Kepanikan

❤️✨ Terimakasih sudah membaca, jangan lupa Like, Vote, Rate, Favorit, Komentar dan kirim Hadiah yah❤️✨

Sementara pihak sekolah menelpon Ibu Kasih untuk mengabarkan kejadian yang baru saja di alami saat pulang sekolah.

Memang beberapa murid kembali masuk ke dalam sekolah dan melaporkan kejadian di depan gerbang kepada wali kelas Kasih.

Usai menjawab panggilan telepon dari pihak sekolah, sang Ibu langsung lemas. Tubuh menjadi lunglai kala membayangkan nasib kedua anaknya.

Pak RT yang baru pulan usai mengunjungi warga yang akan menikah untuk memberitahu prosedur pun binggung melihat istrinya melamun di sofa.

"Bu, ada apa?" tanya Pak RT.

"Darren dan Kasih, mereka mengalami kecelakaan ada yang menyiram air keras ke wajah anak kita," Jawab Bu RT sambil menangis.

"Kur*** aj** siapa mereka berani berbuat jahat kepada anakku. Sudah Bu hapus airmatamu, kita ke rumah sakit dan segera lapor ke pihak berwajib. Kalau kau sedih maka Darren dan Kasih akan makin terpuruk," kata Pak RT sambil memapah sang istri agar mampu bangkit.

"Baik, Pak." Bu RT pun menghapus airmatanya.

"Kita ganti pakaian, bawa semua berkas penting, kartu BPJS jangan lupa untuk urus administrasi rumah sakit," kata Pak RT.

Ibu segera ke kamarnya mengambil semua berkas yang di butuhkan, dimasukan ke dalam tas besarnya lalu berganti pakaian. Bapak tidak mengganti pakaian karena sudah cukup rapi dan sopan.

"Sudah, Pak. Ayo berangkat," kata Bu RT.

Keduanya mengunci pintu rumah dengan mengendarai motor mereka menuju ke rumah sakit.

********

Di salah satu sudut ruangan. Nampak seorang pria muda tengah menerima panggilan telepon.

"Bos sudah berhasil, sekarang transfer sisa uangnya. Kami mau berangkat keluar kota untuk menghindari kejaran pihak berwajib."

"Bagus, 10 menit lagi pergilah ke ATM uangnya pasti sudah masuk. Ingat jangan pernah sebut namaku, urusan kita sudah selesai."

"Tenang saja, sampai jumpa Bos Kecil. Kabari kami kalau butuh jasa lainnya. Sampai jumpa."

Panggilan di matikan, lalu dari arah kamar terdengar suara seorang pria yang membentak seseorang.

Rumah mewah ini menjadi saksi bisu ketidakbahagiaan penghuninya. Memang sangat bagus untuk di lihat, bahkan orang awam pasti ingin tinggal di sana. Kenyataannya para penghuninya justru menderita karena saling melukai satu dengan yang lain.

"Cepat, minum obatmu. Sudah lumpuh malah makin menyusahkan," gerutu pria tua itu.

Wanita yang ada di atas tempat tidur dengan tangan kiri yang terus bergetar berusaha meminum obat itu sendiri sambil mengambil segelas air dari meja di sebelahnya.

"Lambat sekali, ini." Pria itu mengambil gelas air dan menaruh di tangan wanita itu.

Melihat sekilas ke pria tua itu, buat wanita ini makin sadar sedari awal mungkin tak pernah ada Cinta dalam pernikahan mereka.

Perjodohan adalah awal pertemuan keduanya, seiring berjalannya waktu rasa semakin hilang. Wanita ini pun jatuh sakit dengan stroke ringan setelah mendapat kunjungan dari selingkuhan suaminya yang mau meminta persetujuan agar bisa menikah secara siri.

Selingkuhan itu memakai alasan anak lelaki yang berusia hampir 4 tahun. Saat sekolah di perlukan dokumen lengkap karena itu dia ingin mendapatkan legalitas demi anaknya.

Sakit hatinya saat tahu sang suami kembali berselingkuh dan kali ini punya anak usia hampir 4 tahun. Sebelumnya dia memang tahu kalau suaminya sering berganti partner di tempat tidur tapi hanya sampai di sana tak pernah mengira akan ada anak lain yang bisa mengambil jatah anak lelakinya.

"Hentikan, Pa! Biar aku yang urus Ibu, pergi sana ke rumah selingkuhanmu. Tidak usah pencitraan di rumah ini. Aku muak," Hardik Satria.

"Baiklah, kau kira Papa tahan dengan wanita ini. Cepat cari asisten lainnya agar mengurus ibumu," perintah pria tua itu sambil berlalu meninggalkan kamar.