Bab 4

Flashback on.

Selama di dalam ruangan operasi, pikiran dari Livia mengarah pada perkataan karyawan wanita administrasi yang tadi berbicara padanya, mengenai meminjamkan uang dan menyebutkan kata suami. Sehingga saat ini dirinya telah selesai dengan tugasnya di ruang operasi ia mendapatkan sebuah ide untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada padanya.

"Putra dari pria ini pasti saat ini tengah membutuhkan banyak uang untuk biaya operasi serta perawatannya, sepertinya aku bisa memanfaatkan kemalangannya itu. Dan juga kami akan sama-sama diuntungkan dan tidak rugi, bukan? dia pasti tidak akan menolaknya untuk menerima tawaranku menjadi pasangan pura-puraku." ujarnya Livia.

"Papa dan mama tidak akan pernah merasa curiga karena mereka selalu percaya pada apapun yang aku katakan. Namun, jika rencanaku mengenalkan pria itu sebagai kekasihku itu gagal, aku harus berpura-pura menuruti keinginan papa untuk menikah. Jadi, pria itu akan berpura-pura menjadi suamiku." sambungnya.

"Sepertinya aku harus segera berbicara masalah ini dengannya. Dia pasti tidak akan pernah keberatan karena sangat membutuhkan uang itu. Pria miskin pasti akan langsung hijau matanya jika melihat uang banyak. Nasib baik dia adalah pria yang memiliki wajah yang lumayan, jadi tidak akan malu-maluin jika aku membawanya ke hadapan papa dan mama nantinya." ujarnya lagi.

"Aku harus menggunakan uang tabunganku sendiri untuk membayar pria itu, agar papa tidak merasa curiga padaku. Tidak apalah, daripada aku harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak aku cintai, aku masih sangat berharap kepada om Fahriku, siapa tau dia mempunyai masalah dengan wanita itu dan berpisah dengannya sehingga aku mempunyai kesempatan untuk bisa bersama om Fahri kesayanganku itu." ujarnya kemudian.

Aargghhh.. aku masih sangat mencintaimu om Fahri kesayanganku. Semoga tuhan mendengarkan semua do'a-do'aku agar aku kelak bisa menjadi istrinya. I love you Mr Fahri.

Lamunan dari Livia seketika itu buyar saat pundaknya itu ditepuk dari samping oleh asisten pribadinya itu. "Dokter kenapa masih disini? apa ada yang ketinggalan?" tanyanya.

"Eh, tidak ada. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Apa aku bisa meminta bantuan mu? tolong ambilkan tasku yang ada di ruangan kerjaku, dan tolong bawa kemari!" ujarnya Livia.

"Baik dokter Livia, saya pergi dulu untuk mengambil tas anda." sahutnya. Meskipun tidak mengerti dengan perintah dari atasannya itu, Keysha tetap melakukan perintah itu dan mulai keluar dari ruangan operasi seraya bergumam di dalam hatinya.

*Kenapa nona muda menyuruhku untuk mengambil tasnya untuk membawanya ke ruangan operasi ini? memangnya apa yang ingin nona muda lakukan? Ah, buat apa aku kepo dengan urusan orang lain? bisa-bisa aku langsung dipecat nanti jika tidak segera melaksanakan perintah darinya.

Flashback off*.

.

Abidzar Albirru seketika itu membulatkan kedua matanya begitu mendengar perkataan yang keluar dari wanita yang baru saja ditemuinya itu. Sebuah tawaran yang baru ia dengar dan menurutnya sangat konyol karena bahwa pernikahan adalah sebuah permainan.

"Astaghfirullah hal adzim nona, apa yang anda katakan? bagaimana mungkin ada seorang wanita yang menawari seorang pria untuk menjadi suami pura-puranya? sebenarnya apa maksud anda? saya benar-benar tidak mengerti dan juga tidak habis fikir." ujarnya Abidzar.

"Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir atau bertanya. Jawab saja pertanyaanku ini! Kamu saat ini sangat membutuhkan uang kan?" ujarnya Livia yang masih bersedekap di dada dari tadi menatap pria di depannya dengan gayanya yang angkuh dan juga sombong.

Abidzar refleks mengangguk mau, "iya nona, saya memang membutuhkan uang."

"Nah, karena itulah aku akan memberikanmu uang. Jadi kamu bisa membayar biaya operasi ayahmu sampai pengobatannya selesai karena itu membutuhkan banyak biaya. Apa kamu bisa mencari uang 150 juta dalam waktu seminggu?" ujarnya Livia.

"Jika kamu menuruti perintah dariku, aku akan memberimu uang 200 juta dalam semalam. Bukankah tawaranku ini sangat menarik bagimu? jika nanti kamu berhasil melakukan tugasmu dengan baik, aku akan memberikan kamu bonus 100 juta lagi, anggap saja itu sebagai rasa terima kasihku padamu karena kamu telah membuatku keluar dari masalahku ini." ujarnya Livia lagi.

Abidzar yang merasa sangat terkejut mendengar penawaran uang sebanyak itu dari wanita yang hampir saja menabrak dirinya membuat ia tidak sanggup lagi berkata-kata, karena dirinya saat ini sibuk mencerna apa yang didengarnya.

Sebenarnya apa maksud dari wanita ini? ternyata dia adalah seorang dokter. Apa? 300juta? astaghfirullah.. banyak sekali uangnya, tetapi bukankah aku mendapatkan uang ini dengan cara yang salah? sebenarnya apa maksud dari perkataan suami pura-puranya itu?

"Maaf nona, saya benar-benar belum mengerti dengan perkataan nona tadi. Maksudnya, saya memang sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi ayah saya, tetapi saya tidak ingin mendapatkan uang itu dari cara yang salah karena itu bisa dibilang haram dan tidak akan berkah. Saya juga tidak ingin ayah saya menerima uang haram dari pengobatannya." ujarnya Abidzar.

Mendengar perkataan itu dari pria yang ada didepannya saat ini membuat Livia tertawa terbahak-bahak. "Astaga, seumur hidup aku baru bertemu dengan pria miskin yang berlagak dan sok suci sepertimu. Perkataanmu itu seolah kamu ingin menunjukkan bahwa kamu adalah seorang pria baik-baik yang sama sekali tidak pernah berbuat dosa sehingga kau berbicara tentang halal dan haram didepanku."

"Sebenarnya apa yang saat ini tengah kamu fikirkan? apa kamu fikir aku ini adalah wanita murahan yang butuh belaian dari seorang pria?" ujarnya lagi.

"Astaghfirullah hal adzim, bukan seperti itu nona. Maksud saya, saya sama sekali tidak mengerti dengan perkataan anda tadi. Jadi, tolong anda jelaskan secara detail agar tidak salah faham. Lalu apa itu yang dimaksud dengan suami pura-pura?" ujarnya Abidzar.

"Kata suami itu berarti adalah seorang pria yang sudah menikah dengan seorang wanita dan berstatus sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk memenuhi segala kebutuhannya. Sedangkan kata berpura-pura itu berarti sebuah kebohongan. Jadi, apa maksud anda ini ingin menyuruhku untuk berakting layaknya aktor televisi?" ujarnya Abidzar lagi.

Livia yang dari tadi menatap pria yang menurutnya sangat lugu dan selalu berterus terang dan terlihat tidak munafik itu mulai mencoba untuk menjelaskan tentang tawarannya.

"Perkataanmu ini memang ada benarnya juga, tapi ada hal yang perlu aku jelaskan padamu tentang pekerjaanmu. Garis bawahi ini, aku membayarmu untuk bekerja padaku tetapi pekerjaan yang akan kami lakukan ini bukanlah sebuah pekerjaan yang biasa."

"Aku akan mengenalkan mu pada orang tuaku sebagai kekasihku karena orang tuaku itu memintaku untuk memperkenalkan kekasihku kepada mereka. Jika aku tidak melakukannya, aku akan segera dinikahkan dengan orang yang tidak aku cintai dan aku juga tidak mau itu semua sampai terjadi. Karena itulah aku membayarmu untuk membantuku menyelesaikan masalah ini." sambungnya.

Abidzar mengangguk-ngangguk. "ohh, jadi cuma sebagai kekasih pura-pura saja nona? kalau begitu saya juga tidak masalah, saya akan menerima tawaran dari nona. Karena kita sama-sama diuntungkan bukan?"

"Dasar pria bodoh, kau pikir semudah itu apa? uang 300 juta ini tidak semudah itu untuk kamu dapatkan." Abidzar sejenak terkejut mendengar itu.

"Papa dan mamaku adalah orang yang sangat cerdas dan mereka tidak semudah itu untuk ditipu. Karena aku merasa yakin bahwa bahwa setelah aku memperkenalkanmu sebagai kekasihku kepada mereka, mereka pasti akan menyuruhku untuk segera menikah. Jadi kamu harus menikahiku!" ujarnya Livia lagi.

Abidzar yang mulai mengerti dengan arah pembicaraan dari wanita yang ada di depannya saat ini itu sontak merasa kebingungan karena dirinya saat ini dirinya tengah menjalin kasih dengan wanita yang sangat dicintainya itu.

*Apa yang harus aku lakukan? aku memang sangat membutuhkan uang, tetapi aku juga tidak mungkin mengorbankan Bella. Kami berdua saling cinta. Apa aku bisa menjelaskan padanya?

Meskipun pernikahan ini hanya berpura-pura, tetapi yang namanya sebuah pernikahan tetatlah sah dimata agama dan hukum. Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Bella juga tidak akan pernah mau menerima kenyataan ini, akan tetapi ayah membutuhkan uang untuk biaya pengobatannya. Apa aku harus mengorbankan perasaanku demi kesembuhan ayah*?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!