Bab 6

Keysha langsung menganggukkan kepalanya saat mendapat pertanyaan dari seorang pria yang kini terlihat shock mendengar apa yang telah dikatakannya.

"Jadi benar, kalau anda tidak mengetahui nona muda Livia adalah seorang penerus dari keluarga Wijaya?" Abidzar terdiam menggeleng-gelengkan kepalanya. "Astaga, sungguh sangat luar biasa. Aku sepertinya sedang berbicara dengan orang yang berasal dari planet lain saja, karena mungkin hanya anda saja yang tidak mengetahui tentang nona." Keysha terlihat geleng-geleng kepala karena merasa sangat heran dan tidak percaya.

Abi hanya bisa tersenyum kecut mendapat sindiran dari wanita yang berada di hadapannya. "Mungkin bukan hanya saya saja yang tidak mengetahui tentang nona muda Livia yang berasal dari keluarga Wijaya yang sangat terkenal itu. Akan tetapi, diluar sana pasti masih banyak yang tidak mengerti dan juga tidak tau karena terlalu sibuk dengan dunianya masing-masing." ujarnya.

"Dunia orang miskin seperti kami yang setiap hari hanya sibuk bekerja tanpa melihat tentang berita-berita yang menurut kami tidak penting. Karena bagi orang miskin seperti kami yang terpenting adalah bekerja demi sesuap nasi. Tidak ada waktu untuk duduk santai menonton berita Infotainment atau berita tidak penting yang akan mengenyangkan perut kami ini." sambungnya.

"Kata-kata mutiara dari anda benar-benar berhasil membuat saya seperti orang yang jahat saja. Ini kopinya! tidak mungkin kan saya menghabiskan dua kopi ini? jadi minum saja kopi nona Livia, sepertinya dia sudah kembali ke Mansion." ujarnya Keysha dan menyerahkan dua kopi yang dibawanya kepada pria yang tidak diketahui namanya itu.

Abidzar refleks menggelengkan kepalanya. "Berikan saja kopinya pada orang lain, karena saya tidak suka kopi!"

"Jika anda tidak suka kopi, kenapa tadi tidak bilang pada nona muda? anda ini benar-benar ya!" Ucap Keysha seraya bersungut-sungut.

"Saya juga tidak tau kalau nona muda itu akan membelikannya untuk saya, lagi pula dia juga tidak tanya dulu tadi sebelum menyuruhmu. Jadi bukan salah saya bukan? tapi jika itu memang menjadi masalah, saya meminta maaf kepada anda." sambil membungkukkan badannya.

"Baiklah-baiklah. Tidak perlu meminta maaf seperti itu, jangan membuat saya seolah-olah seorang wanita yang sangat jahat. Jika anda tidak suka kopi, kopi ini akan saya berikan pada orang lain yang menyukai kopi. Kalau begitu saya permisi dulu." Keysha berjalan meninggalkan pria yang saat ini tengah menatap kearah ruang operasi itu.

Namun, ia merasa sangat iba dengan keadaan dari pria yang terlihat sangat cemas itu, ia mulai berbalik dan mengeluarkan suaranya.

"Operasi ayah anda berjalan dengan lancar, dan kaki ayah anda tidak akan cacat. Jadi anda tenang saja, karena rumah sakit Wijaya mempunyai dokter Podiatris terbaik. Dan dokter itu yaitu nona muda yang baru saja berbicara dengan anda tadi. Jadi anda harus segera berterima kasih pada nona muda Livia. Oh ya, mungkin saja anda sudah tahu karena tadi anda baru saja berbicara dengannya bukan?"

Abi terlihat langsung memegangi tengkuk belakang. "Eh itu, saya sama sekali tidak tau kalau dia adalah seorang dokter spesialis tulang terbaik yang dimaksud oleh dokter bedah tadi. Jadi, si nona muda itu adalah seorang dokter Podiatris?"

Keysha mengerutkan keningnya dan menatap curiga serta menelisik kearah Abi. "tunggu, jika tadi anda tidak mengetahui bahwa nona muda adalah seorang dokter Podiatris, lalu memangnya apa yang tadi anda bicarakan dengannya?"

"oh itu? tentu saja tadi membicarakan tentang kondisi ayah saya yang kini berada di ruang operasi. Akan tetapi, saya tidak menanyakannya dia itu dokter apa, kami hanya bicara tentang operasi tadi." sahutnya.

Seperti yang di katakan oleh nona muda tadi, tidak ada yang boleh tau tentang kerja sama ini. Dan ternyata, aku saat ini sedang berurusan dengan seorang wanita yang bukan wanita sembarangan.

"Benarkah? baiklah kalau begitu, lagi pula ini juga bukan urusan saya. Semoga ayah anda bisa segera sadar dan sembuh dan juga anda bisa membayar biaya operasi dan perawatan ayah anda di rumah sakit ini." setelah selesai berujar, Keysha meninggalkan pria yang saat ini terlihat seperti orang yang tengah memikirkan sesuatu.

Abi hanya membalas perkataan itu dengan seulas senyuman. Kini dirinya mulai duduk kembali di kursi, tangannya kini meraih sebuah cek yang berada di dalam saku celananya. Kedua netra pekatnya kini tidak berhenti menatap kearah kertas ditangannya yang akan merubah statusnya.

"Dalam semalam takdirku berubah, ayah kecelakaan dan aku harus mengorbankan cintaku. Meskipun kata si nona muda itu pernikahan diantara kami hanya sebuah perjanjian, aku tetap tidak akan bisa menodai ikatan suci sebuah pernikahan."

Abi membuka ponselnya itu dan dia mulai membuka galeri dan melihat foto-foto wanita yang terlihat berpose manis dengan senyuman mengembang di wajahnya.

"Bella.. apa yang haru aku katakan padamu? aku tidak bisa mengatakan kenyataan yang sebenarnya ini dan juga aku pun tidak akan tega menyakitimu. Apa yang harus aku lakukan sayang? bagaimana dengan janjiku padamu yang berjanji akan menikahimu? aku mencintaimu, tapi takdir menghancurkan hubungan kita." ujarnya Abi.

"Maafkan aku Bella, aku berharap kamu tidak membenci diriku disaat aku mengatakan yang sebenarnya besok kepadamu. Besok adalah hari dimana aku memutuskan hubungan kita. Maafkan aku, karena aku harus menikah dengan wanita lain, sebuah pernikahan yang hanya di atas sebuah surat perjanjian." sambungnya.

Abidzar Albirru tidak berkedip menatap kearah foto wanita yang sudah satu tahun menjadi kekasihnya. Setelah ia puas memandangi foto dari kekasihnya itu, lalu ia berniat memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

Namun, suara dari dering dari ponselnya itu membuatnya mengurungkan niatnya, ia menatap kearah ponselnya dan melihat nomor asing yang meneleponnya. Tangannya lalu menggulir tombol hijau ke atas dan terdengar suara yang sangat tidak asing didengarnya.

"Halo, assalamualaikum." ujarnya Abidzar dalam sambungan telepon itu.

"Halo, apa kau masih ingat dengan suaraku ini? aku adalah wanita yang tadi memberimu uang."

"Waalaikumsalam, iya nona muda Livia. Tentu saja saya masih ingat, karena suara anda tidak mudah untuk dilupakan."

"Darimana kamu tau namaku? apa tadi kamu menyelidiki siapa aku yang sebenarnya?"

"Bukan, bukan seperti itu nona. Tapi tadi wanita yang anda suruh membeli kopi itu yang menjelaskan tentang siapa anda sebenarnya."

"Ohh.. jadi begitu? kirim alamat rumahmu saat ini juga, karena aku akan menyuruh orang untuk mengirimkan beberapa pakaian yang harus kamu pakai disaat besok pagi menemuiku di Mansion. Nanti aku kirim alamatnya lewat google maps, jadi kamu bisa dengan mudah menemukan alamat Mansion." ujarnya Livia dengan berbicara tanpa nafas.

"Apa maksudmu nona? halo.. halo.. halo.."

Sambungan telepon itu langsung terputus tiba-tiba, Abidzar menatap kearah ponselnya.

"Ya Allah, wanita itu benar-benar berbuat seenaknya sendiri. Aku belum selesai berbicara, tetapi dia sudah mematikan sambungan teleponnya. Kenapa tiba-tiba dia menyuruhku untuk datang kerumahnya? kenapa tiba-tiba sekali? bahkan kami belum membicarakan tentang hal apa saja yang akan aku katakan kepada orang tuanya yang bukan merupakan orang sembarangan itu." ujarnya Abidzar.

"Jadi, besok pagi aku harus menemui orang tua dari nona muda yang terkenal itu? kenapa aku jadi deg-degan seperti ini? padahal masih besok aku yang mau menemuinya. Belum bertemu saja sudah gugup begini, bagaimana dengan besok? apa yang akan terjadi padaku?" sambungnya.

"Semoga semuanya berjalan lancar dan aku tidak mendapatkan pertanyaan yang macam-macam oleh kedua orang tua dari nona muda itu, semoga saja. Ya Allah, lancarkanlah urusan ini, karena semua ini kulakukan demi kesembuhan ayah. Maafkan aku jika aku melakukan dosa karena telah membohongi banyak orang." ujarnya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!