Setelah Lika, Feli dan Maya masuk ke dalam mobil dan bercakap-cakap sebentar dengan Pak Alan bapaknya Feli yang sudah dari tadi ada di dalam mobil itu.
Mobil bapaknya Feli pun segera meluncur menuju restouran teman lamanya. restouran yang di tuju itu tidak terlalu jauh dari tempat kampus tadi.
Dengan memakan waktu selama 20 menit mereka berempat pun sampai di parkiran restouran. karena jalanan yang terlalu padat pengendara.
Sehingga Pak Alan tidak bisa untuk melajukan mobilnya. terpaksa Pak Alan bapaknya Feli itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan di bawah standar.
Selain padat pengendara, tadi juga beberapa kali harus menghentikan mobil karena ada beberapa lampu lalu lintas yang harus di lewati mobil Pak Alan.
Di sekitar jalanan juga terdapat banyak pengamen yang berjalan kaki disekitar mobil dan motor yang melaju.
Sehingga Pak Alan bapaknya Feli itu memutuskan untuk mengendarai mobilnya secara pelan dan hati-hati. agar tidak terjadi kecelakaan.
Sesampai di parkiran restouran Lika, Feli, Maya dan Pak Alan bapaknya Feli itu. mereka berempat langsung keluar dari mobilnya.
Lalu berjalan menuju salah satu meja dan beberapa kursi yang tersedia di meja itu. lalu mereka berempat segera duduk di kursi yang telah di sediakan itu.
Di meja itu tersedia brosur pilihan makanan dan minuman. tak lama kemudian datang seorang pelayan restouran menghampiri mereka berempat. pelayan itu menanyakan apa yang mau di pesan.
Lika memilih minum jus alpukat dengan nasi plus ayam geprek, kalau Feli dan Maya mereka berdua juga memesan nasi plus ayam geprek. hanya minumannya saja yang berbeda.
Feli memesan jus melon dan Maya memesan sup buah. kalau untuk Pak Alan bapaknya Feli dia memesan ikan mas panggang serta jus sirsak minumannya.
Setelah semua menu di tulis oleh pelayan restouran. mereka berempat pun segera menunggu pesanan menu makan siangnya.
Karena hari sudah menunjukkan pukul 12.00 siang sehingga mereka berempat yaitu Lika, Feli, Maya dan Pak Alan bapaknya Feli itu. mereka semua mulai merasa lapar.
Tak lama kemudian datang pelayan restouran mengantarkan pesanan Lika, Feli, Maya dan Pak Alan. mereka berempat pun mulai menyantap makan siangnya.
Pak Alan bapaknya Feli itu sengaja tidak mau bertemu dengan sahabatnya lebih dulu. karena Pak Alan mengira kalau Lika, Maya dan Feli anaknya itu sudah mulai lapar dan kehausan.
Memang sedari tadi waktu pendaftaran di kampus mereka bertiga belum ada minum apa apa. padahal cuaca hari ini sangat panas.
Kalau Pak Alan mau bertemu sahabatnya lebih dulu bisa saja dia langsung menuju ke kantor restourannya. tetapi dia lebih memilih makan siang dan membiarkan ketiga anak itu beristirahat sejenak.
Setelah beberapa menit kemudian ternyata pemilik restouran yang tak lain adalah sahabatnya Pak Alan itu, pemilik restouran itu melihat Pak Alan dari kejauhan kalau Pak Alan sedang duduk bersama 3 anak remaja yang salah satunya adalah anaknya Pak Alan sendiri.
Pemilik restouran itu pun bergumam "sepertinya itu adalah Alan sahabat lama saya, wajahnya mirip sekali dari samping." gumam pemilik restouran itu dalam hatinya.
Tak lama kemudian pemilik restouran pun menghampiri tempat Lika, Feli, Maya dan Pak Alan yang sedang duduk bersantai.
"Alann kamu sudah lama mampir ke sini." terdengar suara dari bilik samping. Lika, Feli, Maya dan Pak Alan pun segera menengok ke arah sumber suara. ternyata itu adalah pemilik restouran sahabat lamanya Pak Alan.
Pemilik restouran dan Pak Alan pun segera berbincang-bincang entah apa yang mereka bicarakan.
Sedangkan Lika dia asik menikmati pemandangan taman yang ada ditengah-tengah gedung restouran itu.
"Bagus sekali restouran ini." gumam Lika dalam hatinya. Lika pun terlintas dalam pikirannya kalau dia ingin menggunakan uang beasiswanya itu untuk membuka restouran kecil-kecilan terlebih dulu. lebih tepatnya caffe karena takut modalnya tidak cukup.
Lika ingin meminta pendapat pada kedua sahabatnya itu. tapi sayangnya ucapannya terpotong. Lika mendengar handphonenya berbunyi berulang kali. di kiranya itu bapaknya yang nelpon. ternyata itu adalah nomor baru. Lika pun mengangkat telponnya.
"Maaf ini siapa ya." sahut Lika pada nomor baru itu.
Lalu terdengar suara dari nomor yang tak di kenal itu. "hemm sudah lupa ya Lik, bukannya tadi pagi kita sudah kenalan." sahutnya sambil menggoda Lika.
Lika langsung menebak suara dari handphonenya itu. " kalau boleh tau kamu Rional ya?" tanya Lika pada suara di handphonenya itu.
Lelaki itu pun segera tersenyum simpul, dia sengaja ingin membuat Lika penasaran. "hee iya ini aku Rional, save nomor aku ya." sahut Rional pada Lika.
"Oh kamu Rional rupanya, maaf tadi aku tidak mengenali suaramu, baiklah akan ku save nomor handphonemu Rional." sahut Lika.
"Padahal tadi aku sudah beberapa kali nelpon kamu Lik, tapi gak kamu angkat, gimana tadi pendaftaran kuliahnya apa sudah beres?" tanya Rional pada Lika
"Iya sudah beres Ri pendaftarannya. tadi kami bertiga juga di suruh ngumpulin berkas fotokopy ijazah dan berkas lainnya." sahut Lika pada Rional.
"Terus gimana Lik apa kamu sudah menyiapkan berkasnya, tanya Rional lagi menunjukan rasa perhatiannya. padahal dia baru beberapa jam mengenal Lika.
Tapi Rional kayak orang yang sudah lama kenalnya dengan Lika. Rional sepertinya sangat tulus menunjukan perhatiannya pada Lika.
"Sudah tadi Ri sewaktu kami masih berada di kampus, kami bertiga langsung mengumpulkan semua berkas yang diminta." sahut Lika pada Rional.
Tak lama kemudian Lika pun penasaran dengan Rional dan Lika mulai menanyainya. "kalau boleh tau kamu mengambil jurusan apa di kampus itu Rio dan kamu juga sudah semester berapa kuliahnya?" tanya Lika.
Rional pun menjawab. "aku mengambil jurusan Agri Bisnis Lik, itu pun jurusannya juga pilihan papa aku, karena dia ingin aku meneruskan perusahaannya. dan untuk semester aku bentar lagi menjalani semester 7." sahut Rional pada Lika
"Beruntung sekali ya kamu bisa kuliah karena orang tua mu mampu, kalau aku kuliah harus mempertahan juara pertamaku selama 3 tahun dan akhirnya aku berhasil mendapatkan beasiswa lanjut keperguruan tinggi." pekik Lika pada Rional.
"Berarti kamu pinter dong bisa mempertahankan juara pertamamu selama 3 tahun, hebat banget kamu Lik aku salut sama perjuanganmu." sahut Rional
"Yah begitu lah Rional, aku melakukan semua itu hanya ingin membahagiakan hati kedua orang tuaku. dan hanya prestasi itu yang bisa aku berikan pada kedua orang tua ku. yang sudah banting tulang untuk biaya ku sekolah." pekik Lika.
Mendengar cerita dari Lika, Rional pun mulai menyadari kalau selama ini dia selalu males-malesan kuliah dan suka mempoya-poyakan uangnya untuk bersenang-senang.
Dia tidak pernah berfikir bagaimana susahnya orang tuanya itu mempertahankan perusahaannya, demi anak dan istrinya. sedangkan Lika dari keluarga yang tidak berada dia harus mempertahankan juara pertamanya agar bisa lanjut kuliah.
Dan Lika juga selalu berusaha membahagiakan hati orang tuanya, tidak seperti aku, gumam Rional dalam hatinya.
Tak lama kemudian Lika pun segera ingin menutup telponnya. karena Pak Alan bapaknya Feli mengajak mereka bertiga untuk pulang ke desa tempat tinggal mereka.
Padahal Rional masih ingin bertelponan dengan Lika dan dia pun belum tahu kalau Lika mengambil jurusan apa. karena terlalu asik ngobrol.
Ternyata tanpa di sadari Lika. Feli dan Maya pun juga mendapat telpon berulang-ulang dari Budi dan Mesis.
Rupanya kedua cowok bintang kampus itu juga sedang jatuh cinta dengan Feli dan Maya. sehingga berulang-ulang untuk menelpon.
Dan juga ternyata selama Lika telponan dengan Rional. Feli dan Maya juga sedang telponan.
Bersambung..!!
Terima Kasih telah setia membaca. mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan. dukungan dari pembacalah yang mampu membuat penulis lebih semangat untuk menuangkan ide ide barunya.🙏🙏🙏🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
maaf thor 'pekik itu seperti histeris atau bersemangat.
2024-04-30
0