Pria Itu?

"Ana, antar kopi ini kegedung sebelah seperti biasanya ya." Ibu pemilik kedai mengulurkan beberapa gelas kopi yang sudah dikemas dalam gelas plastik kepada Anastasya.

"Iya bu." Gadis itu pun menerima, kemudian melangkahkan kaki ke tempat tujuan dengan membawa beberapa kantong plastik di tangan.

Anastasya menatap sekitar. Sungguh kedai tempatnya bekerja serasa terjepit diantara gedung-gedung tinggi menjulang di sisi kiri dan kanannya.

Mengingat tempat yang dituju hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari kedai, Anastasya pun hanya berjalan kaki tanpa menggunakan jasa ojek.

Disaat berjalan ia masih sempat menatap sekitar. Sesekali ia melirik kearah gedung perkantoran dengan para karyawan yang berlalu lalang.

Lengkung tipis merah mudanya terulas tipis. Berharap ingin berada diposisi mereka, namun apalah daya. Pendidikannya tak mempuni hingga hanya puas menatap dan gigit jari.

Tibalah gadis bersurai panjang dengan pakaian sederhana itu di depan tempat yang dituju. Gedung beberapa lantai dengan logo Agensi model ternama. Sudah beberapa kali ia menjejakkan kaki ketempat ini hanya untuk sekedar mengantar pesanan kopi.

"Antar pesanan kopi ya cantik?" sapa seorang penjaga keamanan yang tiba-tiba mendekati Anastasya. Gadis itu terkesiap, meski wajah pria itu cukup familiar, tetapi Anastasya membenci sifatnya yang terang-terangan menggoda bahkan kerap berniat untuk menyentuhnya.

"Iya pak. Dan tolong, saya titipkan pada bapak seperti biasanya." Anastasya mengulurkan kantong plastik itu pada sang penjaga keamanan.

"Jangan panggil bapak dong, panggil mas atau abang gitu. Saya juga belum terlalu tua, istri pun masih dua. Dan kalau mau, dek Ana bisa jadi yang ketiga." Pria itu tergelak, sembari meraih kantong plastik dari tangan gadis cantik dihadapannya.

Anastasya bergidik ngeri. Terlebih saat pria paruh baya itu berusaha menyentuh tangan saat berusaha memberikan kantong plastik berisi kopi pesanan.

"Ga usah takut dong neng. Abang ga akan gigit kok," goda pria paruh baya tersebut seraya mengedipkan satu netra.

Anastasya terperanjat. Tanpa membuang waktu ia pun bergegas meninggalkan pria tersebut setengah berlari.

"Neng tunggu."

Anastasya tak menggubris. Ia terus berlari, untuk bisa secepatnya menghilang dari pandang pria mesum tersebut.

"Sial. Untuk kopinya sudah lebih dulu dibayar. Jika tidak, matilah aku.

Berlari tak memandang arah. Anastasya yang setengah ketakutan itu hampir menubruk apa saja di hadapannya. Hingga tanpa diduga..

Brukk..

"Aw.."

Tubuhnya terpental dan terjerembab di lantai saat tanpa sengaja tubuhnya menabrak sesuatu.

"Sakit," lirih Anastasya seraya mengusap beberapa bagian tubuhnya yang lecet.

Aku jatuh. Lalu, apa yang sudah kutabrak.

Gadis itu mendongak, ia terkesiap saat sesosok tubuh tegap tinggi menjulang ada dihadapannya.

Ya tuhan. Apa aku menabrak dia?

Anastasya menelan ludahnya kasar. Ia masih menatap seseorang itu lekat. Pria itu berpakaian mahal, dan sepatunya pun terlihat mahal.

Ya tuhan. Bodoh. Gara-gara pria tua mesum itu aku sampai tak melihat seseorang ada di hadapanku.

Seseorang itu pun masih terpaku ditempatnya. Sorot matanya menatap Anastasya tajam. Tak memperdulikan sesuatu yang ia bawa nampak berhamburan ketanah.

Matilah aku. Bukan hanya nasibku, tapi nyawaku pun pasti terancam.

Enggan membuang waktu, dengan cepat gadis itu bangkit dan berlutut di hadapan seseorang itu.

"Pak, maaf. Saya benar-benar tidak sengaja. Sumpah demi tuhan saya tidak sengaja dan saya juga tidak melihat jika anda ada di depan saya."

Seseorang itu masih terdiam dan tak memberi respon apa pun. Membuat Anastasya semakin ketakutan, dan bergegas memungut barang-barang yang berceceran.

Ya tuhan. Bagaimana ini.

Gadis itu terus memungut, tanpa sadar jika seseorang itu sudah berjongkok mensejajari dirinya. Dan dengan spontan tangan kokoh seseorang itu menggengam tangan Anastasya erat yang mana membuat gadis itu tersentak.

Dia benar-benar marah. Apa dia akan memukulku.

"Maaf pak. Demi tuhan saya tak sengaja melakukannya," ucap Anastasya sembari mengatupkan rapat kedua netra. Takut-takut jika pria itu akan menyakitinya.

"Bukankah kau gadis di supermarket itu?"

Suara lembut dari pria dihadapannya itu membuat Anastasya membuka samar kedua netranya.

Hah

"Hei bukalah matamu. Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu."

Kalimat yang terucap dari bibir seorang pria itu perlahan membuat sepasang netra Anastasya terbuka.

"Maaf pak." Lagi-lagi Anastasya berucap.

Pria itu berdecak.

"Apa aku sudah setua itu, hingga kau memanggilku dengan sebutan pak?" Pria dengan pakaian formal itu mengutarakan ketidaksukaannya.

Netra Anastasya membola. Ia amati wajah dan penampilan seseorang itu dengan seksama.

Benar, dia masih muda dan juga sangat....

"Ehem, kenapa?"

"Tidak, maaf Tuan," jawab gadis itu spontan menunduk.

Dan juga sangat tampan. Gumam Anastasya.

"Baiklah, aku terima jika kau memangilku Tuan. Setidaknya , bukan dengan sebutan pak." Senyum di bibir pria itu terpatri. Sementara pandangannya tertuju pada Anastasya lekat.

"Jawab dulu pertanyaanku. Bukankah kau gadis yang bekerja disupermarket jalan Xx itu kan?"

Anastasya mengangguk sebagai jawaban.

"Lalu kenapa kau ada di sini?" selidik pria berwajah tampan itu.

"Saya bekerja tuan."

"Kau bekerja? Lalu di supermarket itu?"

"Tempatnya sudah terbakar tuan dan para karyawan terpaksa diberhentikan."

Oh kebakaran. Ya, tempat itu terbakar satu hari setelah aku bertemu denganmu.

Pria itu terdiam. Tapi pandangannya tetap terfokus pada gadis berpenampilan sederhana yang ada di hadapannya ini.

Tanpa sengaja Anastasya melirik kearah samping. Ia terkesiap saat melihat penjaga keamanan mesum itu masih mencari keberadaannya.

Anastasya tersentak, terlebih saat pandangan keduanya bertemu. Pria mesum itu sempat menyerigai, sebelum berlari kecil untuk mengejarnya.

Sial.

Anastasya tak tinggal diam, ia merasa terancam. Segera ia memilih berlari mencari perlindungan, sebelum pria itu berhasil menemukannya.

"Hei, tunggu." Pria tampan itu kebingungan. Kenapa gadis itu justru terbirit-birit saat ia hanya diam dan tak berbicara sepatah kata pun.

"Tunggu." Ia ikut berlari, coba mengejar Anastasya yang kian menjauh.

"Hei, kita bahkan belum sempat berkenalan." Setengah berteriak, pemuda itu masih terus berusaha mengejar.

Tubuh kecil Anastasya membuat pergerakannya lebih mudah, hingga tak butuh waktu lama untuk melarikan diri. Bukan dari pria muda itu, tetapi dari penjaga keamanan mesum yang terus berniat menggodanya.

"Hei siapa namamu. Tolong berhenti!" ucap pria itu setengah frustrasi. Ia menghentikan laju kaki, memilih berhenti saat tubuh tak lagi kuat untuk berlari.

"Aku Rangga, siapa namamu? Semoga dilain waktu, kita bisa bertemu kembali," lirih pria bernama Rangga itu dengan membungkukan badan dan nafas memburu, akibat kelelahan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nartyana Gunawan

Nartyana Gunawan

lanjut kakak

2021-09-07

0

Fitriyani

Fitriyani

ini toh awal pertemuannya dengan rangga,
hmmm sayangnya nanti rangga ninggalin ana saat hamil anak rangga,, sampai ana bener" benci ke rangga

lanjut kak😊

2021-08-24

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kepahitan
2 Tekad Yang Menguatkan
3 Izin
4 Tempat Layak
5 Awal Yang Baik
6 Jaga Dirimu
7 Pekerjaan Baru
8 Perempuan Modis
9 Pria Itu?
10 Gamang
11 Bimbang
12 Kejutan
13 Pasrah
14 Memulai Langkah
15 Siapa Sebenarnya Sarah
16 Make Over
17 Rencana Pesta
18 Bertemu kembali
19 Gadis Bernama Anastasya
20 Mulai Penasaran
21 Menyusun Rencana
22 Ku Panggil Kau 'Tasya'
23 Ada Apa Dengan Sarah?
24 Tentang Sarah
25 Final
26 Kau Begitu Indah
27 Bukan Kacang Lupa Kulit
28 Pesta
29 Ungkapan Perasaan
30 Rencana Terselubung
31 Dinding Penghalang
32 Penolakan Di Depan Mata
33 Tak Lekang Oleh Waktu
34 Tak Lekang Oleh Waktu Part-2
35 Menolak Kerjasama
36 Reuni
37 Sarah Terluka
38 Ragu
39 Aku Mencintaimu
40 Amarah Siska
41 Ancaman Broto
42 Dia, Prioritas Utama
43 Permintaan Maaf Sarah
44 Kesucian Yang Terenggut
45 Mual
46 Datang Bulan
47 Aku Ingin
48 Maafkan Aku
49 Hamil
50 Bukti Penolakan
51 Prahara
52 Prahara Part 2
53 Sahabat
54 Nikahilah Dia, Untukku
55 Dibawa Paksa
56 Tak Ada Kabar
57 Terusir
58 Penyesalan
59 Pesan Ancaman
60 Rangga ~ Singapura~
61 Hancurnya Masa Depan Dan Karir
62 Bertemu Seseorang
63 Butuh Pelarian
64 Belum menginginkan pasangan
65 Menyerah
66 Lamaran Mendadak
67 Wanita Terlahir Tidak Untuk Disakiti
68 Pernikahan
69 Menjelang Kelahiran
70 Kelahiran Dan Kematian
71 Penolakan
72 Pernikahan Tanpa Cinta
73 Inikah Takdir?
74 Isi Hati Arka
75 Tanpa Sadar
76 Pernikahan Kedua
77 Hidup Baru Anastasya
78 Mendapat Teror
79 Aku Ikut Kemana pun Kau Pergi
80 Anugerah Terindah
81 Dua Kehidupan Berbeda
82 Pasrah
83 Asmara Anastasya Ending.
84 Ucapan Terimakasih
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Awal Kepahitan
2
Tekad Yang Menguatkan
3
Izin
4
Tempat Layak
5
Awal Yang Baik
6
Jaga Dirimu
7
Pekerjaan Baru
8
Perempuan Modis
9
Pria Itu?
10
Gamang
11
Bimbang
12
Kejutan
13
Pasrah
14
Memulai Langkah
15
Siapa Sebenarnya Sarah
16
Make Over
17
Rencana Pesta
18
Bertemu kembali
19
Gadis Bernama Anastasya
20
Mulai Penasaran
21
Menyusun Rencana
22
Ku Panggil Kau 'Tasya'
23
Ada Apa Dengan Sarah?
24
Tentang Sarah
25
Final
26
Kau Begitu Indah
27
Bukan Kacang Lupa Kulit
28
Pesta
29
Ungkapan Perasaan
30
Rencana Terselubung
31
Dinding Penghalang
32
Penolakan Di Depan Mata
33
Tak Lekang Oleh Waktu
34
Tak Lekang Oleh Waktu Part-2
35
Menolak Kerjasama
36
Reuni
37
Sarah Terluka
38
Ragu
39
Aku Mencintaimu
40
Amarah Siska
41
Ancaman Broto
42
Dia, Prioritas Utama
43
Permintaan Maaf Sarah
44
Kesucian Yang Terenggut
45
Mual
46
Datang Bulan
47
Aku Ingin
48
Maafkan Aku
49
Hamil
50
Bukti Penolakan
51
Prahara
52
Prahara Part 2
53
Sahabat
54
Nikahilah Dia, Untukku
55
Dibawa Paksa
56
Tak Ada Kabar
57
Terusir
58
Penyesalan
59
Pesan Ancaman
60
Rangga ~ Singapura~
61
Hancurnya Masa Depan Dan Karir
62
Bertemu Seseorang
63
Butuh Pelarian
64
Belum menginginkan pasangan
65
Menyerah
66
Lamaran Mendadak
67
Wanita Terlahir Tidak Untuk Disakiti
68
Pernikahan
69
Menjelang Kelahiran
70
Kelahiran Dan Kematian
71
Penolakan
72
Pernikahan Tanpa Cinta
73
Inikah Takdir?
74
Isi Hati Arka
75
Tanpa Sadar
76
Pernikahan Kedua
77
Hidup Baru Anastasya
78
Mendapat Teror
79
Aku Ikut Kemana pun Kau Pergi
80
Anugerah Terindah
81
Dua Kehidupan Berbeda
82
Pasrah
83
Asmara Anastasya Ending.
84
Ucapan Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!