Belum sempat keluar, Addry pun keluar dari kamar mandi dalam keadaan rambut yang basah. Karena baru selesai keramas. Fatimah pun mematung melihat sang suami yang sangat tampan dengan keadaan yang segar karena habis mandi
“Kenapa melihat saya seperti, apa ada yang salah…” sambil mengibas-ngibaskan rambut yang basah menggunakan handuk
“Ahh iya maaf mas…” ucap Fatimah langsung menundukkan kepalanya
“Kenapa masih disini, kalau sudah keluar..”
Tapi Fatimah masih diam mematung ditempat, sambil menundukan kepala. Saat Addry melihat Fatimah tidak juga pergi. Addry pun langsung buka suara
“Hei kau tuli apa,..”
“Mas bilang apa tadi..”
“Maaf fati tidak dengar tadi..”
“KELUAR….” Ucap Addry dengan suara sangat tinggi, sampai-sampai Fatimah terperanjat mendengar suara lantang keluar dari mulut Addry
“Astaghfirullah..” gumam Fatimah sambil mengelus dadanya yang berdegub kencang
“Maaf mas, kalau begitu. Fati permisi dulu...” Fatimah langsung berjalan menuju pintu keluar. dia tidak ingin Addry bertambah marah. karena ia masih di situ
Sepeninggalan Fatimah, Addry pun langsung mengambil hp nya untuk menghubungi sang pujuaan. Sedangkan di kamar letaknya di belakang, tepatnya kamar Fatimah. Sekarang yang dilakukan oleh gadis itu adalah melaksanakan shalat maghrib kerena sudah masuk waktunya
Ya Allah, hamba tidak pernah bosan memohon dan memanjatkan do’a kepada Engkau. Berilah hamba ketabahan dalam menjalani cobaan ini. Ya Rabb, hamba juga memohon kepadaMu bukakanlah pintu hati suami hamba, agar menerima hamba sebagai istrinya ya Allah. Karena hanya Engkaulah yang bisa membolak balikkan hati seseorang. Dan hamba meminta kepadaMu, semoga ia bisa melihat kearah hanba Ya Rabb. Aamiinn Ya Rabbal Allamin….
Dengan berderai air mata Fatimah memanjatkan do’a kepada sang pencipta langit dan bumi. Setelah selesai shalat. Fatimah pun langsung membereskan mukenah dan sajadahnya
Telah selesai mengerjakan kewajibannya. Fatimah pun keluar dari kamar yang kecil itu. Fatimah pun langsung menuju dapur untuk menata makanan, agar ia dan suaminya bisa makan bersama
Setelah indahnya makanan yang ia tata, Fatimah pun memutuskan untuk mengajak sang suami agar turun biar bisa ia makan bersama malam ini. Tapi belum sampai di anak tangga. Fatimah sudah melihat sang suami keluar dari kamarnya dengan pakaian kasual nya
Addry sangat tampan dengan gaya rambut yang rapi dan pakaian yang keren. Sampai-sampai Fatimah, terpana melihat wajah yang tampan rupawan itu. Tapi Fatimah hanya bisa melihatnya saja. Tanpa bisa menyentuh apalagi kalau berharap memiliki se utuh nya sang suami, apalagi hatinya. Fatimah merasa sangat jauh dari Addry suaminya itu
Setelah sadar Fatimah pun, langsung mengejar Addry yang sudah di ambang pintu
“Mas tunggu!”
Addry pun seakan menulikan pendengaran nya. Ia masih berjalan dan sudah di teras rumahnya. Tapi Fatimah masih mengejar suaminya yang ingin masuk ke dalam mobil suaminya itu
“Mas tunggu dulu, Fati mau ngomong..”
Addry pun berhenti lantaran kesal, karena Fatimah masih saja memanggilnya. Ia pun menoleh kebelakang dan langsung menatap Fatimah dengan tajam
“Mas, kamu nggak mau makan dulu? , mending makan dulu mas. Nanti kamu
sakit mas!”ucap Fatimah dengan penuh kelembutan dan perhatian kepada Addry
“Hehh kau ini, pikun atau apa sih! Saya pernah bilangkan kepada
kau. Bahwa saya tidak akan pernah makan masakan yang di masak oleh kau…” ucapnya dengan penuh penekanan
“Tapi mas, Fati hanya khawatir, takut mas sakit..” lirih nya, tapi masih terdengar oleh Addry
“Walaupun saya sakit, itu tidak ada urusannya dengan kau!” setelah mengucapkan itu, Addry pun pergi meninggalkan Fatimah seorang diri di teras rumah mereka
Fatimah pun langsung terduduk di lantai, sambil menangis. Ia menangisi sifat sang suami tidak pernah berubah. Padahal mereka sudah menikah 5 bulan lamanya. Tapi sifat sang suami tidak pernah berubah malah semakin dingin kepadanya
Ya Allah sampai kapan ini berakhir ucapnya dengan memegang dadanya yang terasa sesak melihat mobil yang dikendarai oleh Addry tadi, tidak terlihat lagi
Fatimah pun langsung menghapus air matanya, ia langsung bangkit dari duduknya tadi. Fatimah tidak ingin para tetangga melihat ia menangis
Setelah mengunci pintu rumah, Fatimah pun langsung menuju ruang makan. Ia langsung membereskan masakan yang ia tata di meja tadi. Fatimah pun menyimpan makan tadi ke kulkas karena makanannya sudah dingin
Fatimah merasa sudah kehilangan ***** makannya. Setelah selesai beberes Fatimah pun kembali kekamar nya. Di sana lah menumpahkan kesedihan nya dengan membaca kitab suci Al-Qur’an. Hanya kepada sang Pencipta lah yang bisa membuat dia tenang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Nur Ain
aduhh kesian kali kau ning
2022-07-16
0
Nur Suci Aeni
mending gk usah di masakin
2022-07-15
0
Raibudi
terlalu rendah martabat perempuan ,dlm ceritra ini,
2022-04-24
0