Setelah mengantar wanita itu ke rumahnya aku dan Lena mengunjungi tempat yang dikatakannya sebelumnya, itu menyerupai bangunan biasanya.
Seorang pria berjalan mendekat ke arahku.
"Apa kau perlu pekerjaan bagus nona?"
Aku langsung meninju wajahnya hingga ia terbang ke atas kemudian masuk ke dalam air. Melihat rekannya diperlakukan seperti itu beberapa penjaga lain mulai menyerangku, Lena hanya menonton saat aku menghajar mereka tanpa ampun hingga salah satu pria berotot muncul dengan pedang raksasa di tangannya.
Dia menebas dari atas dan aku menangkapnya dengan satu tanganku seperti hal yang mudah, dengan genggaman kuat, itu menghancurkannya hingga berkeping-keping.
"Mustahil."
Aku mengirim tinjuku kembali hingga ia melesat menabrak bangunan hingga meledak, beberapa wanita dari bangunan itu mulai berhamburan dan hanya menyisakan satu wanita yang menjadi Bos di tempat ini.
Dia wanita tinggi dengan body montok.
Aku mendesah pelan saat ia memainkan cambuk berapi.
"Kau kira siapa kau berani menyerang kami hah?"
Dia mengirimkan cambuknya padaku yang mana kutangkap dengan mudah, bahkan api tidak bisa melukai tanganku. Aku menariknya hingga tubuh wanita itu terlempar ke arahku.
Aku berusaha untuk tidak merusak wajahnya karena itu kupukul perutnya hingga ia memuntahkan darah dari mulutnya hingga berlutut di depanku.
"Leona kau menghabisi mereka semua tanpa berkeringat," kata Lena.
"Mereka saja yang terlalu lemah nyan."
"Tolong ampuni kami... jangan bunuh aku."
"Bagaimana yah? Walau tampangku imut sebenarnya aku ini sama kuatnya dengan raja iblis yang kalian kenal."
"Hiii," dia menjerit ketakutan lalu melanjutkan.
"Aku akan melakukan apapun yang kau mau."
"Kalau begitu berhentilah melakukan bisnis seperti ini dan tinggalkan kota ini juga."
"Tentu, aku akan melakukannya," dia dan pasukannya langsung tancap gas.
Lena berteriak ke arah mereka.
"Jangan kembali lagi jika kalian tidak mau mati."
Dia malah bersemangat tentang hal seperti ini, karena sudah di sini aku menghancurkan bangunan tersebut seperti seseorang menghancurkan lego.
"Sudah selesai, aku ingin makan yang manis-manis.. mari pergi Lena."
"Baik."
Setelah pergi ke cafe kami kembali ke penginapan, di luar pasti sedang terjadi keributan sampai semuanya berakhir aku dan Lena akan diam di sini saja. Baru keesokan paginya kami berdua pergi ke kuil Dewi air, keberadaan kuil inilah yang paling membuat kota ini terkenal.
Pilar-pilar berdiri megah diantara bangunan yang indah, di ujung koridor yang kulalui terdapat sebuah patung raksasa yang sedang membawa guci. Seperti semua orang tahu itulah sosok Dewi air di kota ini.
Beberapa orang terlihat sedang berdoa di sekilingnya, para pendeta dari kuil ini turut membantu para penziarah. Untuk seorang Dewi dia membiarkan kejahatan di kota ini begitu saja.
Aku dan Lena hanya diam paling belakang.
Seorang Dewi yang telah mengirim aku ke dunia ini bernama Dewi Iris karena itu aku adalah pengikutnya, aku tidak berniat untuk pindah ke Dewi Air begitu pula Lena.
"Karena sudah melihat, mari pergi," kataku mengajaknya keluar.
Konon jika kau menggunakan air yang berada di patung itu kau akan menjadi awet muda, karena aku abadi aku tidak memerlukannya jadi tidak ada yang menarik perhatianku kecuali bangunannya itu sendiri.
Lena mendesah pelan.
"Aku pikir di sini akan ada banyak penjual keliling yang menjajalkan makanan, akan tetapi aku salah."
"Memangnya ini pasar."
Ketika kami hendak pergi seorang gadis kecil berdiri di gerbang masuk lalu menyodorkan bunga ke arahku.
"Tolong beli bunga ini, ibuku sakit dan aku memerlukan uang untuk berobatnya."
"Berapa uang yang kau perlukan?"
"Sekitar 10 koin emas."
"Untuk bunga liar itu terlalu mahal," balas Lena.
Aku berlutut di dekatnya lalu mengelus rambutnya.
"Bagaimana kalau kau menunjukan rumahmu, kakak mungkin bisa membantu."
"Leona kau bisa menggunakan sihir penyembuh juga."
Aku mengangguk sebagai jawaban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Shiina Onee-chan
saintess??
2021-09-11
2