Keesokan harinya kami mulai mencari informasi tentang bangsawan yang mengelola kota ini, aku dan Lena berpencar dan berkumpul kembali di sebuah kedai yang cukup ramai dipenuhi wanita.
Di sini memang kedai khusus wanita, beberapa orang dari Kultus Dewi air pun berada di sini juga, mereka sedang menikmati kue serta beberapa minuman dingin.
Pesananku juga telah datang yaitu sebuah eskrim yang ditumpuk melebihi tinggi badanku.
"Leona kau sepertinya terlalu berlebih memakan es krim itu sendirian, biar aku bantu."
"Tidak boleh, aku akan menghabiskannya sendiri.. kau pesan lagi."
"Aku tidak mau tanggung jawab jika perutmu sakit."
Karena aku memiliki tubuh kuat sudah jelas aku tidak bisa terluka maupun sakit, ini hanya sedikit kemampuan yang diberikan Dewi Iris.
Menyeruput jus miliknya Lena mulai membahas soal si bangsawan.
"Aku sudah mendapatkan informasi, katanya bangsawan ini termasuk keluarga kerajaan.. dia sempat tinggal di ibukota namun di usir karena prilakunya yang buruk."
"Perilaku buruk?"
"Pokoknya dia pria busuk, yang suka menyuap, bermain dengan wanita serta berjudi, mungkin karena itulah pewaris kerajaan diberikan pada adiknya yang seorang gadis kecil."
Secara garis besar aku sudah tahu karakter orang busuk ini, dan satu hal yang membuatku terkejut adalah bahwa dalam waktu singkat dia merencanakan kudeta pada pihak kerajaan.
"Apa informasi itu bisa dipercaya?"
"Tentu, semua informasi ini di dapat dari para petualang.. beberapa dari mereka juga turut bergabung bersama para bandit menjadi pasukannya."
"Aku masih heran, bagaimana kau bisa mendapatkan informasi seperti itu?" tanyaku selagi menyuap eskrimku lagi dan lagi.
"Aku hanya menunjukkan paha dan dadaku lalu mereka secara sukarela mengatakannya."
Aku menatap Lena dengan pandangan bermasalah.
"Kau ini, wanita nakal yah?"
"Tee-hee," Lena menjulurkan lidahnya, dia sama sekali tidak menyangkalnya.
"Jangan khawatir, aku belum pernah tidur dengan seorang pria.. semuanya oke."
"Oke jidatmu."
Lena memanggil seorang pelayan lalu ia memesan olahan daging panggang serta daging ikan untuk dirinya sendiri. Ia bertanya ke arahku.
"Leona mau memesan lagi?"
"Tidak, aku sudah cukup kenyang dengan eskrimku."
"Kalau begitu hanya itu saja."
Si pelayan menundukkan kepalanya sekali sebelum pergi untuk menyiapkan pesanannya.
"Lalu bagaimana dengan Leona? Apa dapat informasi yang penting."
"Ah soal itu, aku tiba-tiba bertemu beberapa kucing di jalan."
"Kau mendapat informasi dari mereka."
"Tidak, aku bermain dengan mereka sepanjang hari."
Lena menarik pipiku.
"Uwaahhh... mereka sangat imut, aku tidak bisa mengabaikannya," aku memegangi pipiku yang memerah sementara Lena mendesah pelan.
"Waktu kita tiga hari sampai pemberontakan di mulai, apa sebaiknya kita melaporkannya langsung ke pihak kerajaan?"
"Hal itu bisa menunggu, aku masih ingin menjalankan rencana yang kukatakan itu."
"Merampok rumah bangsawan sampai kering lalu membagikannya ke semua orang yang membutuhkan di kota ini," balas Lena yang mana kujawab dengan sebuah anggukan.
Aku hanya menjalankan rencana seperti tokoh Robin hood yang pernah kubaca dalam sebuah buku. Jika aku melaporkannya terlebih dahulu bangsawan itu akan segera ditangkap dan uang miliknya pasti akan segera diambil oleh pihak kerajaan tanpa memberikan bantuan ke kota ini.
Jadi semuanya akan sia-sia.
Selepas eskrimku habis makanan Lena mulai dihidangkan di atas meja, aroma dari daging panggang yang menggugah selera masuk ke dalam hidungku.
"Kau yakin tidak ingin pesanan sepertimu?"
"Perutku sangat kenyang," balasku menunjukan perut yang sudah membuncit.
"Bisa begitu," teriak Lena terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments