Rencana Usaha caffe

Setelah semuanya selesai Pak Alan pun segera bergegas menuju admin restouran. untuk membayar semua makanan dan minuman yang telah Lika, Feli, dan Maya pesan, serta makanan dan minuman yang telah dia mesan sendiri.

Ketika Pak Alan ingin menuju admin restouran, sahabatnya itu pun segera mehentikan langkahnya.

"Alan tidak usah di bayar untuk makanan dan minumannya anggap saja semua itu aku ingin menjamu kalian karena sudah berkunjung ke restouranku. aku senang sekali kalian sudah mau berkunjung ke restouran ku ini." sahut pemilik restouran sahabat lamanya Pak Alan.

Pak Alan pun menjawab. "gimana ya jadi nggak enak nih kalau aku nggak bayar, soalnya aku sudah janji untuk neraktir anak-anak." jawab Alan sambil tersenyum dan sedikit ada rasa tak enak.

"Gak papa Lan lagian kan ini restouran milikku juga, jadi tak apalah kalau kamu dan anak-anak ku gratiskan untuk makan dan minum disini sahut pemilik restouran. sambil berusaha mencegah agar Pak Alan sahabatnya itu tidak menuju admin restouran.

Pak Alan pun tidak bisa memaksa untuk bayar. sebenarnya dia tidak enak juga takut di bilang nyari gratisan atau apa.

Tapi karena si pemilik restouran yang memaksa untuk tidak bayar ya sudah lah. lagian mereka berempat juga tidak setiap hari makan di restouran itu.

"Kalau begitu terima kasih banyak ya karena kami sudah di gratiskan, benaran gak papa nih." tanya Pak Alan pada sahabatnya.

"Iya gak papa Lan." sahut pemilik restouran yang merupakan sahabatnya itu. Lika, Feli, dan Maya pun yang sedari tadi berdiri memandangi Pak Alan yang merasa tidak enak karena di suruh tidak bayar oleh sahabatnya. mereka bertiga segera turut berterima kasih pada pemilik restouran itu.

Sehabis dari restouran Lika, Feli, Maya, dan Pak Alan bapaknya Feli itu. mereka berempat segera menuju ke parkiran restoran dan masuk ke dalam mobil mereka.

"Ciyee ada yang lagi pendekatan nih." sahut Pak Alan. entah itu pada Lika, Maya atau Feli anaknya. belum di ketahui kalau sapaan itu untuk siapa.

Pak Alan pun sambil melajukan mobilnya meninggalkan parkiran restouran dan menuju jalan raya.

"Siapa ya yang bapak maksud itu, yang lagi pendekatan." tanya Feli pada bapaknya sambil tersipu malu.

Sedangkan Lika dan Maya dia juga tersipu malu. sambil tersenyum sesekali karena tidak bisa menahan tawanya. Pak Alan pun belum menjawab pertanyaan anaknya. karena masih asik mengemudikan mobilnya.

"Siapa om yang om maksud lagi pendekatan." tanya Lika pada Pak Alan. karena dia malu bila harus ketahuan telponan sewaktu di restouran tadi. apa lagi rional sudah beberapa kali mengeluarkan kata-kata rayuannya.

Sedangkan Maya dia hanya diam, dia juga merasa malu bila sewaktu di restoran tadi kedengaran Pak Alan sedang telponan. apa lagi Budi juga merayunya sewaktu di telpon.

Pak alan pun menjawab pertanyaan Feli dan Lika. "ya kalian bertiga lah yang sedang pendekatan, ya nggak papa sih kalau sekedar temanan asal kalian lebih bisa jaga diri jangan sampai terjerumus dan harus tetap fokus belajar." sahut Pak Alan bapaknya Feli itu sambil terkekeh melihat ekspresi wajah Lika, Maya dan Feli anaknya itu.

"Iya om itu sudah pasti dan kami hanya berteman biasa kok, tidak lebih." sahut Lika sambil tersenyum malu.

Sebenarnya Lika juga terpesona dengan kegantengannya Rional. tapi fikir Lika rasanya tidak mungkin bila dia dekat dengan Rional.

Karena Rional itu berasal dari keluarga yang kaya raya tidak seperti dia. selain itu Lika juga berfikir kalau dia bisa kuliah hanya karena mendapat beasiswa.

Maka dari itu Lika harus benar-benar fokus belajar. biar bisa mendapatkan prestasi di meja kuliahnya, sehingga bapak dan ibunya bisa senang melihat prestasi dari Lika anaknya itu.

Tak lama kemudian Feli pun juga menjawab nasehat dari bapaknya "iya pak Feli pasti bisa jaga diri dan fokus belajar, karena Feli juga temanan biasa sama kayak Lika dan Maya.

mereka berdua juga temenan biasa. dan kami juga baru kenal tadi pagi." sahut Feli pada Pak Alan bapaknya.

Pak Alan pun hanya tersenyum dan mengiyakan sahutan anak-anak itu. tak lama kemudian Lika baru ingat dengan rencananya yang ingin membuka usaha restouran kecil-kecilan.

Lalu Lika memberitahukan pada Maya dan Feli agar mereka berdua mampir dulu ke rumahnya Lika bila sudah tiba di desanya. Feli dan Maya pun setuju dengan apa yang mau di rencanakan Lika.

Suasana di mobil pun mulai hening mereka berempat menikmati pemandangan kota dari dalam mobilnya.

Setelah melewati perjalanan pulang yang cukup lama. yaitu menghabiskan waktu selama 3 jam. mereka pun segera sampai di desa tempat tinggal mereka.

Maya pun segera menyapa Pak Alan. "om nanti Maya gak usah di antar ke rumah biar langsung ke rumah Lika saja, soalnya lagi ada yang mau di rencanakan." sapa Maya pada Pak Alan.

"Baiklah nak Maya, berarti om gak usah ngantar kamu ke rumah ya. biar sampai rumah Lika saja." sahut Pak Alan pada Maya. Maya pun menganguk tanda mengiyakan.

Tak lama setelah Maya berbicara Feli pun juga menyapa bapaknya. "iya pak Feli juga mau mampir dulu ke rumahnya Lika, biar nanti Feli telpon mama atau bapak yang jemputin lagi."

Pak Alan pun mulai bertanya. "emangnya kalian bertiga ingin belajar bareng atau ingin merencanakan suatu hal penting?" tanya Pak Alan pada Feli, Maya dan Lika.

Lika pun menjawab mewakili Feli. "Feli dan Maya sengaja Lika ajak ke rumah Lika om. soalnya Lika lagi punya rencana ingin buka usaha restouran kecil-kecilan atau tepatnya cafe. jadi Lika ingin meminta pendapat Maya dan Feli tentang tempat, menu caffe dan sebagainya." sahut Lika pada Pak Alan bapaknya Feli.

"Ohh itu alasannya, jadi nak Lika rencananya mau menjalankan usaha caffe sambil kuliah ya, rencananya buka caffenya dimana?" tanya Pak Alan pada Lika.

"Rencananya di kota sih om biar gak terlalu jauh pas mau berangkat kuliahnya. tapi Lika juga ingin mencari tempat yang sewanya lumayan murah, biar cukup untuk modal bikin menunya juga om." sahut Lika.

"Baiklah om juga ingin membantu Lika. kalau masalah tempat nanti om bicarakan pada sahabat om yang tadi di restauran. dia memiliki belasan buah ruko yang tidak terurus. katanya dia mau meminjamkan ruko kosong itu secara gratis kepada siapa pun asal dengan syarat ruko itu di urus dengan benar dan dijaga kebersihannya." sahut Pak Alan.

"Benarkah yang om katakan itu, berarti Lika gak usah nyari ruko lagi. hanya memikirkan renovasi dan menunya saja. terima kasih banyak ya om." sahut Lika pada bapaknya Feli itu.

Pak Alan pun mengiyakannya. "gitu dong pak bantuin sahabat Feli biar berjalan dengan lancar rencana usahanya." sahut Feli pada bapaknya.

"Iya anak bapak yang paling bawel, seharusnya kamu juga punya fikiran seperti Lika. biar bisa belajar mandiri." sahut Pak Alan pada Feli anaknya.

Feli pun menyahut. "emm bapak kan belum tau, rencananya Feli dan Maya juga mau jadi fatner kerjanya Lika. biar kami bertiga bisa sama belajar mandiri." sahut Feli pada Pak Alan.

"Bagus lah nak, kalau begitu bapak dukung rencana usaha kalian itu. mudahan kelak akan menjadi sukses." ucap Pak Alan.

Pak Alan pun juga ingin menyumbangkan 10 jt uang cash. untuk membeli meja dan kursi caffe Lika itu. setelah sampai di depan rumah Lika. Lika, Maya dan Feli segera turun dari mobilnya.

Ternyata Bu Sulis dan Pak Yuno sudah menunggu kedatangan Lika anaknya. mereka bertiga pun segera mengucapkan salam lalu menyalami tangan Bu Sulis dan Pak Yuno kedua orang tuanya Lika itu.

"Tumben nih kalian kumpul rame-rame." sapa sang ibu sambil tersenyum. "ibu tadi sudah masak yang banyak biar nak Feli dan nak Maya sekalian makan di rumah ibu." sahut Bu Sulis.

Feli dan Maya pun mengiyakannya sambil tersenyum malu-malu. "mari kita masuk dulu." sahut Pak Yuno. mereka berlima pun masuk ke dalam rumah. Pak Yuno kembali bertanya.

"Gimana tadi nak hasil pendaftarannya, apa sudah beres?" tanya Pak Yuno pada Lika anaknya.

"Sudah pak, tadi juga di beritahukan kalau Lika sudah dibebaskan dari segala macam pembayaran kampus sampai Lika lulus. dan ternyata beasiswa itu sudah di beritahukan ke kampus sejak jauh-jauh hari. sehingga Lika sudah terdaftar beasiswa di kampus itu pak buk." sambung Lika pada bapak dan ibuknya.

"Syukurlah nak kalau begitu. terus untuk nak Maya sama nak Feli, apa sudah beres juga pendaftarannya." tanya Bu Sulis ibunya Lika.

"Kami berdua sudah beres juga bu untuk pendaftarannya." sahut Maya dan Feli pun ikut mengiyakan.

"Ohh skur lah kalau kalian bertiga sudah kelar semua pendaftarannya, mari kita makan siang dulu yuk." sahut Bu Sulis sambil menyodorkan beberapa piring kosong ke atas meja.

"Makan yang banyak ya kalian bertiga, soalnya ibumu tadi banyak sekali masaknya." sahut Pak Yuno.

Mereka bertiga pun terpaksa makan siang lagi. karena Bu Sulis sudah menyiapkan makanan yang banyak. sayang jika tidak dimakan. Bu sulis dan Pak Yuno sengaja belum makan siang. karena mereka ingin menunggu kepulangan Lika.

Biar bisa makan siang bersama. selain itu, tadi siang Bu Sulis dan Pak Yuno juga masih kenyang. karena habis makan kue bikinan Bu Sulis sendiri.

Sehabis makan siang atau tepatnya makan sore. karena jam sudah menunjukan pukul 03.00 sore. mereka bertiga pun segera merencanakan tentang usaha cafe.

Dari pembelian meja kursinya, mobil yang mengangkut ke kota dan renovasi caffe biar terlihat lebih menarik bagi si pelanggan nantinya. selain itu mereka juga merencanakan menu-menu apa saja yang akan di sediakan di caffe Lika itu.

Setelah semua rencana tersusun. Lika pun sudah menuliskan di dalam buku catatannya. tak lama kemudian Feli dan Maya pun segera menelpon orang tuanya untuk menjemput di rumah Lika. mereka berdua pun segera pulang ke rumahnya masing-masing.

Bersambung..!!

Terima kasih telah setia membaca. mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan. dukungan dari pembacalah yang mampu membuat penulis lebih bersemangat menuangkan ide ide baru.

🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!