Bab 2

Olivia Leonita Wijaya dari tadi tidak berhenti untuk memikirkan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah tentang rencana perjodohan dengan laki-laki yang tidak dicintainya itu. Begitu mendengarkan perkataan dari kedua orang tuanya yang sangat ia sayangi, rasa kesal dan marah membuat ia ingin berteriak sekencang-kencangnya untuk melampiaskan amarahnya. Ia tidak berhenti untuk mengumpat dan meratapi nasib.

"Kenapa aku tidak menemukan jalan keluar dari masalahku ini? Apa aku harus menemui laki-laki yang dijodohkan denganku? Sepertinya aku harus bicara dengan pria itu, agar dia mau membatalkan rencana perjodohan gila ini. Ini tidak boleh sampai terjadi, aku tidak ingin menikah dengan pria yang sama sekali tidak aku cintai. Tidak, tidak!"

Setelah puas mengumpat, Livia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Ia berniat untuk berendam di 'bathub'. Sebuah tempat paling favorit yang selalu menjadi tempat pelariannya untuk mengusir rasa stres yang dirasakan saat merasa capek karena efek pekerjaan.

Seperti saat ini, ia sudah melepaskan seragam putih yang dipakai dari tadi dan melangkah masuk ke dalam 'bathub' yang sebelumnya sudah ia isi dengan air hangat dan ia tetesi dengan aroma terapi untuk merilekskan tubuhnya.

Tangannya mulai membuka ponselnya dan berniat untuk memutar musik. Namun, suara panggilan telepon dari benda pipih itu membuat ia tidak jadi melakukan itu. Tangannya menggulir tombol hijau ke arah atas.

"Hallo, nona muda. Kami membutuhkan bantuan anda untuk membantu kami. Ada pasien yang saat ini sedang kritis, karena mengalami kecelakaan parah pada kakinya yang membuat tulang pasien itu hampir hancur. Para dokter ahli bedah membutuhkan anda untuk berkonsultasi saat melakukan operasi, karena hanya anda lah dokter Podiatris terbaik di rumah sakit Wijaya." suara dari ponselnya itu.

"Astaga.. aku baru saja tiba di rumah, dan kamu menyuruhku untuk datang lagi ke rumah sakit? baiklah, baiklah, aku langsung ke sana. Karena aku tidak akan membiarkan pasien itu cacat. Karena itulah aku menjadi dokter spesialis Podiatris." jawabnya.

"Baiklah nona muda, kami akan menunggu anda."

Tanpa membalas perkataan dari dokter yang ada di rumah sakit Wijaya, Livia langsung mematikan sambungan telepon dan buru-buru mandi secepat kilat. Hal yang selalu biasa dilakukannya dan ia tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya, karena selalu menikmati profesi sebagai dokter spesialis tulang terbaik lulusan Harvard University.

Livia yang sudah keluar dari ruangan kamar dan terburu-buru berjalan menuruni anak tangga dan bertemu dengan sang papa yang terlihat mau menaiki tangga.

" Aku pergi dulu pa, ada pasien gawat darurat yang membutuhkan bantuanku. "

Wijaya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat putrinya yang baru saja pulang namun sudah mau kembali lagi ke rumah sakit lagi. "lagi? apa kamu akan selalu seperti ini setiap hari, Livia? bagaimana nanti saat kamu sudah menikah? papa ingin kamu mengurangi jadwalmu di rumah sakit, karena kamu harus membagi waktumu untuk suamimu nanti."

Livia yang sama sekali tidak pernah tertarik untuk menikah menjadi malas untuk menanggapi perkataan dari sang papa. "No comment, aku buru-buru, pa. Jadi jangan membahas masalah yang tidak penting karena masalah yang aku hadapi ini lebih penting dari segalanya. Bye, pa." sambil melambaikan tangannya kearah papanya itu.

Livia meninggalkan papanya dan sedikit berlari menuju pintu keluar, karena sedang terburu-buru dikejar waktu. Kemudian ia sudah berjalan masuk ke dalam mobil, langsung menghidupkan mesin mobilnya dan mengemudikan mobilnya meninggalkan Mansion keluarga Wijaya.

Karena lebih suka mengemudikan mobil tanpa supir, membuatnya selalu pergi kemana pun sendirian. Meskipun di belakang mobilnya selalu ada pengawal yang mengawalnya kemana pun dirinya pergi dan hal itu adalah karena perintah dari sang papa yang sangat over protective kepadanya.

Setelah dua puluh menit berlalu, mobil mewah miliknya telah memasuki kawasan rumah sakit Wijaya. Saat mobilnya berbelok, tiba-tiba terlihat seorang pria yang tiba-tiba muncul dari arah kanan dan ia hampir saja menabrak pria yang terlihat sangat buru-buru itu. Livia yang merasa sangat terkejut dengan kedatangan tiba-tiba dari pria di depannya langsung menginjak rem mobil dan merasa sangat marah dan sangat murka.

"Brengsek! apa yang dilakukan oleh pria bodoh itu? kenapa tiba-tiba muncul di depan mobilku, aku harus segera memberinya pelajaran." ujarnya.

Livia membuka pintu mobilnya dan melangkah turun untuk menemui pria yang masih diam di tempat, karena sangat terkejut hampir saja ditabrak. Netra bening miliknya menatap kearah pria dengan tubuh tinggi, serta badan sedang yang terlihat tampan nan rupawan.

"Hei, pria bodoh! apa kamu tidak memiliki mata, hahh? seenaknya saja tiba-tiba berlari di depan mobilku. Bagaimana kalau mobil mewah super mahal ini menabrakmu? lain kali kalau jalan atau berlari tuh pakai mata, bukan pakai kaki." ujarnya.

Pria yang saat ini terlihat sangat merasa bersalah itu buru-buru membungkuk dan memberi hormat pada wanita cantik yang merasa murka padanya.

"Mohon maafkan saya, nona. Saya memang sangat ceroboh karena mendengar kabar bahwa ayah saya sedang mengalami kecelakaan sehingga membuat saya terburu-buru seperti ini. Karena itulah saya sampai melakukan kesalahan membuat nona hampir saja menabrak saya. Anda tidak perlu merasa khawatir, lagi pula saya juga tidak apa-apa." ucap pria itu yang tak lain adalah Muhammad Abidzar Albirru.

"Apa maksudmu? apa kamu bilang tadi? merasa khawatir? sepertinya otakmu langsung geser saat kamu hampir menabrak mobil mewahku. Aku sama sekali tidak pernah mengkhawatirkan keadaanmu! aku hanya khawatir jika sampai mobil mewah kesayanganku ini sampai ternoda olehmu. Karena mobil ini adalah mobil kesayangan dari kekasihku. Jika sampai My Fachriku ini ternoda, aku akan membuatmu merasa menyesal seumur hidup karena telah berbuat ceroboh." ujarnya dengan ketus.

Mendengar perkataan dari wanita yang murka padanya dan mengatakan kalimat yang menurutnya lucu nan konyol, membuat Abi hanya bisa mwngusap dada agar tidak sampai terjadi sebuah perdebatan yang hebat.

"Astaghfirullah hal adzim.. kata-kata mutiara anda sangat luar biasa nona. Kalau begitu, sekali lagi maafkan saya. Karena saya harus buru-buru. Dan juga anda tidak akan meminta ganti rugi kan? karena saya adalah orang miskin yang mungkin harga nyawa saya tidak akan sebanding dengan harga mobil mewah pemberian dari kekasih anda ini." ujarnya Abi.

Livia yang merasa tersindir dengan kalimat menohok dari pria yang ada di depannya itu seketika menatap sinis ke arah pria yang berada di depannya itu.

" Ternyata kamu adalah pria bermulut ular, bersikap sok sopan tetapi berbisa. Aku sangat muak melihat mukamu. Pergilah, sebelum aku berubah fikiran dan menyuruh para pengawal ku untuk menghabisi mu. " ujarnya sambil mengibaskan tangannya itu.

Pria yang tak lain adalah Muhammad Abidzar Albirru itu hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan kasar dari wanita yang ada di depannya. " Terimakasih banyak nona, sekali lagi maafkan saya dan kesalahan saya. Semoga hari anda menyenangkan dan juga jangan sampai anda bertemu kembali dengan pria yang memuakkan seperti saya. "

" Aku tidak akan sudi bertemu lagi denganmu pria bermulut ular, karena bertemu dengan mu seperti sebuah bencana untukku. " Livia hanya mengibaskan tangannya kembali dan menatap tajam pria yang sudah berjalan meninggalkannya.

" Astaga, kenapa hari ini semua orang yang aku temui benar-benar menyebalkan dan menyulut api kemarahan ku? Aargghhh, rasanya aku ingin sekali merobek mulut pria tadi, perkataannya tadi benar-benar telah menyindirku dan itu juga berhasil membuatku merasa sangat marah. Wajahnya terlihat sangat kalem, tapi ternyata.. tidak sesuai dengan perkataan pedasnya. Brengsek! "

Livia yang masih bersungut-sungut itu mulai masuk kembali ke dalam mobilnya dan mulai mengemudikan mobilnya menuju ke baseman rumah sakit.

Sementara itu, para pengawal yang dari tadi hanya mengawasi nona mudanya, hanya bisa menatap kemarahan dari nona mudanya itu. Karena mereka tidak pernah ikut campur urusan nona muda mereka jika tidak dipanggil, hal itu dikarenakan sang majikan yang terkenal sangat arogan itu akan memotong gaji mereka jika sampai mereka mencampuri urusannya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

lewat mampr ae lah.,😊

2021-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!