Persiapan Wisteria caffe.

Hari ini kebetulan hari minggu. Lika pun sudah menceritakan semuanya pada Bu Sulis dan Pak Yuno kedua orang tuanya Lika itu.

Bahwa Lika telah merencanakan pembukaan usaha caffe yang akan di temeni oleh kedua sahabatnya yaitu Feli dan Maya.

Lika juga sudah memberitahu kedua orang tuanya kalau hari ini Feli, Maya dan dirinya sendiri akan membeli meja dan kursi untuk caffenya itu.

Selain itu dia juga ingin membeli cat yang warnanya menawan untuk merenovasi ruko yang akan di jadikannya caffe.

Serta membeli beberapa karangan bunga yang indah untuk caffenya. dari bunga palsu hingga bunga hidup.

Tak lama kemudian terdengar telpon dari nomornya Feli. Lika pun langsung mengangkat telpon itu dan langsung berkata

"Iya Fel, tunggu sebentar ya. aku masih siap siap nih." pekik Lika pada Feli.

"Iya Lik gak papa, aku juga masih bersiap-siap nih. aku hanya ingin memberitahu kalau bapakku punya kabar gembira mengenai ruko yang ingin kamu jadikan caffe." sahut Feli sambil tersenyum simpul.

"Terus gimana kabarnya Fel, apa pemilik restouran itu bersedia untuk meminjamkannya." tanya Lika antusias dan penasaran dengan kata-kata Feli.

"Ya udah Lik, nih langsung aja bapak ku mau ngomong." sahut Feli. kebetulan Pak Alan sedang duduk di dekat Feli anaknya. Feli pun menyerahkan telponnya ke Pak Alan bapaknya itu.

"Hallo ini nak Lika kan, om punya kabar gembira untuk nak Lika kalau sahabat om yang kemaren itu bersedia untuk meminjamkan ruko dua tingkatnya secara gratis dengan syarat harus tetap di rawat dan dijaga kebersihannya." sahut Pak Alan pada Lika.

"Syukur lah om, kalau sahabat om yang kemaren itu mau untuk meminjamkan rukonya, Lika sangat berterima kasih pada om dan sahabat om itu."

"Iya nak Lika, sama-sama. nanti kalau mau mensurvei rukonya bisa hubungi ke nomor Feli ya. biar Feli yang ngasih tau ke om dan nanti kita bareng-bareng untuk membersihkan rukonya." sahut Pak Alan bapaknya Feli itu.

"Iya om, sekali lagi Lika ucapkan terima kasih banyak atas bantuan bantuan om pada Lika".

"Iya nak gak papa, bapak senang membantu anak yang mau belajar mandiri." sahut Pak Alan.

"Setelah itu terdengar suara Feli. Lik nanti jam 8 aku jemput kamu ya sama Maya juga. aku mau minjem mobil bapak ku. biar kita bisa sekalian membawa cat dan karangan bunga hiasnya." sahut Feli pada Lika.

"Ya udah Fel kalau gitu, untuk meja dan kursinya biar aja kita pesan dulu. biar nanti di ambilnya setelah rukonya sudah dicat dan sudah kita bersihkan." sahut Lika.

"Iya Lik, aku tutup dulu ya telponnya biar kita siap-siap dulu." seru Feli.

"Baiklah Fel." telpon pun di tutup. tak lama kemudian datang Bu Sulis menghampiri Lika yang ada di dalam kamarnya.

"Nak sehabis bersiap-siap jangan lupa ke dapur ya sarapan dulu." sahut Bu Sulis pada Lika.

"Iya buk, Lika bentar lagi juga selesai." sahut Lika sambil tersenyum manis pada ibunya.

"Nanti untuk belanja di pasarnya, apa perlu ibu bantu bawakan barangnya?" tawar Bu Sulis.

"Nggak usah buk, kasian ibuk nanti kecapekan. kan ada Feli sama Maya juga buk yang bantu Lika membawakan barangnya." sahut Lika.

"Baiklah nak kalau begitu, ibu mau ke ladang aja bantuin bapakmu." sahut Bu Sulis dan Lika pun menganggukan kepalanya.

"Oh iya buk tadi barusan om Alan bapaknya Feli memberitahu Lika kalau sahabatnya pemilik restorant itu bersedia meminjamkan rukonya." pekik Lika pada Bu Sulis.

"Ibu nanti temeni Lika ke kota aja ya, soalnya Lika besok atau lusa ingin menyurvei rukonya yang ingin Lika jadikan caffe, selain itu ibuk juga bisa sekalian jalan-jalan sesekali. pengen sih ngajak bapak tapi mobilnya gak muat." sahut Lika sambil tersenyum simpul.

"Iya nak, nanti akan ibu temani sekalian ibu mau bantu-bantu kalian juga." sahut Bu Sulis ibunya.

Lika pun kembali menyahut ibunya. "sama nanti kalau Lika udah meresmikan caffenya. ibuk sama bapak ikut Lika aja ya buk untuk menempati ruko itu. kebetulan rukonya ada 2 tingkat. kita bisa tinggal di lantai nomor dua." sahut Lika.

"Nanti ya ibu bicarakan sama bapakmu, terus kalau ibu sama bapak ikut ke kota. siapa nanti yang akan merawat ladang kita nak." sahut Bu Sulis lagi.

"Nanti nyari orang aja buk buat merawatkan ladang pinjaman kita itu. setelah itu nanti Lika yang bayar biaya perawatannya. dari biaya menanam padi, biaya menyemprot padi sama rumput, biaya memberi pupuk serta biaya memanen. nanti Lika yang akan membayarnya buk. Lika minta doanya aja buk mudahan usaha caffe Lika pengunjungnya banyak." sahut Lika.

Tak lama kemudian Pak Yuno juga tiba dari ruangan tamu. "ayo buk kita siap-siap ke ladang." ajaknya pada Bu Sulis. Bu Sulis pun langsung bergegas mengiringi suaminya.

"Bapak ke ladang dulu ya nak." sapa Pak Yuno pada Lika. sambil menuju keluar melewati pintu depan yang diiringi oleh Bu Sulis istrinya.

"Iya pak, hati-hati ya bapak dan ibuk." sahut Lika.

Setelah selesai bersiap Lika pun langsung mengambil sarapan paginya. sehabis sarapan Lika mengambil tasnya dan menyiapkan beberapa juta uang untuk berbelanja perlengkapan caffe.

Lalu Lika menunggu Maya dan Feli di depan terasnya. tak lama kemudian mobil Feli pun datang. di dalam mobil itu sudah ada Maya. Maya di jemput lebih dulu karena rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Feli.

Lika pun langsung masuk ke dalam mobil. mobil Feli segera melaju menuju pasar. sesampai di pasar Lika, Feli dan Maya langsung menuju toko furniture.

Mereka memilih meja dan kursi berwarna putih terbuat dari bahan plastik tebal disertai kaki kursi dan meja yang berwarna keemasan terbuat dari besi alumunium sehingga terlihat sangat mewah.

Lika pun segera memesan kursi dan meja itu sebanyak 25 pasang. satu pasangnya terdiri dari 1 meja dan 4 kursi.

Karena memesan dalam jumlah banyak maka Lika mendapatkan discount pembelian sebanyak 15 % dari total pembayaran.

Lika pun meminta pada toko itu agar meja dan kursi yang dia pesan di simpankan dulu di toko itu. nanti setelah rukonya siap baru Lika ambil meja dan kursi itu.

Sebagai tanda jadi Lika pun hanya membayar setengah dari total pembayaran. karena barang yang di beli tidak segera dibawa. dan setengahnya lagi akan di lunasi ketika Lika ingin membawa meja dan kursinya. penjual pun setuju.

Selanjutnya mereka menuju toko bangunan. "kira-kira warna apa ya May Fel yang bagus untuk caffe kita nanti?" tanya Lika pada kedua sahabatnya itu.

"Kayaknya warna hijau tosca lebih bagus dan lebih terlihat mewah Lik." sahut Maya.

"Iya tuh bagus Lik kalau di beri warna hijau tosca." sahut Feli.

Lika pun juga menyukai warna hijau tosca. jadi Lika langsung saja memesan cat yang berwarna itu sebanyak 15 kaleng beserta kuasnya. bila ternyata kurang Lika nanti akan membeli cat lagi dengan warna yang sama.

Selain itu, Lika juga memesan lampu besar berwarna putih sebanyak 20 buah dan memesan beberapa lampu hias untuk depan caffenya nanti. setelah semua barang diserahkan, Lika pun melakukan pembayarannya.

Selanjutnya mereka bertiga menaruh

barang- barangnya di dalam bagasi, lalu masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanannya menuju toko bunga. yang jaraknya cukup dekat dengan pasar.

Sesampai di depan toko bunga. mereka pun segera keluar dari mobilnya. Lika, Feli dan Maya menuju halaman toko bunga itu.

Di toko itu tersedia bunga hidup dan bunga palsu. mereka pun segera memilih bunga hidup terlebih dulu karena letaknya berada di luar toko.

Lika memilih 5 pot besar bunga bougenville dengan berbagai warna. 2 buah pot bougenville berwarna pink tua, 2 buah pot warna orange dan satu potnya berwarna white.

Selain itu Lika juga memilih beberapa pot besar bunga wisteria warna pink dan putih. setelah memilih bunga hidup.

Mereka bertiga pun segera memilih bunga palsu. Feli memilih 4 buah pot besar bunga wisteria palsu warna pink.

Dan Maya dia memilih bunga wisteria putih sebanyak 3 pot besar. sedangkan Lika dia mengambil satu buah pot mawar putih berukuran sedang.

Setelah selesai memilih. mereka bertiga pun segera mengumpulkan bunga-bunga yang sudah di pilih tadi dengan bantuan karyawan toko. lalu menuju kasir dan melakukan total pembayarannya.

Semua bunga itu akan di antarkan karyawan toko dengan mobil pick up ke rumahnya Feli. karena rumah Feli lebih besar.

Sehingga Lika meminta tolong agar barang-barang caffenya di taruh di rumah Feli saja. dan Feli pun tidak keberatan. setelah selesai mereka bertiga pun segera pulang.

Bersambung..!!

Terima kasih telah setia membaca. mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan. dukungan dari pembacalah yang mampu membuat penulis lebih semangat untuk menuangkan ide ide barunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!