Lola sudah merasa puas meluapkan amarahnya kepada Lika yaitu dengan cara mencaci maki sepuasnya tanpa memilah milah kata-kata nya. Lola pun merasa sangat bangga karena di pikirnya Lika akan mendapat marah dari kedua orang tuanya karena sudah jadi penyebab Lola dimarahi bu guru.
"Rasain lue Lika lue bakalan dimarahin bapak ibu lue, jadi kita sama-sama dapat marah hari ini." gumam Lola dalam hati.
Kemudian Lika pun menjawab tegas kepada Lola. "apa kamu tadi dimarahin Bu Cantik guru kita, terus apa hubungannya dengan aku, atas hak apa kamu marah kepadaku. terus juga melaporkan semuanya ke orang tua aku." sahut Lika sambil menatap tajam wajah Lola yang sudah seenaknya menuduhnya.
Tanpa ada rasa malu Lola pun berkata. "ya jelas ada hubungannya dengan kamu, tadi waktu di sekolah sewaktu aku minta jawaban soal ulangan umum sama elu, ternyata Bu Cantik mendengar semua kata-kata yang gue ucapkan dan Bu Cantik juga tau kalau gue sedang mau minta jawaban soal."
Belum lama Lola melontarkan kata-katanya terus disambungnya lagi sahutannya itu.
"Coba aja kalau elu enggak pelit-pelit banget langsung aja ngasih gue jawaban soal apa susahnya coba, tinggal bilang jawabannya a, b, c atau d. ini malah pake acara menceramahin gue lah, ngajak gue belajar bareng lah, terlalu banyak basa basi dan akhirnya Bu Cantik mengetahui semuanya." pekik Lola kepada Lika.
Lika pun tak mau kalah dengan celotehan yang dilontarkan Lola. karena fikir Lika semakin dia diam maka Lola akan semakin meraja lela menyalahkannya yang jelas-jelas itu adalah kesalahan Lola sendiri yang tidak mau berusaha mengerjakan soal ulangannya.
Kerjaan sehari-hari Lola itu hanyalah shoping dan jalan-jalan untuk menghamburkan uang. kalau untuk belajar mana pernah terpikirkan oleh Lola. yang ada dia hanya ingin memanfaatkan teman-temannya saja untuk minta jawaban soal bila ada suatu tugas atau pun ulangan umum.
"Loh itu kan kesalahan kamu sendiri yang tidak mau berusaha untuk belajar dan akhirnya pada waktu ulangan umum tiba kamu kesusahan menjawab sendiri soalnya, lalu apa hubungannya denganku, bukannya kesalahan itu yang telah kamu buat sendiri." pekik Lika mulai jengkel pada Lola temannya yang tidak tau diri itu.
Setelah mendengar beberapa celotehan Lola Bu Sulis dan Pak Yuno pun sangat terkejut. awal-awal dikiranya Lika anaknya itu yang sudah membuat masalah kepada seorang temennya itu. sehingga dia menjadi semarah itu.
Ternyata setelah mendengar semuanya bukan anak mereka yang salah tapi memang anak itu lah yang berperilaku semena-mena dan suka menyalahkan orang. Bu Sulis dan Pak Yuno pun menghelakan napas dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dalam fikir mereka berdua bisa-bisanya gadis yang cantik dan anggun tetapi tidak sama sekali memiliki sikap sopan santun. malahan gadis itu tidak memiliki rasa malu atas kesalahan yang di buatnya sendiri dan malah melabrak Lika dengan datang langsung ke rumahnya Lika anak mereka itu.
Memang Lola orang kota yang sekolahnya pindah ke desa karena mengalami suatu masalah di sekolahnya yang lama, sehingga Lola harus pindah sekolah ke desa tempat nenek dan kakeknya tinggal.
Mungkin memang tabiatnya anak itu yang suka kasar cara berbicaranya. tidak peduli sedang berbicara dengan siapa pun baik muda atau pun tua, kalau dia lagi jengkel ya tetap di lontarkannya kata-kata kasar itu.
Tak lama kemudian Lola si anak kasar itu langsung memasang kacamata elegannya itu dan beranjak membuka pintu mobilnya tanpa berpamitan dulu dengan Pak Yuno dan Bu Sulis yang merupakan orang tuanya Lika.
Lola langsung melengos masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil dan langsung melajukan mobilnya dengan kencang menjauh dari rumahnya Lika.
Padahal itu adalah jalan perdesaan yang cukup sempit tapi Lola malah melajukan mobilnya. Lola tidak memikirkan sama sekali, bagaimana jika nanti ada orang yang berjalan kaki dan ketabraknya.
Tak pernah Lola memikirkan hal itu yang memang orangnya agak egois dan angguh. percuma punya tampang cantik, elegant dan kaya tapi nilai sikapnya sangat minus.
Setelah kepulangan Lola dari rumah mereka. Lika, Bu Sulis dan Pak Yuno pun beranjak masuk ke rumahnya untuk melaksanakan sholat zuhur dan kemudian beristirahat.
Lika dan Pak Yuno bapaknya itu sudah selesai melaksanakan sholat zuhur. sedangkan sang ibu agak lambat pergerakannya karena kepalanya kembali agak sedikit pusing.
Setelah berwudhu Bu Sulis segera mengambil mukenanya. pas waktu mengenakan atasan mukenanya Bu Sulis langsung terkulai jatuh ke lantai.
Pak yuno dan Lika pun sangat panik melihat ibunya terjatuh tergeletak di sejadahnya. dan mereka pun memeriksa detak nadinya ternyata masih berdenyut.
Lalu Pak Yuno dan Lika membawa ibuknya ke puskesmas di desanya itu. dan di puskesmas itulah ibunya Lika Bu Sulis di opname. Bu Sulis tak sadarkan diri. Lika pun menangis histeris.
"Ibuuu ada apa dengan ibukk, ayo buka kembali mata ibu, biar kita bisa sama sama lagi, ucap Lika lirih. hatinya sangatlah sedih melihat kondisi Bu Sulis ibu nya itu.
Beberapa jam telah berlalu Bu Sulis pun tak sadarkan diri juga dan masih di opname di puskesmas desa tempat tinggal Lika.
Setelah di periksa dokter tekanan darah Bu Sulis kembali naik drastis yaitu tekanan darah Bu Sulis mencapai 230. pantasan Bu Sulis sampai pingsan dan tak sadarkan diri.
Pak Yuno hanya menghela napas panjang dan menutup matanya. Pak Yuno rasanya sangat sedih campur khawatir karena istrinya belum juga sadarkan diri.
Lika pun baru sadar ternyata argumen yang Terjadi di rumahnya tadi siang perseteruan antara dirinya dan Lola itu yang menyebabkan tekanan darah ibunya menjadi kembali naik drastis.
Ditambah juga amarah Lola yang menggebu-gebu dihadapan Bu Sulis, Pak Yuno dan Lika tadi siang. amarah yang dilontarkan Lola itu dengan suara sangat nyaring dan kasar. belum lagi beberapa hinaan yang begitu banyak diucapkan Lola kepada keluarga mereka.
Sedangkan sang ibu yaitu Bu Sulis waktu itu sakitnya masih belum sembuh total masih pemulihan, dan kemudian tanpa diundang tamu kasar itu datang yaitu si Lola teman sekelas Lika yang menyebabkan ibunya seperti itu.
Untungnya Bu Sulis telah mempunyai BPJS pemerintah yang telah di berikan oleh pak RT beberapa bulan yang lalu. Lika dan bapaknya pun juga dikasih BPJS pemerintah. dikasihkannya bareng dengan BPJS ibunya.
Sehingga bila mereka mengalami sakit mendadak, maka bisa menggunakan BPJS pemerintah itu untuk jaminannya.
Dan sedangkan untuk berobat Bu Sulis dimantri tadi siang itu Pak Yuno terpaksa berhutang dulu untuk biaya administrasinya. karena kebetulan uangnya Pak Yuno tidak cukup untuk membayar cek tekanan darah dan cek lainnya. serta menebus obat untuk Bu Sulis istrinya itu.
Biaya administrasi pengobatannya yaitu sebesar 200 ribu rupiah. sedangkan pak yuno hanya ada 100 ribu rupiah dan sisanya dihutang dulu. untung pak mantri itu orangnya sangat ramah dan baik. sehingga dia mau untuk dihutang dulu separo biaya administrasinya.
Pak Yuno pun sebelumnya sempat membawa Bu Sulis istrinya ke puskesmas, tetapi pak dokternya sedang pergi keluar. jadi dari pada menunggu lama mending bawa ke pak mantri saja pikir Pak Yuno. akan tetapi dia lupa bagaimana nanti untuk pembayarannya sedangkan pembayaran administrasi di mantri tidak bisa menggunakan BPJS pemerintah.
Tak lama kemudian hari pun sudah mulai sore yaitu menunjukan pukul 04.35 WIB. kemudian Pak Yuno menyeru Lika anaknya yang sedari tadi menunggu di samping ranjang ibunya di opname yaitu duduk disebuah kursi yang sengaja disediakan di samping ranjang pasien. Lika duduk sambil merebahkan kepalanya di dekat wajah sang ibu.
"Nak harinya sepertinya sudah mulai sore, Lika duluan pulang aja ya biar bapak yang nungguin ibu." seru Pak Yuno pada Lika anaknya.
"Atau Lika beres beres di rumah dulu kemudian mandi, baru Lika ke sini lagi pak ya buat jagain ibu, Lika gak mau nanti bapak lagi yang jatuh sakit karena kecapean, jadi setelah Lika datang bapak bisa pulang mandi dan istirahat sebentar." tawar Lika pada bapaknya.
"Ya udah kalau itu mau Lika, paling nanti kalau bapak pulang bapak hanya pulang mandi dan makan, terus nanti bapak kembali menjaga ibu biar Lika dan bapak sama-sama jagainnya." sahut Pak Yuno pada Lika.
Lika setuju dengan pendapat bapaknya itu. "kalau begitu Lika pamit pulang mandi dan beres-beres dulu ya pak." jawab Lika sambil menyalami tangan bapaknya dan menyalami tangan ibunya yang masih tak sadarkan diri.
Pak Yuno menganggukan kepalanya sambil berkata "iya nak, pulang aja dulu." sahutnya.
Bersambung..!!
Terima kasih telah setia membaca, mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan. dukungan dari pembacalah yang membuat penulis lebih bersemangat untuk menuangkan ide ide kreatif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments