Randy baru selesai melakukan Radioterapi keduanya,Randy duduk dihadapan Dokter.
"Obatnya masih ada kan pak Randy?"
Tanya Dokter.
"Masih Dok, Saya ngerasa kebantu dengan obat dari dokter, jadi kalo saya ngerasain efek samping setelah radioterapi seperti mual,sakit kepala atau gatal gatal saya langsung minum obatnya."
Ujar Randy.
"Iya Pak, karena memang untuk itu fungsi obat yang saya berikan."
Ujar Dokter pada Randy.
"Baik Dok, sampai bertemu di sesi terapi berikutnya minggu depan ya, saya pamit."
Ujar Randy.
"Silahkan Pak."
Ujar Dokter tersenyum pada Randy, Randy berdiri dari duduknya lalu pergi keluar dari ruangan dokter itu.
Yana mengendarai mobil yang baru dibelinya, mobil itu masuk kepekarangan halaman rumah Mas Badrun yang sudah menunggunya .
Yana memarkirkan mobilnya, lalu turun dari mobilnya menghampiri Mas Badrun.
"Nyaman banget mobilnya Mas.Gak salah milih aku."
Ujar Yana tersenyum.
"Iyalah, Keluaran baru ini, belum banyak yang punya."
Ujar Badrun.
"Ini kuncinya Mas, didalam dompet udah lengkap surat suratnya."
Ujar Yana.
Badrun lantas menerima kunci mobil.
"Duduk dulu Yan."
Ujar Badrun, Yana pun duduk disebuah kursi yang ada diteras rumah Mas Badrun.
Mas Badrun masuk kedalam rumahnya, tak berapa lama keluar lagi sambil membawa botol air minum dan kotak berisi makanan ringan.
"Minum dulu Yan."
Ujar Badrun pada Yana.
"Iya Mas."
Jawab Yana mengambil gelas lalu menuangkan air dari botol ke gelas, Yana meminum air yang disuguhkan Badrun.
"Habis dari sini mau kemana kamu rencananya ?"
Tanya Badrun.
"Pulang Mas, udah capek keliling keliling ngurusin bisnis baruku."
Ujar Yana.
"Bisnis apa toh ?"
Tanya Badrun.
"Butik Mas, udah lama aku rencanakan, baru kesampean sekarang sekarang ini."
Ujar Yana pada Badrun.
"Oh, ya mudah mudahan lancar usahamu."
Ujar Badrun.
"Aamiin."
"Cafeku udah setahun lebih aku jalani belum bisa balik modal, masih minus terus pendapatannya."
Ujar Yana.
"Ya pelan pelan, nanti juga berkembang, yang penting total jalaninya,optimis."
Ujar Badrun. Yana mengangguk, Badrun menatap wajah Yana. Badrun dengan hati hati berkata.
"Maaf ni Yan..."
Ujar Badrun pada Yana.
Badrun ragu sebenarnya mau mengatakan sesuatu, tapi hatinya terus tergerak untuk bertanya dan mengatakannya.
"Kenapa Mas?"
Tanya Yana.
"Kamu serius sama si Herry ?"
Tanya Badrun pada Yana.
"Iyalah ,masa gak serius Mas, kami kan udah lama jalaninya bersama."
Ujar Yana.
"Kok aku ngerasa Herry itu gak cocok buat kamu."
Ujar Badrun.
"Maksud Mas Badrun ?"
Tanya Yana.
"Ya, aku liat Herry itu ada nyimpan sesuatu, kayak ada yang disembunyikannya gitu loh."
Ujar Badrun.
"Aku gak suka aja liat dia, gak bisa akrab, kalo ngomong banyak gak nyambung, soalnya aku omong apa , lah Herry nyamber terus, kesannya dia tau semua apa aja yang dibahas."
Ujar Badrun.
"Herry gak gitu kok Mas, dia baik kok sama aku, jujur."
Ujar Yana membela Herry.
"Mungkin cuma penilaianku aja."
Ujar Badrun.
"Aku cuma gak mau kamu gagal lagi nanti Yan, gak mau aja liat kamu nanti punya rumah tangga berantakan."
"Randi yang aku tahu selama ini baik aja bisa bubar sama kamu."
Ujar Badrun.
"Karena aku yang udah gak mau sama Randi Mas, muak aja liatnya."
Ujar Yana ketus karena Badrun menyebut Randi dihadapannya,Dia tak suka mendengar nama Randi disebut.
"Ya mudah mudahan aja ke khawatiranku salah, kamu bisa langgeng nantinya."
Ujar Badrun.
"Iya Mas."
"Aku pulang dulu Mas."
Ujar Yana pada Badrun.
"Ya udah,aku antar aja pake mobil."
Jawab Badrun.
"Gak usah Mas, aku naik taksi online aja."
Jawab Yana.
"Oh gitu, udah order ?"
Tanya Badrun.
"Ini mau order ."
Ujar Yana sambil mengetik di hape nya untuk order taksi online. Badrun menatap Yana.
"Gimana sekolah Dewi ?"
Tanya Badrun memecahkan keheningan, karena sesaat suasana hening saling diam setelah Yana berhasil mendapatkan taksi online yang diordernya.
"Lancar sih Mas, cuma ya kalo soal matematika dia masih kesulitan belajarnya, apalagi kalo ada peer matematika, aku yang disibukinya."
Ujar Yana.
"Kalo dulu ada peer matematika, Dewi pasti langsung lari kekamar Sekar buat ngerjain jawaban soal soalnya, selalu ganggu Sekar kalo ada peer. Kadang buat kesal Sekar,tapi tetap nolongin adiknya."
Ujar Yana tersenyum lirih mengingat kenangan masa lalu Sekar dan Dewi. Badrun tersenyum.
"Nanti juga bisa sendiri Dewi lama lama kalo terus belajar, kan makin gede."
Jawab Badrun.
"Iya Mas."
Ujar Yana.
Tak berapa lama,taksi online datang, Yana yang melihat taksi online berhenti didepan rumah Mas Badrun segera bersiap.
"Jemputanku dah datang Mas, aku pulang ya."
Ujar Yana pada Badrun.
"Iya, hati hati dijalan, salam buat Dewi."
Ujar Badrun. Yana mengangguk melambaikan tangan pada Badrun untuk pamit.
Yana lalu masuk kedalam taksi online, Mobil itu pun kemudian pergi, Badrun lalu masuk kedalam rumahnya membawa botol minuman, gelas dan kotak makanan.
Sore itu Herry sedang menemui Yenni, Istrinya,dirumah Yenni. Herry sengaja tidak tinggal dirumah itu dan tidur di Cafe agar Yana tidak mengetahui keberadaan rumahnya dan Yenni.
Herry mengaku pada Yana kalau selama ini dia tinggal di Solo , setelah dekat dan menjalin hubungan dengan Yana, Yana menyuruhnya untuk tinggal di cafe yang memang sengaja di buat saat renovasi ada sebuah kamar khusus untuk Herry dilantai atas cafe nya.
Tampak Yenni sudah rapi, seorang ibu menggendong anak laki laki berusia 2 tahun. Yenni mencium anak itu, lalu Herry pun ikut mencium anaknya.
"Saya pergi dulu bu."
Ujar Yenni pada ibu yang menggendong anaknya, Ibu itu tersenyum mengangguk.
"Iya."
Jawab Ibu itu.
"Tolong dijaga anak saya ya bu."
Ujar Herry.
"Baik Pak."
Ujar ibu yang ternyata sengaja dibayar Yenni dan Herry sebagai babysitter untuk menjaga anak mereka.
Herry naik ke motornya, menyalakan mesin motor, Yenni pun naik dijok belakang, Motor pergi meninggalkan ibu asuh yang lantas bergegas masuk kedalam rumah.
Tidak disadari Herry, seluruh moment dari awal kedatangan Herry hingga pergi direkam oleh seseorang yang terus mengintai dan mengikuti Herry.
Moment Herry bersama Yenni istri dan anaknya terekam jelas oleh pria yang mengikutinya.
Setelah kepergian Herry dan Yenni yang dibonceng Herry, Sosok Pria itupun mengikutinya, menjaga jarak dari motor Herry agar tidak diketahui Herry.
Disebuah Mall, didalam toko pakaian, terlihat Yenni memilih milih pakaian pakaian , wajahnya tampak bahagia, Herry menemaninya.
Herry membayar belanjaan Yenni yang sangat banyak hingga jutaan habis itu dikasir.
Semua moment itu di abadikan oleh sosok pria yang masih terus mengikuti mereka.
Herry dan Yenni makan disebuah restoran yang ada didalam Mall tersebut, moment kebersamaan dan kemesraan mereka itu pun di abadikan oleh sosok pria yang mengikuti.
Dirumah, Yana sedang bersiap siap, Yana melihat ke jam di dinding, jam 20:12 wib malam.
Yana berjalan ke kamar Dewi, membuka pintu kamarnya, dari pintu kamar Yana menegur Dewi.
"Mama ke cafe dulu ya Wi."
Ujar Yana.
"Iya."
Jawab Dewi sambil terus asyik belajar dimeja belajarnya.
Yana menutup pintu kamar Dewi kembali, lalu pergi keluar rumah. Yana menyalakan mesin motor, kemudian pergi dari rumahnya.
Malam itu, Herry baru saja tiba di Cafe, memarkir motornya dan membuka helmnya, Yana pun datang,lalu motornya parkir disamping motor Herry, Yana turun dari motornya sambil membuka helm.
"Kamu dari mana Mas ?"
Tanya Yana.
"Beli rokok tadi, nih."
Ujar Herry sambil menunjuk bungkusan yang ditentengnya, didalam bungkus plastik ada rokok satu slop. Yana mengangguk.
Yana dan Herry lalu masuk ke dalam Cafe.
Dari seberang Jalan, sosok pria yang mengikuti Herry terus mengintai, melihat Herry dan Yana yang masuk kedalam Cafe, dari posisinya itu sosok pria itu bisa melihat dengan jelas ke dalam cafe Yana karena Cafe itu terang dengan lampu lampunya yang menyala didalam ruangan cafe itu.
"Bu Yana, tadi ada paket buat bu Yana."
Ujar karyawannya.
"Paket buat saya ? Dari siapa ya ?"
Ujar Yana pada Karyawannya.
"Gak tau bu, kayaknya gak ada nama pengirimnya."
Ujar Karyawan.
"Paketnya di meja kasir bu."
Ujar Karyawan. Yana melangkah mendekati meja Kasir, Karyawati yang bertugas sebagai Kasir melihat Yana lalu mengangguk.
"Ini paketnya bu."
Ujar Kasir menunjukkan paket yang dipacking kayu, paket itu besar dan tinggi, Yana mendekati paket tersebut.
"Dari siapa ya ?"
Ujar Yana bingung, melihat ke paket, disebuah kertas yang ditempel dipaket itu hanya ada nama Yana dan alamat Cafe sebagai tempat tujuan beserta nama dari ekspedisi yang mengirimkannya.
"Berat loh Mas."
Ujar Yana pada Herry yang juga heran melihat itu. Herry mendekati paket, mengambil pisau dari dapur cafe ,lalu melepas paku paku dari kayu kayu yang menutupi paket tersebut.
Dengan susah payah Herry akhirnya berhasil membuka paket itu, ada selembar kertas yang berisi huruf huruf yang di gunting sesuai abjad.
" Untukmu Yana."
Yana dan Herry membaca kalimat yang ada disecarik kertas itu. Yana bingung, saat bungkusan kertas di buka oleh Yana, tampak sebuah ukiran dari kaca bergambar dua orang pria dan wanita yang sedang berdansa. Ukiran keramik kaca bening itu sangat indah.
Yana kaget dan terhenyak takjub melihat ukiran keramik dari kaca yang bergambar dua orang sedang berdansa.
Namun kemudian Yana tampak berubah air mukanya saat melihat wajah dua orang dalam ukiran keramik kaca itu.
Patung kaca itu adalah bentuk wajah Yana dan Randi yang sedang berdansa.
Randy sengaja memesan ukiran keramik patung kaca itu dengan desain yang diinginkan Yana saat berdansa jauh jauh hari dulu saat beberapa bulan sebelum Yana menggugat cerai Randy. Yana terhenyak, sekilas mengingat kejadian dulu.
Saat itu, di masa lalu.
Randy dan Yana sedang berdansa, gerakan mereka mengikuti alunan musik, mereka hadir dalam pesta yang meriah itu karena Randi diundang oleh orang yang menggelar pesta tersebut, Seorang pengusaha yang dikenal Randy saat Randy masih menjadi sutradara dan pengusaha itu sering ikut menjadi pemain di tiap produksi ftv atau pun film Randy. Saat Randy dan Yana berdansa, Yana berbisik pada Randy.
"Aku ingin kemesraan ini selamanya hadir dalam hidup kita pah."
Bisik Yana pada Randy.
"Sampai kapanpun aku selalu tetap menyayangi dan mencintai kamu Ma."
Ujar Randy berbisik lembut pada Yana.
"Aku ingin mengabadikan moment indah kita ini agar bisa kita kenang dan lihat tiap saat."
Ujar Yana pada Randy.
"Iya Ma."
Jawab Randy.
Kembali ke Masa Sekarang.
"Randy !"
Ujar Yana tersadar mengetahui pengirim paket itu adalah Randy. Mendengar nama Randi disebut Yana, Herry masuk kedapur cafe, tak lama kemudian dia datang dengan membawa Martil ,lalu dengan cepat memukulkan Martil itu ke patung kemarik kaca tersebut.
"Jaaangg...an.."
Belum selesai Yana bicara, Herry sudah memukulkan martil hingga ukiran patung keramik kaca itu berantakan, Yana tak sempat mencegah Herry.
"Apa apaan maksudnya ngirim beginian ke kamu!"
Ujar Herry marah.
Herry mengangkat ukiran patung keramik kaca itu lalu membantingnya dilantai Cafe.
Pengunjung cafe yang ada disitu kaget, begitu juga para karyawannya, Yana menjerit teriak.
"Udah Mas cukup."
Ujar Yana teriak melihat Herry menghancurkan keramik ukiran patung kaca itu.
"Mana si Randy, aku bakal cari dia, ku habisi dia, macam macam sama aku, mau rusak hubungan kita ?"
Teriak Herry kalap karena cemburu, Yana mencoba menenangkannya.
"Tenang Mas, gak enak sama costumer kita yang makan."
Diluar Cafe, sosok Pria menyaksikan dari seberang cafe Herry mengamuk.
Yana memegang tangan Herry untuk menghentikan Herry agar tidak terus menghancurkan ukiran keramik patung kaca itu. Yana menatap wajah Herry yang tampak masih marah itu.
"Lagian kenapa kamu harus ngamuk Mas, aku kan gak keliatan senang menerima paket si Randi itu?"
"Sudah ya, nanti aku yang menegur dan bicara sama Randy, kamu tenangkan dirimu."
Ujar Yana menenangkan Herry yang terus memukul ukiran keramik patung kaca yang sudah hancur berantakan dilantai Cafe.
Pengunjung yang baru datang melihat kejadian itu kemudian keluar lagi dari cafe karena merasa takut dan tidak nyaman.
Yana melihat pengunjung yang keluar dari cafe jadi merasa tidak enak hati.
Yana pun menggandeng tangan Herry untuk membawanya masuk kedalam kamarnya yang ada dilantai atas cafe itu.
"Maaf ya Pak, bu..jadi terganggu."
Ujar Yana pada pengunjung yang ada dicafe dan sedang makan itu, pengunjung mengangguk pada Yana, ada juga pengunjung yang melihat Yana dan menunjukkan keprihatinan atas kejadian itu, para karyawan dan karyawati Yana pun takut karena melihat Herry mengamuk.
"Linda tolong bersihkan ya."
Yana meminta tolong pada karyawatinya untuk membersihkan serpihan serpihan kaca yang berserakan dilantai cafe itu.
"Baik bu."
Ujar Karyawati lalu bergegas lari kebelakang cafe ,tak lama kemudian kembali dengan membawa sapu.
Yana membawa Herry naik ke lantai atas untuk menenangkannya.
Karyawati mengambil sapu lalu menyapu serpihan serpihan kaca yang berserakan dilantai .
Di luar Cafe, Sosok Pria yang melihat dari seberang tampak matanya menyorot tajam melihat Herry menghancurkan ukiran keramik patung kaca itu.
sosok pria itu mendengar jelas semua ucapan Herry yang teriak sangat keras mengamuk didalam cafe.
Sosok Pria itu tersenyum sinis melihat kejadian itu. Mengepalkan tangannya dengan kuat menahan kemarahan pada Herry.
"Akan ada kejutan berikutnya untukmu Yana."
Ujar Sosok Pria tersebut yang lantas masuk ke dalam mobilnya. Sosok pria itu membuka topi dan maskernya, ternyata sosok pria itu adalah Randy, Randy lah yang selama ini mengikuti Herry dan mengabadikan tiap moment Herry bersama Yenni, istrinya Herry.
"Tunggu saja Herry, giliranmu berikutnya."
Ujar Randy menyalakan mesin mobilnya lantas menjalankan mobil untuk kemudian pergi meninggalkan cafe itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments