Malam teramat syahdu berceloteh tentang cinta. Menemani manusia-manusia dimabuk asmara yang lena. Menciptakan atmosfer rindu, menjadikan cinta sebagai candu di atas nafsu. Lain dengan sejoli di sebuah kamar mewah rumah besar itu, Bayu menatap istrinya penuh cinta. Narni tersipu diperlakukan bak remaja, menolak mengingat tentang usia. Lalu langkah selanjutnya, tanpa perlu mengeja suasana, Bayu menjalankan aksinya. Menyentuh tiap senti tubuh Narni penuh cinta. Namun belum sampai Bayu pada langkah sempurna, Narni justru menghentikannya. Menggeleng sembari meremas jemari kokoh suaminya.
"Ada apa, Dik?" Bayu bertanya heran.
"Mas ... sebaiknya ke kamar Sofia." Narni menjeda. Mengambil napas panjang agar kalimat selanjutnya sempurna terucap tanpa ragu. "Sudah dua bulan dan Mas Bayu bahkan belum tidur di kamar Sofia."
Bayu melepaskan genggaman tangan Narni. Meremas jemarinya sendiri. "Setahuku, aku sudah berbuat baik padanya, Dik. Bahkan tempo hari aku mengajaknya berbelanja keperluan bayi sesuai saranmu. Aku juga memperlakukannya seperti aku memperlakukanmu."
Narni membelai pundak suaminya. tersenyum lembut kemudian berkata, "Mas, kamu harusnya tahu bahwa kewajiban sebagai suami tidak terbatas hanya soal nafkah harta, aku sangat mengenalmu, Mas. Sofia juga butuh sosokmu sebagai suami saat malam-malam menjelang seperti saat ini. Kamu harus adil, Mas. Itu bagian dari tanggung jawabmu, ingat saat kamu meminta restuku malam itu, aku tahu betul kamu sungguh-sungguh menggenggam tangan Sofia seolah takut kehilangannya."
Bayu bergeming. Detik selanjutnya Narni melihat tetesan air bening melewati pipi suaminya. Bayu menangis tanpa suara. tanpa kata pembelaan. Diam yang pada akhirnya membuat Narni tersadar bahwa hati suaminya telah terisi wanita lain selain dirinya.
Bayu meremas rambut setengah berubannya. "Maafkan aku, Dik."
Hening. Narni tidak ingin menambah luka lagi dengan kalimat lanjutan. Pun dengan Bayu, memilih diam hingga jam dinding di kamar itu terdengar jelas bunyi detaknya.
Bayu bangkit dari ranjang. Berdiri lalu melangkah gontai, membuka pintu lalu terhenti di ambang, menoleh ke arah istri pertamanya seolah mempertanyakan keputusannya. Narni mencoba tersenyum menatap sang imam, lalu mengangguk di sela senyum yang dipaksakan.
Pintu tertutup, bersamaan dengan hilangnya Bayu dari pandangan Narni. Saat itu pula luruh air mata yang sedari tadi ditahannya sekuat tenaga. Sekeras apapun Narni berusaha tegar, sekuat apapun ia meyakinkan diri untuk merelakan suaminya memeluk wanita lain malam ini dan malam-malam selanjutnya, namun ia tetaplah wanita. Hatinya rapuh bak kaca yang bertabur debu, maka jika sedikit saja tergores saat membersihkannya, retaklah kaca rapuh itu. Lalu Narni bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu. Memutuskan sholat agar luka di hatinya terobati, menumpahkan segala perih yang tak mampu ia pendam sendiri.
***
Bayu ragu memegang gagang pintu kamar Sofia. Berdiri mematung dengan hati tercambuk bimbang. Lalu tiba-tiba pintu terbuka dari dalam. Sofia tak kalah terkejut saat melihat suaminya berdiri di hadapannya, tubuh tegapnya meski tertunduk terlihat begitu mempesona. Pun dengan Bayu yang tak menyangka Sofia akan menyambutnya dengan persiapan sempurna. Lihatlah gadis itu kini menjelma cantik sekali, seperti orang yang tak dikenalnya, mengenakan make up tipis dengan pakaian terbuka menggoda.
Bayu bergidik demi melihat gadis manis itu menjelma, naluri kelelakiannya mendadak tergugah. Tanpa kata, malam itu ritual cinta mengalir seperti mata air kecil yang tak seberapa deras, bergemericik sunyi namun menampilkan keindahan.
***
Pagi yang indah datang.
Narni sudah sedari tadi menyibukan diri dengan aktivitas rumahan. Bangun tidur langsung menuju teras belakang sembari membawa tumpukan baju kotor, memasukannya satu per satu ke dalam mesin cuci otomatis. Kemudian berjalan sigap menuju dapur, menyiapkan sarapan sambil sesekali membereskan perkakas. Terampil tubuhnya bergerak, seperti disetel otomatis mengerjakan pekerjaan rumah.
Bayu yang juga sudah hafal kegiatan rumah menyusulnya, melingkarkan tangan ke pinggang Narni yang sedang mencuci piring.
"Pagi bidadari. Ada yang bisa aku bantu?" tanya Bayu dengan nada genit.
Narni tertawa, hampir memukulnya dengan sendok kotor di wastafel. " Masukin ikan ke wajan, Mas. minyaknya sudah panas."
Menuruti komando sang istri, Bayu melangkah menuju kompor menyala, di atasnya wajan dengan minyak panas sudah menyambutnya. Terampil Bayu memasukan satu per satu ikan nila, membaliknya kemudian mengirimkannya ketika sudah matang. Aktivitas yang selalu membuatnya merindukan rumah.
"Bagaimana semalam?" celetuk Narni tiba-tiba.
Bayu yang sedang menata piring di atas meja terhenti. Raut mukanya berubah, hatinya tak henti mengutuk pertanyaan istrinya.
"Dik ... kamu, kan yang menyuruh Sofia melakukannya?" Bayu berkata lirih.
"Apa?" Narni menelan ludah. kembali menyibukan diri dengan perkakas kotor bekas memasak. mencoba menghalau pilu yang tiba-tiba datang menyergap hatinya.
"Kamu kan yang membelikan Sofia baju semalam? Menyuruhnya dandan dan memakai wewangian?" Bayu menu Tut jawaban.
Narni berhenti mencuci. Meski masih berdiri menghadap wastafel namun jelas tubuhnya terguncang pelan. Menangis.
Bayu menghampirinya, memeluk erat wanita yang begitu ia cintai, mengabaikan tangan Narni yang masih penuh sabun, menenggelamkan tubuh dalam pelukan.
"Maafkan aku, Mas. Maaf karena masih saja tak rela berbagi, Maaf karena belum sepenuh hati menyerahkan separuh suamiku pada maduku." Narni tergugu, kemudian membalik badan agar menghadap suaminya. Menenggelamkan wajah di dada bidang Bayu yang ia cintai.
Bayu memeluk semakin erat. "Tidak ada yang menyuruhmu berbagi, Dik. Aku akan selalu menjadi milikmu. jangan pernah menyuruhku atau Sofia melakukan hal bodoh lagi."
Sementara itu, di balik dinding di samping pintu dapur Sofia berdiri menutup mulutnya, menjaga agar tangisnya tak terdengar. 'Lalu apa arti sentuhan semalam?'
***
Sofia memutuskan kembali ke aktivitas kampus. Belajar mungkin akan membuat suasana hatinya lebih baik. sebenarnya Narni melarangnya pergi, takut terjadi sesuatu dan tidak ada orang yang tahu. Namun kekhawatiran itu justru membuat Sofia makin terluka, setengah membenci. Maka dengan tekad menyembuhkan luka Sofia pergi ke kampus, menerima tawaran Narni memesankan taksi online.
Tapi hal menyakitkan berikutnya justru ia dapatkan. Berharap kelas Bayu akan sangat menyenangkan, menatap puas suaminya yang menawan sendirian tanpa bayangan istri pertamanya. Salah Sofia berharap terlalu besar, Bayu hanya hadir sebentar di kelasnya, menyerahkan beberapa tugas yang harus selesai hari itu juga, kemudian pergi meninggalkan kelas tanpa sedetik pun menolah pada Sofia.
Hati Sofia bergemuruh. Ada kobaran api yang tak kunjung padam di ulu hatinya, tahu betul sikap Bayu sengaja menghindari pertemuan dengan Sofia. Sofia membuka ransel, mengambil gawai dan menelpon. Tak lama terdengar jawaban dari seberang.
"Ada apa, Sof?" Suara Bayu terdengar ceria.
"Dimana?" Singkat Sofia menjawab.
"Di butik Dik Narni, Ada beberapa pertemuan dengan supplier batik dan Narni tidak bisa datang karena mengurus Alifa." Bayu menjelaskan.
Lega Sofia mendengarnya. Menyadari betapa bodohnya telah berburuk sangka. Lalu tiba-tiba terdengar suara lain di seberang gawai, suara yang amat di kenalnya sedang tertawa. Tawa Alifa dan Narni.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
금
Sadar diri km sofia, km yg sengaja masuk ke khdpan rumah tangga orang kok merasa sakit hati, km gak nanya gimana hati narni istri laki2 yg km undang ke kamarmu dg alasan mrndukan ksh syg ayah, bilang aja gatel
2020-11-29
0
Novi Yes
disini yg salah Bayu...yg namanya cinta pasti tdk ada penghianatan
2020-07-28
0
As-Sana (IG: rain_session
Pokoknya hati saya tersayatt.. meskipun bayi baik tapi dia sudah salahh... menghianati istri sebaik narni, sungguh bodoh bayu.. sofia juga begitu.. meskipun dia korban broken home bukan berarti dia merusak rumah tangga orang lain.. kenapa dia gak bisa membedakan mana yang salah dan benar.. kalau dia kurang perhatian kan bisa hanya bersikap sebagai ayah.. jangan lebih.. kenapa gak cari rasa kasih sayang dari orag lain yang belum beristru lagi pula dia juga masih muda.. pasti akan bertemu banyak orang.. gak tahu thor.. di sini saya kasihan sama NARNI... dan gak suka sama Bayu dan Sofia meskipun mereka gak berniat ngelakuinnya mereka tetep salah.. ah saya g tega .. maaf ya thor saya emosi polll😖😖
2020-07-12
2