Setelah menerima raport, piala penghargaan juara pertama serta hadiah peralatan sekolah. Lika langsung membawa semua yang di berikan oleh gurunya itu ke meja belajarnya.
Lalu memasukkan hadiah peralatan sekolah yang sudah dibungkus rapi itu ke dalam tas ransel kosongnya.
Kemudian baru Lika memasukkan pialanya ke dalam tasnya juga. soalnya kalau piala duluan yang di taruh takutnya piala itu akan rusak dan lecet ke tindih hadiah peralatan sekolah yang cukup berat.
Feli dan Maya pun turut bahagia melihat keberhasilan sahabatnya itu, pikir mereka berdua Lika pantas mendapat juara pertama karena Lika anaknya sangat gigih dalam belajar.
Lika jarang-jarang membuang waktunya untuk jalan-jalan. dia lebih memilih untuk belajar dan membantu ibunya. tak lama kemudian Feli dan Maya pun mulai menyeru Lika.
"Tuh kan beneran kata aku dan Maya kalau kamu yang jadi juara pertamanya, karena di kelas ini tidak ada yang mampu mengalahkan kecerdasanmu Lik." sahut Feli memuji Lika sahabatnya itu sambil tersenyum simpul.
"Iya Lik aku awalnya juga sangat yakin kalau kamu yang bakal jadi juaranya, ternyata benar kan. selamat ya Lika atas juara pertamanya kami turut bahagia." Tambah Maya memuji Lika sahabatnya.
Sedangkan Lika dia hanya membalas tersenyum malu mendengar begitu banyak pujian dari sahabatnya Lika menjadi grogi.
"Ya syukur alhamdulilah Fel May aku juga tidak mengira kalau aku bisa mempertahan juara pertama ini padahal kan kemaren aku sempat ulangan umum susulan, aku doa in juga semoga kalian mendapat juara 10 besar. aminn doa Lika pada sahabat-sahabatnya.
Aminn sahut Feli dan Maya bersamaan. "siapa tau ada keajaiban turun sehingga kami bisa mendapatkan juara 10 besar." sahut Maya sambil tersenyum geli karena merasa tidak mungkin.
Begitu pula Feli dia tidak pernah berkhayal untuk mendapatkan juara 10 besar karena rasanya tidak mungkin baginya.
Keasikan mengobrol mereka bertiga sampai tidak mendengar nama siapa yang di panggil itu, ternyata namanya Feli yang di panggil ibu guru mereka.
Dengan nama panjangnya yaitu Feli Astuti. Feli pun kembali memasang kupingnya apakah dia salah dengar. ternyata itu benar nama Feli yang dipanggil.
Feli di panggil untuk mengambil raportnya dengan meraih juara 4. Feli pun segera mengambil raportnya dengan rasa seperti mimpi karena Feli belum pernah mendapatkan 10 besar. selama ini Feli tidak menyadari kemajuannya dalam belajar.
Lika dan Maya pun turut bersorak bahagia melihat Feli sahabatnya berhasil meraih juara 4. lalu tak lama kemudian nama Maya lagi yang di panggil. Maya Lestari panggil bu wali kelas mereka.
Lalu Maya maju ke depan untuk mengambil raportnya. ternyata Maya juga berhasil meraih juara 10 besar yaitu dia meraih juara 6. Lika dan Feli pun kembali bersorak bahagia untuk Maya sahabat mereka.
Setelah mendapatkan raportnya mereka bertiga pun yaitu Lika, Feli dan Maya bergegas memakai tas mereka lalu menuju parkiran.
Feli dan Maya mengambil motor maticnya yang masih baru, karena mereka berdua ini memang tergolong dari keluarga yang berada.
Sedangkan lika dia mengambil sepeda ontel bututnya. lalu mereka bertiga bergegas menuju pulang ke rumah masing-masing.
Sesampai di depan rumah ternyata ibu dan bapaknya sudah menunggu kedatangan Lika. rupanya Pak yuno dan Bu Sulis penasaran dengan hasil raport Lika hari ini.
Lika segera mengucapkan salam dan menyalami tangan kedua orang tuanya. Bu Sulis pun langsung menyapa Lika anaknya itu.
"Bagaimana nak dengan hasil raportnya apa Lika berhasil naik kelas." tanya Bu Sulis pada Lika.
Lika pun menjawab. "iya bu alhamdulilah Lika berhasil naik kelas." sahut Lika pada Bu Sulis ibunya. sambil menyodorkan raportnya kepada kedua orang tuanya.
"Syukurlah nak kalau kamu berhasil naik kelas." jawab sang ayah yang sedari tadi mendengar percakapan anak dan istrinya itu.
"Kalau begitu kita masuk dulu yuk, biar di dalam aja kita melihat nilai raportnya. sekalian makan siang juga." seru Bu Sulis pada Lika dan Pak Yuno suaminya.
Mereka bertiga pun segera masuk ke dalam rumahnya. lalu duduk di ruang tamu yang mungil itu sebentar untuk melihat hasil nilai raport Lika. Bu Sulis dan Pak Yuno pun segera membuka raport Lika anaknya.
"Wahh pinter sekali nih Lika anak bapak, nilainya bagus semua, bapak turut bahagia melihatnya, selamat nak ya atas meraih juara pertamanya." seru Pak Yuno pada Lika anaknya itu.
Lalu disahut lagi oleh Bu Sulis ibunya Lika. "iya bagus semua nilaimu nak, ibu juga turut bahagia, selamat nak ya." sahut Bu Sulis pada Lika.
"Iya buk pak terima kasih atas dukungan dari bapak dan ibu selama ini, sehingga Lika lebih bersemangat untuk belajar dan akhirnya Lika bisa meraih juara pertama lagi.
"Iya nak, syukur alhamdulilah semua itu juga berkat gusti allah yang memberikan Lika kemudahan dalam belajar dan mengerjakan soal-soal ulangan umum." sahut Pak Yuno.
Bu sulis pun turut mengucapkan hamdalah ,dia sangat bahagia dan sangat bersyukur karena gusti allah sudah memberikan kemudahan kemudahan untuk anaknya belajar. sehingga Lika anaknya bisa naik kelas dan menjadi juara pertama.
Kemudian Alika pun mengeluarkan piala dan hadiah peralatan tulisnya. Bu Sulis dan Pak Yuno semakin bahagia sekali melihat Lika mendapatkan piala dan hadiahnya.
"Bagus sekali ya nak pialanya, ibu kira tadi tidak ada pialanya dan ternyata ada piala dan hadiah juga." seru Bu Sulis pada Lika anaknya sambil tersenyum simpul.
Lika pun menyahut, "iya buk bagus banget pialanya nanti akan Lika pajang di atas lemari Lika, terus dibungkus sama plastik transparan dulu biar nggak berdebu, sahut Lika pada Bu Sulis ibunya sambil tersenyum bahagia.
Lika pun menyambung perkataannya. "dan untuk hadiah peralatan tulisnya lumayan buk pak Lika ga usah beli lagi, kan Lika sudah punya dari hadiah ini." sahut Lika.
"Iya nak syukur alhamdulilah Lika juga dapat hadiah peralatan tulis, lumayan kan bisa Lika gunakan untuk belajar di sekolah." jawab Pak Yuno pada Lika.
Sang ayah pun yaitu Pak Yuno tambah bahagia melihat anaknya berhasil mendapatkan piala dan hadiah peralatan tulis.
"Ayo kita makan siang dulu, ibu tadi sudah menyiapkan ikan nila panggang, tempe goreng, pucuk singkong rebus sama sambel terasi pedas." pekik Bu Sulis pada Lika anaknya dan Pak Yuno suaminya.
Mereka bertiga pun segera menyantap makan siangnya. setelah selesai makan siang seperti biasa mereka bertiga duduk di terasnya yang mungil itu.
Hari pun semakin berlalu, minggu telah berganti dan bulan pun juga telah berganti. tetapi aktivitas Lika, Pak yuno dan Bu sulis tetaplah seperti biasanya.
Setelah satu tahun kemudian Lika, Feli dan Maya sahabatnya Lika itu, akhirnya mereka bertiga berhasil lulus dari sekolahnya. untuk Lika dia berhasil mempertahankan juara pertamanya.
Dan mendapatkan beasiswa lanjut keperguruan tinggi yang kampusnya bertempat di kota. selain itu Lika juga mendapatkan bantuan beasiswa dalam bentuk cash yaitu sebesar 65 jt.
Beasiswa itu telah di berikan oleh beberapa perusahaan yang perduli terhadap murid murid yang tidak mampu dan selain itu syaratnya juga harus murid yang berprestasi tinggi, selalu berada di juara pertamanya serta nilai di atas 8,5 untuk semua mata pelajaran. dan Lika lah orangnya yang berhak mendapatkan beasiswa itu mewakili kelasnya.
Sedangkan untuk Feli dan Maya sahabat Lika itu. Feli telah berhasil meraih juara ketiga dari kelasnya. dan untuk Maya dia berhasil meraih juara 4. akhirnya mereka bertiga berhasil menjadi murid yang pinter dan berprestasi. khususnya untuk Lika.
Suatu hari Lika akan mendaftarkan dirinya untuk kuliah di kampus terelite di jakarta. Lika di temani oleh Feli dan Maya yang tidak mau berpisah dengan Lika. mereka bertiga sudah seperti saudara kandung. Feli dan Maya sudah berada di rumahnya Lika sekalian tujuannya untuk menjemput Lika.
Lika pun berpamitan pada Pak Yuno dan Bu Sulis orang tuanya. ada rasa sedih, haru dan senang yang di rasakan oleh Pak Yuno dan Bu Sulis pada anaknya.
Rasa sedih muncul karena mereka tidak bisa sama-sama lagi dengan Lika anaknya, terharu karena perjuangan Lika yang begitu gigih dan rasa bahagia muncul karena mereka berdua sangat bahagia dengan prestasi Lika sehingga dia mendapatkan beasiswanya untuk lanjut keperguruan tinggi.
"Lika pamit dulu ya buk pak, Lika mau mendaftarkan diri dulu ke kampus yang Lika tuju yang ada di jakarta. sebelum pendaftarannya habis." sahut Lika pada Pak Yuno dan Bu Sulis kedua orang tuanya itu.
"Iya nak ibu dan bapak pasti akan mendoakan yang terbaik untuk, semoga kalian bertiga selamat sampai ke tujuan dan pendaftaran kuliahnya berjalan dengan lancar." sahut Pak Yuno pada Lika.
Bu sulis pun segera memeluk Lika anaknya. hati-hati nak ya di jalannya, semoga pendaftarannya berjalan dengan lancar." tambah Bu Sulis ibunya Lika pada anaknya.
Pak yuno pun berpesan pada Feli dan Maya agar mereka selalu rukun dan selalu bertiga. agar tidak ada yang nyasar ketika sudah berada di kota dan selalu aman karena ada teman. Feli dan Maya hanya mengangguk dan mengiyakannya.
"Iya om sahut mereka berdua, kami bertiga pasti selalu akur, karena kami sudah seperti saudara kandung." jawab Feli sambil tersenyum simpul pada Pak Yuno ayah Lika. begitu juga sebaliknya Maya dia juga mengiyakannya.
Lika pun langsung menyalami tangan kedua orang tuanya. begitu pula Feli dan Maya juga menyalami tangan Bu Sulis dan Pak Yuno. seperti mereka menyalami tangan kedua orang tuanya.
Setelah berpamitan Lika, Feli dan Maya langsung masuk ke dalam mobil orang tuanya Feli.
"Nitip Lika dulu ya pak." seru Pak Yuno pada bapaknya Feli.
"Iya pak, anak bapak pasti aman karena sudah di temani Feli dan Maya", sahut bapaknya Feli.
Pak Yuno dan Bu Sulis pun mengiyakannya.
"terima kasih banyak pak ya sudah mau mengantarkan Lika." pekik Pak Yuno pada bapaknya Feli.
"Iya pak sama-sama, kami pamit dulu pak buk, sapa bapaknya Feli.
Pak Yuno dan Bu Sulis pun menganggukan kepalanya sambil berdiri dihalaman mereka memandangi mobil bapaknya feli yang semakin menjauh.
"Semoga Lika jadi anak yang sukses ya pak, jangan seperti kita." pekik Bu Sulis pada suaminya yaitu Pak Yuno.
"Iya buk. semoga allah memberkatinya, jawab Pak Yuno. mereka berdua pun melanjutkan untuk pergi ke ladang. karena hari ini mereka akan memanen hasil padinya.
"Sesampai di kota mobil bapaknya Feli pun langsung menuju ke kampus terelite di kota jakarta. kali ini penampilan mereka bertiga terlihat seperti remaja yang sangat modis dan cantik.
Lika mengenakan celana jeans pensil warna biru muda dan atasannya kemeja hem kotak kotak berwarna pinkis dan bersepatu warna putih disertai tas selempangnya yang berwarna putih juga. Lika terlihat sangat begitu modis dengan penampilannya yang juga mengenakan hijab.
Sedangkan Feli dia mengenakan kemeja hem warna hijau muda, celana jeans pensil warna hitam dan sepatu putih. Feli juga mengenakan hijab yang warnanya selaras dengan bajunya.
Kalau maya dia menggunakan kemeja hem warna cream dan jeans warna biru malam serta mengenakan sepatu berwarna coklat muda. Maya juga menggunakan hijabnya yang berwarna cream seperti kemeja yang iya kenakan. selain itu, Feli dan Maya juga menggunakan tas selempangnya yang berwarna putih.
Rupanya mereka bertiga sudah janjian untuk membeli tas yang warna dan jenisnya sama. Lika, Feli dan Maya langsung keluar dari mobilnya lalu berjalan menuju depan kampus. mereka bertiga tidak tahu kalau ruang pendaftarannya berada di sebelah mana.
Lika, Feli dan Maya telah melewati beberapa anak-anak kampus yang duduk nongkrong di halaman kampus itu. banyak sekali sorot mata yang terpesona dengan penampilan mereka bertiga.
Bersambung..!!
Terima kasih sudah setia membaca. mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan. dukungan dari pembacalah yang mampu membuat penulis lebih bersemangat untuk menuangkan ide ide kreatif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments