Gadis Bernama Anastasya

...Aku tak ingin kehilangan jejak untuk ketiga kalinya...

Rangga tak fokus lagi pada lawan bicaranya. Netra elangnya justru tak bekedip membidik sesosok wajah cantik yang beberapa hari terus menghantui.

"Maaf, kita bicara lain waktu saja. Ada hal lebih penting yang harus saya lakukan," pamit Rangga pada lawan bicaranya. Ia pun setengah berlari menyusuri area parkir, tanpa perduli pada beberapa rekan bisnis yang menatapnya heran.

Ah persetan dengan mereka.

Dari kejauhan Rangga sudah tak mendapati ketiga orang yang ia cari, di area parkir.

Sial.

Rangga terus berlari. Menyisir pandang kesegala penjuru, dan berusaha acuh saat beberapa pasang mata menatapnya penuh tanya. Saat menatap kearah jalan raya, langkahnya terhenti seketika.

"Nah, itu dia."

Rupanya, gadis yang ia cari beserta dua rekannya tengah menunggu taksi di pinggir jalan raya. Ia pun harus bergerak cepat, agar tak kehilangan jejak. Terlebih taksi yang mereka pesan pun sudah datang.

"Tuan!"

Rangga tersentak dalam posisinya saat seseorang menyebut namanya. ia pun spontan memutar tubuh, menari kearah sumber suara.

"Kenapa?" Rangga menyipitkan kedua netra, mendapati sopir pribadinya berlari dengan nafas terenggah.

"Maaf, tuan," jawab sopir muda itu.

"Kenapa meminta maaf."

"Karna saya sudah berusaha mengejar anda, tuan." Masih dengan nafas memburu pemuda itu berucap.

"Kenapa malah mengejarku. Cepat, ambil mobil dan antar aku kesuatu tempat."

"Baik tuan." Tak menunggu lama, pria itu pun berlari menuju area parkir.

"Ikuti taksi itu. ingat, jangan sampai kita kehilangan jejak," titah Rangga saat keduanya sudah menunggangi kuda besi mewah miliknya.

"Baik tuan."

Pandangan Rangga dan sopir pribafinya tak lepas pada satu objek yang menjadi incaranya. Bukan hanya Rangga yang tampak berdebar, tetapi pemuda yang duduk mengendalikan kemudi pun tak kalah berdebar juga diliputi ketegangaan.

Meski tak berani bertanya atau pun sekedar menebak, tetapi sopir itu cukup faham jika seseorang yang berada dalam taksi tersebut cukup penting. Jika tidak, untuk apa sang tuan nekat mengikuti.

Lima belas menit berlalu, taksi pun tampak menepi di depan sebuah restoran makan cepat saji. Pria muda itu pun dengan sigap memutar kemudi. Namun tetap berada dalam jarak aman, agar tak menimbulkan kecurigaan.

"Ya, kita ambil jarak aman." Rangga bergerak gelisah dalam duduknya. Tangan dan kakinya pun serasa gatal untuk lekas keluar kendaraan dan ikut bergabung dengan ketiga orang itu. Akan tetapi, kesadaraan Rangga masih berfungsi dengan baik hingga pria itu lebih menimbang dampak baik buruknya.

Jika hanya memantau dari kejauhan, rasanya akan percuma. Akan tetapi, jika ia nekat mendekat, maka bisa jadi ia dicap seorang penjahat. Datang mengendap dan secara diam-diam.

Hingga pria itu pun menemukan satu ide cemerlang.

"Apa kau bisa menghubungi temanmu? Maksudku pengawal atau sopir lainnya untuk datang kemari?" Rangga masih sempat memberi instruksi saat pandangannya sibuk mencari keberadaan Anastasya.

"Bisa, tuan." Pria itu lekas merogoh ponsel di dalam saku pakaian, kemudian menghubungi nomor kontak seseorang.

******

Rangga menjatuhkan bobot tubuhnya di atas sofa yang berada di ruang keluarga. Selepas meminta dua orang untuk mengikuti Anastasya, pria itu pun kembali kerumah untuk beristirahat.

Sepuluh menit berlalu. Entah sudah beberapa puluh kali pria tampan itu memeriksa ponsel pribadinya, sekedar untuk mencari perkembangan dari orang suruhannya.

Derap langkah saling bersahutan terdengar. Rangga mendongak, hingga sepasang netranya menangkap kedua sosok tubuh yang beberapa saat dinanti.

"Selamat malam tuan," sapa keduanya bersamaan.

"Malam. Katakan, informasi apa saja yang kalian dapatkan." Rangga menatap kedua pemuda di hadapannya. Mengintrogasi.

Salah seorang pengawal yang memiliki postur tubuh lebih tinggi, maju beberapa langkah.

"Saya akan melaporkan informasi yang saya dapatkan setelah beberapa jam mengintai dan mengikutinya," lapor pengawal berpakaian serba hitam itu.

"Hem, ayo katakan." Menyilangkan kaki dengan duduk bersandar pada punggung sofa, Rangga memasang tajam kedua indra pendengarannya untuk mendengar penjelasan sang pengawal.

"Nama seseorang itu adalah Anastasya. Sedangkan kedua temannya adalah Maya dan juga Inces."

Anastasya? jadi gadis itu, bernama Anastasya?

"Lalu?"

"Kami juga mengikutinya hingga di sebuah apartemen."

Rangga mengerutkan dahi. Apartemen? Otaknya bekerja cukup keras. Bukankah penampilan gadis itu sangat sederhana? dan sepertinya tak mungkin jika ia tinggal di sebuah apartemen.

"Apa kau yakin, jika gadis itu tinggal di apartemen? Bisa sajakan, jika dia hanya mengunjungi teman atau bahkan bekerja pada seseorang pemilik apartemen itu."

Kedua pengawal itu terdiam, kemudian saling pandang.

"Sejak kami melakukan pengintaian selama beberapa jam, hanya kedua orang itulah yang tampak keluar dari apartemen, sedangkan seorang gadis yang tuan maksud sama sekali tak keluar apartemen hingga kami memutuskan untuk kembali," papar pengawal berkulit sawo matang itu.

Rangga tampak menganggukan kepala, meski ia masih sukar meyakini jika Anastasya tinggal di apartemen.

"Baiklah. Terimakasih atas kerja keras kalian malam ini. Dan aku ingin, setelah malam ini dan seterusnya pantau terus gadis itu dan kabarkan apa saja mengenai dirinya padaku. Jika benar, ia tinggal disalah satu apartemen itu, maka cari apartemen yang paling berdekatan dengan tempat tinggal gadis itu. Aku akan membelinya." Tak ada sejejak keraguan pun dari nada bicara Rangga. Seolah apa yang diucap, menjadi keputusan telak.

"Baik tuan."

"Ambil ini. Maaf sudah menyita waktu kalian." Rangga mengulurkan dua lembar cek pada dua pengawal itu.

"Terimakasih tuan. Tentu itu semua sudah menjadi tugas kami, tuan." Mereka pun menundukan badan sebelum berlalu dari pandangan sang tuan.

Selepas kepergian kedua orang yang ia tugaskan, Rangga seperti mendapat hembusan angin segar. Lengkung sedikit tebalnya mengurai senyum bahagian nan kelegaan.

Anastasya, Nama yang indah.

Episodes
1 Awal Kepahitan
2 Tekad Yang Menguatkan
3 Izin
4 Tempat Layak
5 Awal Yang Baik
6 Jaga Dirimu
7 Pekerjaan Baru
8 Perempuan Modis
9 Pria Itu?
10 Gamang
11 Bimbang
12 Kejutan
13 Pasrah
14 Memulai Langkah
15 Siapa Sebenarnya Sarah
16 Make Over
17 Rencana Pesta
18 Bertemu kembali
19 Gadis Bernama Anastasya
20 Mulai Penasaran
21 Menyusun Rencana
22 Ku Panggil Kau 'Tasya'
23 Ada Apa Dengan Sarah?
24 Tentang Sarah
25 Final
26 Kau Begitu Indah
27 Bukan Kacang Lupa Kulit
28 Pesta
29 Ungkapan Perasaan
30 Rencana Terselubung
31 Dinding Penghalang
32 Penolakan Di Depan Mata
33 Tak Lekang Oleh Waktu
34 Tak Lekang Oleh Waktu Part-2
35 Menolak Kerjasama
36 Reuni
37 Sarah Terluka
38 Ragu
39 Aku Mencintaimu
40 Amarah Siska
41 Ancaman Broto
42 Dia, Prioritas Utama
43 Permintaan Maaf Sarah
44 Kesucian Yang Terenggut
45 Mual
46 Datang Bulan
47 Aku Ingin
48 Maafkan Aku
49 Hamil
50 Bukti Penolakan
51 Prahara
52 Prahara Part 2
53 Sahabat
54 Nikahilah Dia, Untukku
55 Dibawa Paksa
56 Tak Ada Kabar
57 Terusir
58 Penyesalan
59 Pesan Ancaman
60 Rangga ~ Singapura~
61 Hancurnya Masa Depan Dan Karir
62 Bertemu Seseorang
63 Butuh Pelarian
64 Belum menginginkan pasangan
65 Menyerah
66 Lamaran Mendadak
67 Wanita Terlahir Tidak Untuk Disakiti
68 Pernikahan
69 Menjelang Kelahiran
70 Kelahiran Dan Kematian
71 Penolakan
72 Pernikahan Tanpa Cinta
73 Inikah Takdir?
74 Isi Hati Arka
75 Tanpa Sadar
76 Pernikahan Kedua
77 Hidup Baru Anastasya
78 Mendapat Teror
79 Aku Ikut Kemana pun Kau Pergi
80 Anugerah Terindah
81 Dua Kehidupan Berbeda
82 Pasrah
83 Asmara Anastasya Ending.
84 Ucapan Terimakasih
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Awal Kepahitan
2
Tekad Yang Menguatkan
3
Izin
4
Tempat Layak
5
Awal Yang Baik
6
Jaga Dirimu
7
Pekerjaan Baru
8
Perempuan Modis
9
Pria Itu?
10
Gamang
11
Bimbang
12
Kejutan
13
Pasrah
14
Memulai Langkah
15
Siapa Sebenarnya Sarah
16
Make Over
17
Rencana Pesta
18
Bertemu kembali
19
Gadis Bernama Anastasya
20
Mulai Penasaran
21
Menyusun Rencana
22
Ku Panggil Kau 'Tasya'
23
Ada Apa Dengan Sarah?
24
Tentang Sarah
25
Final
26
Kau Begitu Indah
27
Bukan Kacang Lupa Kulit
28
Pesta
29
Ungkapan Perasaan
30
Rencana Terselubung
31
Dinding Penghalang
32
Penolakan Di Depan Mata
33
Tak Lekang Oleh Waktu
34
Tak Lekang Oleh Waktu Part-2
35
Menolak Kerjasama
36
Reuni
37
Sarah Terluka
38
Ragu
39
Aku Mencintaimu
40
Amarah Siska
41
Ancaman Broto
42
Dia, Prioritas Utama
43
Permintaan Maaf Sarah
44
Kesucian Yang Terenggut
45
Mual
46
Datang Bulan
47
Aku Ingin
48
Maafkan Aku
49
Hamil
50
Bukti Penolakan
51
Prahara
52
Prahara Part 2
53
Sahabat
54
Nikahilah Dia, Untukku
55
Dibawa Paksa
56
Tak Ada Kabar
57
Terusir
58
Penyesalan
59
Pesan Ancaman
60
Rangga ~ Singapura~
61
Hancurnya Masa Depan Dan Karir
62
Bertemu Seseorang
63
Butuh Pelarian
64
Belum menginginkan pasangan
65
Menyerah
66
Lamaran Mendadak
67
Wanita Terlahir Tidak Untuk Disakiti
68
Pernikahan
69
Menjelang Kelahiran
70
Kelahiran Dan Kematian
71
Penolakan
72
Pernikahan Tanpa Cinta
73
Inikah Takdir?
74
Isi Hati Arka
75
Tanpa Sadar
76
Pernikahan Kedua
77
Hidup Baru Anastasya
78
Mendapat Teror
79
Aku Ikut Kemana pun Kau Pergi
80
Anugerah Terindah
81
Dua Kehidupan Berbeda
82
Pasrah
83
Asmara Anastasya Ending.
84
Ucapan Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!