"Kalian berdua kenapa kalian sangat lama, aku kesepian," mengatakan itu, Lena memeluk Sofia seperti sebuah boneka.
Sofia terlihat tidak keberatan jadi aku membiarkannya begitu saja.
"Banyak hal yang terjadi di kota, tapi aku membawa kue untuk kita bertiga," aku mengubah topik pembicaraan.
"Enak sekali."
Kami memotong kue itu dalam beberapa potong yang kami makan secara bersama-sama, karena pasukan raja iblis sudah mundur kurasa sudah waktunya kami pergi sekarang.
Setelah puas memeluk Sofia sangat lama akhirnya Lena melepaskannya juga, dan kami mulai berkemas-kemas memasukan setiap barang ke dalam kereta kuda.
"Sudah semuanya Leona."
"Baik, kita pergi."
"Ngomong-ngomong Leona, boleh aku memelukmu juga?"
"Minta dihajar ya," kataku.
"Heh, kita sudah lama mengenal bukannya pelukan itu menggambarkan kasih sayang diantara kita berdua."
"Jika untuk dirimu maksudnya berbeda."
Aku mengabaikan Lena yang terus mengembungkan pipinya, untuk menjalankan kereta kuda kami.
Karena kuda yang menarik kereta ini berwarna putih dan cantik, aku menamainya Snow White.
Setiap aku berbicara padanya dia selalu menjawabku seolah mengerti, sebaliknya jika dia yang berbicara akulah yang tidak mengerti.
Komunikasi yang menyulitkan.
Intinya dia sudah menjadi rekan kami dalam perjalanan ini.
"Nah Leona kita akan pergi ke mana?" tanya Sofia, wajar baginya untuk bertanya karena dia baru masuk dalam kelompok kami.
"Kita hanya berjalan mengikuti arah angin saja, tujuan perjalanan ini hanyalah pergi berpetualang dari kota satu ke kota lainnya untuk bersenang-senang."
"Begitu, kukira kau ingin mengalahkan raja iblis."
"Aku tidak ingin terlibat dalam hal merepotkan. Yang tadi itu hanya kejadian yang tidak direncanakan."
"Kejadian apa itu? Kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku kan?" Lena memotong percakapan kami dengan sedikit kesal.
"Aku tidak berniat menyembunyikannya, aku hanya lupa untuk mengatakannya."
"Sekarang cepat katakan?"
"Saat kami berbelanja di kota pasukan raja iblis muncul, aku membunuh komandan mereka hingga mereka akhirnya melarikan diri."
Lena menghembuskan nafas panjang.
"Aku sudah tahu Leona sangat kuat, lagipula sekarang mungkin kita tidak akan bisa berpergian bebas?"
"Eh, kenapa bisa begitu?"
"Para iblis pasti telah memasang harga tinggi untuk kita semua."
"Itu pasti merepotkan," kataku lemas.
"Memang benar."
Aku segera menghentikan keretanya sebentar, turun lalu naik kembali.
"Ada apa Leona?"
"Tidak, aku menemukan sesuatu yang terjatuh di tanah... apa kau tahu apa ini?"
Aku menunjukan sebuah emblem berbentuk segi empat yang sejujurnya pertama kali kulihat.
"Ah, ini emblem kerajaan.. kenapa ada di tempat seperti ini?"
Aku senang karena Lena tahu banyak hal.
"Apa mungkin terjatuh?" tanya Sofia.
"Mungkin saja, akan tetapi benda ini bukti dari seorang anggota kerajaan pewaris utama."
"Maksudmu dimiliki seperti pangeran atau putri."
"Tepat sekali, aku tidak yakin hal ini bisa mudah terjatuh kecuali orang yang memilikinya sedang dalam bahaya."
Aku bisa melihat apa yang coba disampaikan oleh Lena, untuk sekarang kami akan mencoba mencari informasi di sekeliling hutan ini.
Ketika aku berpikir demikian, Sofia menawarkan dirinya membantu, ia menumbuhkan sayap kelelawar dan terbang ke atas langit.
Sementara aku menghentikan kereta tepat dibawah pohon untuk berteduh, kita tidak bisa bergerak sebelum Sofia kembali kemari.
Tak lama kemudian dia muncul, sayap di punggungnya kembali tertutup rapat lalu menghilang.
"Bagaimana?"
"Tidak ada siapapun di sekitar sini.. akan tetapi aku menemukan jejak aneh di tanah."
"Jejak aneh seperti apa?" aku kembali bertanya.
"Jejaknya menghilang di tengah-tengah, seakan orangnya lenyap."
Hanya satu yang dapat kami lakukan sekarang, yaitu pergi ke lokasi TKP.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments