waktu itu.

"Kamu tenang aja lah vin, mama bisa bantu soal itu," jawab nya lagi.

"Beneran ma?" tanya ku kurang yakin.

Mama mengangguk, tersenyum padaku. Aku tau sekali, mama waktu itu juga pasti bingung.

Beberapa minggu setelah persiapan ku latihan busana, dan belajar Qoriah, tepat di acara aku mulai deg degan.

"Tenang vin, biasa juga lihat di tv suka aja dan pengen jadi model," ucap mama menyemangati.

"Ini beda ma, walaupun gak dilihat satu dunia, tapi yang lihat hampir seribu orang," ucap ku.

"yah gak bisa jadi model terkenal kalau kamu gini coba deh tarik nafas lalu keluarkan, dan jangan lupa baca sholawat" ucap mama

aku mengikuti saran mama dan mulai lebih tenang.

Lomba yang aku ikuti pun telah tiba waktunya, satu persatu teman temanku berlenggak lenggok ala model di atas catwalk seperti supermodel cantik dan seksi, berbeda dengan ku yang sudah menggunakan kerudung.

Sedikit nervous berjalan seperti mereka, namun aku berjalan sesuai gaya ku sendiri tidak terlalu melenggak lenggok kan badan.

Saat aku melihat juri di depanku.

Deg astaghfirullah guru bahasa Inggris yang selama ini aku sukai, berada di depan ku. Berusaha menutupi kegugupan, aku tetap berjalan, tidak menghiraukan orang yang menatapku.

Setelah lomba busana muslimah, keesokan harinya adalah lomba Qoriah, saat ini suara ku serak entah kenapa bisa berubah padahal minuman dan makanan sudah aku jaga.

Namaku di panggil, saat ini aku tetap maju untuk bertanding, membuka lembaran kitab suci Al-Qur'an dan memulainya.

Suaraku serak dan sakit, setelah selesai aku kembali ke tempat ku dan minum.

"Vina, suara kamu kenapa?" tanya mama.

"Gak tau ma." Suara ku sudah serak parah, sakit sekali untuk bicara.

Lalu, mama mengajakku pulang beserta papa dan adikku.

Mama menyuruhku istirahat, karena acara waktu itu diadakan malam hari.

Sebelum pengumuman siapa pemenangnya, ada bocoran sedikit dari guru bahasa Inggris ku, beliau memberi tau lewat pesan di ponsel bahwa aku juara dua.

Aku tidak yakin, namun jika benar mama pasti senang.

Pengumuman pemenang lomba pun tiba, kami semua yang mengikuti lomba di harap hadir untuk mengetahui siapa yang menang.

Aku sekeluarga datang ke sekolah.

"Pemenang lomba Qoriah putri, juara 3 adalah Risa," ucap MC.

Semua orang bertepuk tangan.

Sampai juara kedua dan pertama pun, tidak disebutkan namaku disitu.

Aku tidak berharap banyak, karena saat membaca memang suaraku juga serak.

"Pemenang lomba busana muslimah, juara 3 adalah erni," ucap MC.

Sampai juara pertama tidak ada namaku, mamaku mungkin kecewa,a namun beliau tetap tersenyum padaku.

Aku melihat ke arah guru bahasa Inggris yang sudah membuatku berharap, aku menatapnya seperti berbicara, kenapa membohongi ku?

Aku dan keluargaku jalan kaki, keluar dari tempat acara.

"Kasian banget kamu, gak dapat juara apa-apa ya vin," ucap salah seorang ibu temanku.

"Gak apa buk, Vina sudah berjuang untuk memenangkan lomba, mungkin saat ini belum saatnya dia yang menang," jawab mama.

"Gak bakal bisa menang apa-apa sih menurut ku, Vina kan memang gak bisa apa-apa kata Risa," ucapnya.

Iya ibu itu adalah ibunya Risa.

Kami tersenyum padanya, lalu jalan lagi menuju rumah, aku langsung masuk menuju kamar, aku menangis sekuat-kuatnya, marah.

"Ya Allah kenapa aku dilahirkan disini? kenapa tidak di luar kota atau luar negeri. Mungkin, aku tidak akan merasakan sedih seperti ini," ucapku menutup wajah dengan bantal.

Aku ingin menyiksa diriku ini menyayat nyayat, untungnya aku menahan rasa keinginan ku, mengingat mama dan adikku yang mungkin juga akan sedih dengan yang aku lakukan.

.

.

.

bersambung 💃💃💃

Terpopuler

Comments

galaxi

galaxi

memang klu anak tanpa sosok ayah disampingnya ia akan cenderung diremehkan sering dibully,g dianggap ada dll....krn aq pun waktu sklh juga mengalami...dimasa2 tumbuh kembang ku keluargaku mengalami mslh hingga ayah merantau ke sebrang...disitu aq tinggal bertiga dg ibu dan nenekku.rasanya hampir tiap hari ada aja masalah yg menimpaku...yg plg sering sih direndahkan sama tetangga, orgtua temen dll...

2024-10-09

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

nama ku disebut👋👋👋👋👋

2022-10-24

0

Bulqis Malika

Bulqis Malika

nyesek thor.. 😭😭

2022-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Awal kisah
2 Kemalingan
3 Kepergian nenek
4 Lomba sekolah
5 Kesedihan
6 Pertama kali kerja
7 Bersyukur
8 Berhenti kerja
9 Teman baru
10 Di antar kak hendri
11 Di antar papa
12 Ke pasar malam
13 Bertanding
14 Kedatangan adit
15 Main catur
16 Makan diluar
17 Alergi terasi
18 Di ejek
19 Mengakhiri hubungan
20 Pingsan
21 Ke UKS
22 Bohong
23 Dijodohkan
24 Menjenguk
25 Tamu
26 Raka bumi dirgantara
27 Virtual Nina
28 Makan dirumah
29 Supermarket
30 Minta jemput
31 Gudang
32 Masih hidup?
33 Visual cast
34 Mantan
35 Drop
36 Jaga Vina
37 Ketakutan
38 Kaget
39 Cewek lemah
40 Penyakitan
41 Sembuh
42 Ke rumah adit
43 Melepas
44 Mystery guest
45 Ribet
46 Rumah Raka
47 Taman
48 Batuk
49 Mati lampu
50 Izin
51 Pantai
52 Ospek
53 Cemburu
54 Senja
55 Tidur bareng
56 Bertemu papa
57 Tim sepupu penyakit
58 Masih Tim penyakit
59 Ungkapan
60 Pulang
61 Kotak kecil
62 Surat dari Ali
63 Sibuk
64 Adit lagi
65 Muntah
66 Hamil?
67 Good girl
68 Peluk
69 Sebungkus berdua
70 Kebohongan Raka
71 Playboy
72 Adit gamon
73 Cemburu?
74 Gak mau
75 Botak
76 Sensi
77 Kekenyangan
78 Sembunyi
79 Vina lemot
80 Rasa berdua
81 Keberadaan raka
82 Kakak raka
83 Kondisi Raka
84 Memohon
85 Vina datang
86 Menemani Raka
87 Kepergian raka
88 Pemakaman
89 Hati-hati dijalan
90 Di jemput adit
91 Menemani vina
92 Keadaan Vina
93 Istirahat
94 Jalan bareng Adit
95 Ikut bahagia
96 Cantik hari ini
97 Pingsan
98 Stadium akhir
99 Ke luar negeri
100 Benar-benar tulus
101 Bersabar
102 Kerinduan adit
103 Menghilangnya Adit
104 Vina kembali
105 Ke makam
106 Lamaran dadakan
107 Kesungguhan Adit
108 Menerima lamaran
109 Macho hello kitty
110 Persiapan pernikahan
111 Pernikahan Adit dan Vina
112 Wanita pembawa sial
113 Cantik sekali istriku
114 Pindah rumah
115 Cheese cake
116 Ke kantor Adit
117 Anak cacing
118 Mandi subuh
119 Iman goyah
120 Manja adalah bentuk syukur
121 Cold allergy
122 Couvade syndrome
123 Belajar menjadi suami siaga
124 Cinta yang begitu dalam
125 Tolong istri saya!
126 Pesan dari Raka
127 Permintaan maaf
128 Jodoh terindah dari Allah
129 Rencana yang membuat sengsara
130 Syukuran di kantor
131 Sikap Dimas
132 Penganggu
133 Ingatan trauma
134 Ibu adalah pendengar dan pemberi nasihat yang baik
135 Peringatan dari papa
136 Kelulusan wisuda
137 Merasa risih
138 Waktu berdua bersama senja
139 Vina melahirkan
140 Aunti pecah bulu jagung
141 Kembali kerumah
142 Di atur sejak dini
143 Terjebak lift macet
144 Cemburu pada baby Devan
145 ke restauran
146 Dimas dan Reva
147 Sabotase
148 Penyelidikan
149 Naya tidak laku?
150 Membantu Reva
151 sah
152 pak baskara menemui Naya
153 Suami saya
154 Pertunangan Dimas dan Naya
155 satu frekuensi
156 Pernikahan Hendry dan Nina
157 Pernikahan D & N
158 tontonan lucu
159 mertua yang baik
160 Cinta sudah tumbuh
161 Banyak rezeki
162 Piknik
163 Bulan madu lagi
164 Lebih tampan Devan
165 Nina mual
166 Adit dan Hendry berdebat
167 Garis dua
168 Setitik
169 Mampir ke rumah Vina
170 Masih kesal
171 Gemas nya Devan
172 Membantu bukan pembantu
173 End
174 Promo novel baru
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Awal kisah
2
Kemalingan
3
Kepergian nenek
4
Lomba sekolah
5
Kesedihan
6
Pertama kali kerja
7
Bersyukur
8
Berhenti kerja
9
Teman baru
10
Di antar kak hendri
11
Di antar papa
12
Ke pasar malam
13
Bertanding
14
Kedatangan adit
15
Main catur
16
Makan diluar
17
Alergi terasi
18
Di ejek
19
Mengakhiri hubungan
20
Pingsan
21
Ke UKS
22
Bohong
23
Dijodohkan
24
Menjenguk
25
Tamu
26
Raka bumi dirgantara
27
Virtual Nina
28
Makan dirumah
29
Supermarket
30
Minta jemput
31
Gudang
32
Masih hidup?
33
Visual cast
34
Mantan
35
Drop
36
Jaga Vina
37
Ketakutan
38
Kaget
39
Cewek lemah
40
Penyakitan
41
Sembuh
42
Ke rumah adit
43
Melepas
44
Mystery guest
45
Ribet
46
Rumah Raka
47
Taman
48
Batuk
49
Mati lampu
50
Izin
51
Pantai
52
Ospek
53
Cemburu
54
Senja
55
Tidur bareng
56
Bertemu papa
57
Tim sepupu penyakit
58
Masih Tim penyakit
59
Ungkapan
60
Pulang
61
Kotak kecil
62
Surat dari Ali
63
Sibuk
64
Adit lagi
65
Muntah
66
Hamil?
67
Good girl
68
Peluk
69
Sebungkus berdua
70
Kebohongan Raka
71
Playboy
72
Adit gamon
73
Cemburu?
74
Gak mau
75
Botak
76
Sensi
77
Kekenyangan
78
Sembunyi
79
Vina lemot
80
Rasa berdua
81
Keberadaan raka
82
Kakak raka
83
Kondisi Raka
84
Memohon
85
Vina datang
86
Menemani Raka
87
Kepergian raka
88
Pemakaman
89
Hati-hati dijalan
90
Di jemput adit
91
Menemani vina
92
Keadaan Vina
93
Istirahat
94
Jalan bareng Adit
95
Ikut bahagia
96
Cantik hari ini
97
Pingsan
98
Stadium akhir
99
Ke luar negeri
100
Benar-benar tulus
101
Bersabar
102
Kerinduan adit
103
Menghilangnya Adit
104
Vina kembali
105
Ke makam
106
Lamaran dadakan
107
Kesungguhan Adit
108
Menerima lamaran
109
Macho hello kitty
110
Persiapan pernikahan
111
Pernikahan Adit dan Vina
112
Wanita pembawa sial
113
Cantik sekali istriku
114
Pindah rumah
115
Cheese cake
116
Ke kantor Adit
117
Anak cacing
118
Mandi subuh
119
Iman goyah
120
Manja adalah bentuk syukur
121
Cold allergy
122
Couvade syndrome
123
Belajar menjadi suami siaga
124
Cinta yang begitu dalam
125
Tolong istri saya!
126
Pesan dari Raka
127
Permintaan maaf
128
Jodoh terindah dari Allah
129
Rencana yang membuat sengsara
130
Syukuran di kantor
131
Sikap Dimas
132
Penganggu
133
Ingatan trauma
134
Ibu adalah pendengar dan pemberi nasihat yang baik
135
Peringatan dari papa
136
Kelulusan wisuda
137
Merasa risih
138
Waktu berdua bersama senja
139
Vina melahirkan
140
Aunti pecah bulu jagung
141
Kembali kerumah
142
Di atur sejak dini
143
Terjebak lift macet
144
Cemburu pada baby Devan
145
ke restauran
146
Dimas dan Reva
147
Sabotase
148
Penyelidikan
149
Naya tidak laku?
150
Membantu Reva
151
sah
152
pak baskara menemui Naya
153
Suami saya
154
Pertunangan Dimas dan Naya
155
satu frekuensi
156
Pernikahan Hendry dan Nina
157
Pernikahan D & N
158
tontonan lucu
159
mertua yang baik
160
Cinta sudah tumbuh
161
Banyak rezeki
162
Piknik
163
Bulan madu lagi
164
Lebih tampan Devan
165
Nina mual
166
Adit dan Hendry berdebat
167
Garis dua
168
Setitik
169
Mampir ke rumah Vina
170
Masih kesal
171
Gemas nya Devan
172
Membantu bukan pembantu
173
End
174
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!