Kereta kami melewati jalanan terjal sebelum akhirnya sampai di kota Dewi air. Sesuai namanya kota ini hampir dipenuhi air dimana-mana, di kiri kanan kami juga dihiasi jalur-jalur sungai yang cukup banyak.
"Luar biasa Leona, apa kita bisa mencoba menaiki perahu di sana itu?" dengan senang Lena menunjuk ke arah perahu angsa.
Aku menggelengkan kepalaku untuk menjawab rasa bersemangatnya.
"Kita tidak akan kemana-mana sebelum mendapatkan penginapan serta menitipkan kereta di suatu tempat."
"Aku tahu itu."
Dia melupakannya barusan.
Setelah berkeliling sebentar kami menemukan sebuah penginapan bernuansa biru, kupikir itu melambangkan air seperti kotanya sendiri, aku menyewa kamar tiga hari seharga 6 koin perak termasuk perawatan kudanya di gudang.
Kini kami bisa berjalan-jalan dengan tenang, kami menaiki tangga ke lantai paling atas, di depan salah satu kamar tampak sepasang kekasih bertengkar.
"Bagaimana itu Leona?"
Sejujurnya aku tidak berpengalaman soal ini, Jika aku biarkan aku juga takut hal buruk terjadi, apa boleh buat.
"Kita bantu nyan."
"Aku akan menggunakan pedangku untuk menusuknya."
"Apa yang ingin kau lakukan masukkan kembali pedangmu."
"Pria itu pasti berselingkuh dan kekasihnya datang kemari untuk memergokinya."
Apa yang dikatakan Lena hanyalah sebuah kesimpulan semata, siapa yang salah dan benar sulit untuk dipastikan jika dari sudut pandang kami.
"Halo, halo nyan.. apa ini ribut-ribut?"
Dan si wanita bersembunyi di punggungku.
"Pria ini memaksaku untuk melayaninya."
"Jadi begitu, kau pria hidung belang nyan."
"Jangan seenaknya, aku sudah membayarnya."
Aku segera mengalihkan pandangan ke arah si wanita.
"Aku bukan wanita seperti itu, aku hanya ingin bekerja di toko swalayan di pinggir jalan dan entah kenapa aku malah berada di sini."
"Hoh, kau sedang berbohong pria hidung belang? Jangan bilang tempat bekerja nona ini tempat seperti itu."
Pria itu memucat dan entah kenapa pandangan mata Lena dipenuhi kegelapan, Lena menggoyangkan kepalanya ke kiri kekanan seperti orang gila selagi berbisik-bisik.
"Aku benci pria ini, boleh aku potong-potong anunya?"
"Hiii.." pria itu menjerit lalu melompat dari atas setelah merusak dinding penginapan ini.
"Dia sudah gila, ini lantai lima loh," kataku dan kulihat pria yang barusan menukik ke dalam semen basah.
Dia mati.
Aku mengalihkan pandangan ke arah wanita yang kami selamatkan, dia memiliki tubuh langsing yang terlihat rapuh, mata sedikit sayu serta rambut yang melingkar dibagian ujungnya.
"Apa kau baik-baik saja nyan?"
"Aku tak apa, terima kasih banyak."
"Mari masuk, kita bisa berbicara sebentar di dalam selagi menenangkan diri," atas ajakanku si wanita itu mengangguk pelan.
Setelah tenang dia baru menceritakan pengalamannya.
Awalnya wanita ini berniat untuk lamar pekerjaan, saat sampai di tempat interview, pihak penyelenggara memberikannya sebuah teh dan tiba-tiba dia langsung berada di sini.
Dari keseluruhan ceritanya aku sudah paham, Lena berdiri dengan tatapan membara.
"Kita tidak bisa membiarkan hal seperti ini merajalela, mari hancurkan tempat itu."
"Kurasa aku juga setuju nyan."
"Leona."
"Itu sangat berbahaya lebih baik kita mengatakannya pada penjaga setempat" potong si wanita.
"Aku kira itu ide buruk, ada kemungkinan para penjaga sudah tahu, tapi mereka tidak memilih bertindak."
"Aku mengerti."
"Untuk sekarang biar kami antar ke rumahmu saja dan tolong perlihatkan tempatnya pada kami berdua nyan."
"Baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Shiina Onee-chan
unexpected death event :v
2021-09-11
4