Pekerjaan di hari pertama sangat melelahkan, ia sampai lebur untuk mengumpulkan data sehingga ia bisa mengejar ketertinggalannya, Jovanka baru saja merapihkan mejanya, Untung saja anak-anak bersama Bu Ratna, sehingga ia bisa sedikit tenang meninggalkan ketiga buah hatinya untuk lembur kerja,
Jovanka juga sudah memberi kabar Bu Ratna jika ia lembur, dan akan pulang malam, sehingga tak usah menunggu dirinya untuk makan malam.
Ruang kerjanya sudah sepi karena semua rekan kerja nya sudah pulang sejak jam lima tadi, kini tinggal dirinya yang bersiap pulang.
Setelah mematikan komputer dan memastikan semua elektronik mati, ia lalu meninggalkan ruangan tersebut, beberapa ruangan divisi lain yang di lewati juga sudah sepi, Jovanka bukan orang yang pemberani, namun demi pekerjaannya ia harus berani, Jovanka lalu berlari menuju lift, dia langsung menekan lantai dasar, namun kemudian lift terbuka kembali membuat Jovanka berteriak ketakutan dan menutup matanya
"Aaaaa hantu" teriaknya kencang
"Dasar wanita gila, sejak kapan pria tampan sepertiku hantu, sungguh kekanak-kanakan."gerutu seseorang, lalu masuk ke dalam lift dan lift mulai berjalan turun.
perlahan Jovanka menurunkan tangannya mengintip dari celah tangannya,
"Dia benar-benar manusia?" gumam Jovanka lirih, walaupun sangat pelan, pria itu masih bisa mendengarnya, ia melotot tak senang ke arah Jovanka
"Apa matamu katarak nona?? jelas-jelas aku manusia.
sepertinya perusahaan harus menambahkan peraturan baru, setiap karyawan yang ingin bekerja , tidak buta warna dan rabun” cibir pria itu, bertepatan saat mereka sampai lantai dasar dan pria itu langsung keluar
"Woi cowok cuka apa maksud ucapan loe??? jangan min kabur aja loe" teriak Jovanka kesal. Namun pria itu tak menghiraukan Jovanka, langsung keluar menuju pintu keluar dan langsung masuk ke dalam mobilnya
"Woi cowok cuka asem, nyebelin berhenti loe"teriak Jovanka mengumpat, namun sayangnya mobil pria itu sudah meninggalkan halaman parkir , Jovanka menghapus keringatnya, ia sampai berlari keluar gedung demi mengejar pria aneh tersebut.
pria yang mulutnya setajam mulut ibu-ibu kompleks.
"Awas aja kalau ketemu lagi, dasar sial, dia lebih menyebalkan dari setan" ucap Jovanka masih ngedumel
Sementara di dalam mobil yang di kendarai pria tadi, terlihat pria elegan yang duduk dengan santai. tubuhnya yang proporsional dengan perut kotak-kotak di berkah dengan wajah tampan dengan kedua alis mata yang bak semut berbaris menambah ketampanannya, di sudut bibirnya tersungging senyum samar.
"Hallo William aku mau kamu segera melaporkan apa yang ku minta tentang data karyawan baru itu, segera"
"Tapi saya sedang menyelesaikan tugas anda pak.
Bukankah Abas sudah memberikan informasi karyawan itu???"
"Jika kamu mau ku mutasi ke kota kecil silahkan saja, aku tunggu laporan mu" ucap Pria itu lalu mengakhiri panggilan teleponnya
"Menarik" gumam pria itu tersenyum licik
Sementara Jovanka yang masih kesal di buat tambah kesal karena tidak ada ojek yang pick orderannya di karenakan baru saja selesai hujan, mungkin mereka malas keluar dan lebih senang bersembunyi di balik selimut dan bermalas-malasan di kasur
Sebuah mobil Merci hitam meluncur dengan cepat, membuat air yang tergenang muncrat membasahi pakaian Jovanka, hingga Jovanka berteriak marah, namun mobil itu sudah melesat cepat
"Sial, mengapa hari ini aku sial sekali, bertemu pria gila lalu ahh,.....
Benar-benar hari yang melelahkan"gumam Jovanka mengusap kasar wajahnya
Satu jam kemudian ia baru mendapatkan ojek online, lampu ruang tamu sudah padam, menandakan jika penghuni rumah sudah tertidur.
Jovanka melirik jam di pergelangan tangannya sudah jam sepuluh malam,beruntung ia sudah menyimpan kunci cadangan di tasnya
Dengan perlahan Jovanka membuka pintu rumah, ia meletakkan sepatunya.
Jovanka menyesal di hari pertamanya kerja, ia memakai sepatu berhak, sebenarnya ia tak perlu karena postur tubuhnya diatas rata-rata wanita Indonesia, namun demi penampilan ia memakai sepatu high heel dan pada akhirnya ia banyak kerjaan dan sangat kelelahan.
Setelah melepas sepatunya rasanya ia merasa bebas. Jovanka berjalan pelan ingin menuju ke dapur saat pintu kamar Bu Ratna terbuka
"Jo, kamu kah itu nak?" tanya Bu Ratna menyalahkan lampu ruang tengah, ia lalu memaki kacamata yang selalu tergantung di lehernya
"Iya Bu, maaf Jo membangunkan ibu"
"Ah ibu belum tidur kok, kamu sudah makan belum?" tanya Bu Ratna yang dibalas gelengan lemah Jovanka
"Mandi dan ganti pakaian lah, ibu akan mengatakan makan malam mu"
"Biar Jo sendiri bisa Bu, Ibu sebaiknya istirahat saja" ucap Jovanka tak enak hati
"Tak apa, cepat ganti pakaianmu yang basah itu, sepertinya hujan sudah reda, kenapa pakaian mu bisa basah kuyup seperti itu?"tanya Bu Ratna
"Tadi ada mobil ngebut, walhasil air genangan muncrat ke baju Jo Bu"
"Ah memang terkadang orang berada tidak punya empati pada pejalan kaki, sudah tahu hujan malah ngebut" gerutu Bu Ratna berjalan ke dapur
Jovanka hanya nyengir lalu masuk ke kamarnya
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Jovanka langsung memeriksa ketiga anaknya, mereka tidur di tempat yang berbeda, karena Devina gadis kecil sehingga Jovanka memisahkan kamar tidur untuk putrinya , sedang Daffa dan Daffi tidur di kamar yang sama dengan, dua tempat tidur, dua meja belajar
Jovanka menyelimuti mereka satu persatu, mencium kening anak-anaknya, setelah itu ia berjalan menuju meja makan.
Bu Ratna sudah menyediakan makan malam di meja,
"Terima kasih Bu, ibu gak makan?" tanya Jovanka
"Ibu sudah makan tadi dengan anak-anak"ucap Bu Ratna sambil membawa secangkir wedang jahe
Jovanka lalu mulai memakan makan malamnya yang sudah larut, ternyata masakan Bu Ratna sangat lezat, walau hanya capcay dan ikan goreng,
"Bu masakan ibu juara" ucap Jovanka memuji yang di balas senyum Ratna
"Alhamdulillah jika sesuai selera mu nak.
Bagaimana kerjamu di hari pertama?"
"Masih adaptasi Bu, banyak pr ya g harus ku kerjakan" ucap Jovanka sambil mengunyah makanannya
"Jalani dengan tekun dan cintai pekerjaanmu, semua akan mudah"
"Iya Bu, tapi sepertinya beberapa hari kedepan Jo masih menyusahkan ibu, Jo kayanya masih akan lembur"
"Tidak maslaah nak, fokuslah pad pekerjaan mu, kamu tidak perlu mengkhawatirkan mereka"
"Jo gak tahu harus bilang apa lagi, ibu sudah banyak membantu Jo. terima kasih Bu, Jo gak tahu bagaimana anak-anak jika ga ada ibu, Jo baru pindah di kota ini dan belum kenal siapa-siapa"
"Gak perlu sungkan sayang, ibu senang kalian tinggal disini, justru ibu yang berterima kasih, jadi kamu gak perlu merasa ga enak hati ya" Jovanka berjalan kearah Ratna memeluk wanita paruh baya itu dari belakang
"Kini aku punya satu lagi orang yang aku sayangi, aku akan membuat ibu Ratna bahagia di masa tuanya" tekat Jovanka dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Rafanda 2018
terlalu berani dan galak padahal kantor da sepi coba klo pria itu berbuat yg ga ,bru nyesel deh
2023-01-17
1
Cerita Emmilia
cuma dibilang katarak doang segitu keselnya, biasa aja dong, kalau di rendahkan harga diri baru deh marah marah 🤨
2022-07-11
0
Mae Allis
baca dr awal cerita...tentang pemerkosaan..tentang menikah..soal ibu tiri dan saudara tiri yg jahat..ibu mertua yg sampe ga masuk akal meracuni dan membuang menantu nya...sampe part ini masih abu abu..apakah genre cerita ini??? jika ada unsur balas dendamnya , knpa koq kesannya alurnya malah melow gini.
2022-06-20
0