Gadis kecil itu membawa kami ke sebuah rumah sederhana dimana di dalamnya hanya tampak seorang ibu paruh baya terbaring di ranjang, tubuhnya terlihat kurus serta kulit yang begitu pucat.
"Ibu?"
"Ibu tidak apa-apa."
Di lihat sekilas aku tahu lukanya sudah parah, bagi kota kuil Dewi air, kenapa hal ini malah terjadi? Aku bertanya pada si gadis kecil.
"Apa kau pernah membawa ibumu ke kuil?"
"Pernah, hanya saja kami tidak memiliki uang untuk biaya pengobatannya."
Lena menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Mereka terlalu seenaknya, harusnya mereka memberikan siapapun di kota ini biaya pengobatan gratis, pertama mereka membiarkan kejahatan begitu saja, sekarang mereka malah mengabaikan orang sakit yang tidak memiliki uang."
Apa yang dikatakan oleh Lena hanya bentuk kemarahan yang sama yang kurasakan, pasti ada sesuatu yang terjadi di sini.
"Pertama akan kusembuhkan ibumu," aku mendekat ke arah sang ibu yang terus menstabilkan pernapasannya, dia mungkin agak sulit bernapas.
Aku membuka pakaian si ibu yang mana menunjukan bagian tubuhnya yang di penuhi keringat, aku ingin memeriksa apa ada keanehan di tubuhnya akan tetapi tidak ada apapun jadi itu melegakan, sekarang aku hanya harus menggunakan sihir saja.
Aku mengulurkan kedua tanganku dan itu menciptakan sebuah lingkaran sihir yang indah, biasanya lingkaran sihir hanya berwarna satu warna sementara sihirku berwarna pelangi.
"Hebat, aku baru melihat skrip sihir seperti ini."
Skrip adalah pola dari lingkaran itu sendiri.
"Heal," bersamaan perkataanku cahaya mulai menyinari tubuh sang ibu dan dalam sekejap tubuh itu mulai pulih hingga rasa sakit tak lagi diterima olehnya."
"Ibu."
Keduanya saling berpelukan.
"Terima kasih banyak."
Aku dan Lena hanya tersenyum sebagai balasan, di dalam kamar itu aku menanyakan berbagai hal tentang kota ini. Awalnya kota ini memang kota yang nyaman untuk ditinggali, hanya saja ketika tanah ini dipegang bangsawan lain hal itu berubah dengan cepat.
Pajak yang tinggi diterapkan di sini yang mana membuat semua orang menaikan harga untuk jasa mereka, untuk penginapan tidak terlalu tinggi akan tetapi untuk kuil serta toko-toko yang buka di sepanjang jalan utama dikenakan harga yang tinggi.
Efek dari ini membuat para pendeta maupun pedagang mejadi seperti itu.
"Meski begitu mereka harusnya tidak menelantarkan seorang gadis kecil yang meminta pertolongan."
Lena masih marah, yah.. aku bisa mengerti hal itu.
"Sebagai ucapan terima kasih maukah kalian berdua tinggal lebih lama di sini, aku akan membuatkan makanan untuk kalian berdua,"
"Tidak usah nyan."
"Jangan sungkan, aku masih memiliki beberapa tabungan kecil di tempat tersembunyi."
Hal itu malah membuatku lebih tak enak, meski begitu menolak juga tidak baik karenanya aku dan Lena makan malam di rumah ini
Berbagai sup digabung dengan roti dihidangkan di atas meja, walau sederhana makanan ini sangatlah enak.
"Makan yang banyak."
"Terima kasih."
Aku menyikut perut Lena yang tak bisa menahan diri, bagaimana pun si ibu sengaja tidak makan duluan supaya kami mendapatkan jatah paling banyak.
Melihatnya membuat hatiku terluka, jika ada yang ingin kulakukan hanyalah membuat bangsawan tanah ini mendapatkan bayaran setimpal atas perbuatannya.
"Ini sangat enak nyan."
"Syukurlah."
Sebelum malam semakin larut kami berdua berpamitan pergi, di perjalanan menuju penginapan aku berkata ke arah Lena yang masih sebal tentang keadaan kota ini.
"Akan kuhajar bangsawan itu, akan kuinjak-injak dan kuhabisi dia."
Dia tidak bisa menahan dirinya.
"Dibanding itu, aku punya ide yang lebih bagus.. apa kau mau bergabung nyan?"
"Ide yang bagus? Tentu saja aku akan ikut."
Kami saling menempelkan tinju selagi tersenyum sadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Defran Adeya Putra
jadi inget keyaru🗿🗿
2021-10-22
3