Selama diperjalanan Giel tak hentinya menangis dan mencoba membuat Axel agak tetap tersadar, sementara satu orang diantara mereka mencoba memberikan pertolongan pertama.
Sudah ada 3 orang di dalam mobil itu ketika mereka masuk kedalamnya, dua orang di depan termasuk sopir dan satu orang di kursi paling belakang.
" Wake up sist...gue disini, Lo musti kuat sist...gue tau Lo kuat..." lirih sahabatnya sambil terus membelai pucuk kepala Axel
Bercucuran membasahi kursi penumpang yang ditempati oleh Giel sebagai sandaran kepala Axel
" Romi! tambah kecepatannya!! " titah sang Tuan
" Siap pak! Baik!"
Sementara orang di samping pak sopir memerintahkan seseorang untuk bersiap menerima kedatangan mereka melalui telponnya.
Tak lama mobil yang mereka tumpangi pun sampai di depan pintu unit gawat darurat dan Axel pun segera mendapatkan pertolongan dari tim medis yang sudah siap siaga menyambut kedatangannya.
******************
Sementara ditempat yang berbeda, disebuah ruangan dengan pencahayaan yang minim.
" Bodoh kalian semua!! A***g!! saya bilang jangan sampai ada korban!!" teriak seorang pria berperawakan tegak, dengan rambut cepak dan berkulit coklat dan tanda kemerahan di pelipis kirinya, tatapan matanya tajam menusuk dan suaranya lantang menggema.
Tidak ada seorangpun yang berani menjawab pertanyaan orang tersebut.
" Siapa yang menembak gadis itu tadi?!!" telisik nya
Semua orang yang berada disitu tetap diam tak bergeming.
" Jawab atau saya bunuh kalian semua!" lantangnya
Salah satu dari mereka melangkah satu langkah
" Siap pak! saya yang menembak gadis itu!" tuturnya dengan sigap
" Maka kamu harus bertanggung jawab atas kebodohan yang sudah kamu perbuat!" senyumnya tersungging sinis
DOR!!
Sebuah tembakan mendarat tepat diantara kedua matanya, dan pria tadi pun tersungkur tak bergerak meninggalkan bekas tembakan di pelipis tembus ke kepala belakangnya dan membuat tembok dibelakangnya penuh dengan darah.
" Itu ganjaran bagi orang yang sudah berani melanggar perintah!" sautnya
" Bersihkan dan pastikan tidak ada jejak tersisa!" perintah nya
" Siap Pak!" semua menjawab secara serempak.
.
.
.
Lima jam berlalu semenjak Axel mendapatkan penanganan tim medis. Semua orang masih menunggu dengan cemas diruangan tunggu pasien dan tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruang operasi.
" Bagaimana dok? " Tuan itu bertanya kepada dokter yang baru saja keluar dan menghampiri mereka
" Siap Jendral, ijin menyampaikan berita mengenai kondisi nona Axel " dengan sigap dokter itu menjawab.
" Santai saja dok, saya sudah pensiun " ungkapnya
" Siap pak, baik... Nona Axel mengalami pendarahan cukup hebat, tiga peluru bersarang di tubuhnya pak, satu peluru dipunggung sebelah kirinya tembus ini tidak melukai organ dalamnya "
" Satu peluru lagi bersarang tepat disisi kanan bagian tubuhnya, beruntung tidak sampai melukai ginjalnya, ini sudah berhasil kami keluarkan juga pak "
" Tapi sayangnya salah satu peluru mengenai paru-paru nona Axel hingga untuk kedepannya ada kemungkinan nona Axel harus menggunakan tambahan Oksigen untuk membantu nya bernafas " dokter itu mengakhiri kalimatnya dengan berat hati.
" Jadi maksud anda?" tanya Pak Cakra penuh telisik
" Iya pak, nona Axel akan kesulitan bernapas jika tidak dibantu dengan oksigen tambahan karena kami terpaksa harus mengambil satu per empat bagian dari paru-paru bawahnya " jawabnya
" Baik dok, terimakasih atas bantuannya "
" Sudah merupakan kewajiban saya pak..saya ijin meninggalkan ruangan "
" Silahkan dok "
Giel yang saat itu ikut mendengarkan pembicaraan antara dokter dan Tuan Cakra menatap nanar mereka berdua sambil menutup mulut nya dengan kedua tangannya, air matanya tak henti mengalir dari kedua matanya. Sedih rasanya mendengar sahabat yang disayangi seperti saudara kandungnya sendiri itu harus merasakan penderitaan selama hidupnya kelak.
Dia tak percaya, tadi siang dia masih mendatangi Axel di tempat ia kerja, dia masih mendengar tawa sahabatnya itu dan kini sahabat nya ada di dalam sana berjuang untuk hidupnya.
Andai saja tadi dia mengajak Axel untuk duduk menemaninya berlama-lama di cafe itu, mungkin keadaan ini tak akan pernah terjadi.
Tapi takdir berkata lain...
" Nona.... nona...."
Suara lembut dari wanita yang sedari tadi menangis memecahkan lamunannya...
" Ehh...iya Nyonya " jawab Giel sambil mengusap air matanya
" Siapa namamu? dan apakah ada pihak keluarga Nona Axel yang dapat kami hubungi?" tanya nya
" Tidak..ehhh...ada... tapi tidak nyonya..." jawabnya bingung
" Maksudnya nona? " tanyanya lagi
Dan Giel pun menceritakan kehidupan Axel kepada Nyonya Siska
Axel masih mempunyai kakek dan nenek dari almarhum ayahnya, tetapi hubungan mereka tak pernah baik. Dulu pernikahan orang tua Axel ditentang oleh keduanya bahkan kehadiran Axel pun tak mempengaruhi keduanya untuk merestui pernikahan mereka.
Latar belakang keluarga almarhumah Ibunya Axel lah yang jadi penyebabnya. Keluarga Ibunya Axel bukan dari kalangan berada, mereka hidup sederhana tetapi bahagia dengan 2 orang anak perempuan.
Sementara hubungan dengan paman Axel suami Cinthya juga tidak baik, bisa dipastikan mereka tak akan menerima Axel dalam keadaan seperti ini dan hanya akan membuat Axel hidup lebih menderita.
Nyonya Siska menarik nafas kasar dan memandang Giel dengan tatapan nanar
Tuhan....kasihan sekali anak itu, apa yang telah kami lakukan kepada nya, apa yang harus kami lakukan untuk menolong nya...
" Jadi selama ini Axel tinggal sendiri ? " tanya Nyonya Siska kepada Giel
" Iya Nyonya... Axel tinggal sendiri semenjak ia bekerja di Coffeshop XX, saya sesekali menemani Axel, karena kesibukan saya kuliah nyonya " jawabnya.
" Baiklah....kamu pulang lah dulu nak, biar kami yang akan menjaga nya "
" Terimakasih Nyonya, besok saya akan kembali kesini setelah saya menghubungi tempat Axel bekerja untuk memberitahukan kondisi Axel sekarang " lanjutnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Anyta Djami Lay
awal dengan insiden.
kayaknya menarik
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2022-08-23
1
Kar Tika Putri
banyak bawang nya Thor😭😭😭😭😭😭
2021-11-08
1
Nafla Gege
gue baru mampir n kayaknya bagus. terusin deh. like selalu hdir tiap eps
2021-09-04
9