Mentari sudah kembali keperaduannya.Gelap mulai mengambil alih dunia.Sebagian makhluk bumi yang disebut manusia itu sudah mulai mengistirahatkan tubuhnya.
Adzan isya' mulai berkumandang,menandakan waktu untuk bersimpuh kepada sang pencipta telah tiba.
Adela bergegas mengambil wudhu,bersiap melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.Paras ayu yang polos,tubuhnya yang ramping kembali ia balut dengan mukena putihnya.Ia bersiap melaksanakan tugasnya,menyembah yang menciptanya,meninggalkan sejenak urusan duniawinya,ia ingin mengadu,mencurahkan segala sesuatu yang ia rasakan saat ini.Karena sungguh,tidak ada tempat yang lebih menenangkan hatinya selain diatas sajadah.
Usai sholat,Adel bersiap untuk tidur.Lampu di kamar kost nya sudah ia matikan.Dia berbaring di tempat tidur singgle itu.Ia menatap langit langit kamar kost nya yang tidak terlalu luas ...
"hai...apa kabar kalian?apa kalian sudah bahagia tanpa aku sekarang?" ucapnya sembari menatap langit langit
"kalian tau...aku sudah tidak seperti dulu lagi sekarang,aku sudah mulai sembuh." Adela tersenyum,tapi bukan senyum bahagia,hatinya terasa sesak saat ini
"kalian bahagia nggak ?" ucapnya,seolah olah ia sedang berbincang dengan seseorang
"Apa kalian merindukanku?" Adela tersenyum getir
"mana mungkin....kalian pasti sudah bahagia sekarang.Sudah tidak ada lagi si pembuat masalah itu,sudah tidak ada lagi si pembuat malu itu.Si anak tidak waras itu sudah pergi jauh dari kalian sekarang...."Adela kembali meneteskan air matanya.
kemudian dia mengambil dompetnya yang ia letakkan di meja kecil samping tempat tidur.
" oh iya....besok aku akan mengirimkan tanda baktiku.Semoga bisa mengurangi beban kalian.Meskipun aku tau...luka dan rasa malu yang sudah aku buat tidak mungkin hilang hanya dengan uang yang tidak seberapa ini..."monolognya lagi,pipinya sudah basah..lagi lagi ia menangis sendiri dikamar itu.
"Aku sayang kalian....maaf...maaf karena aku hanya menjadi beban untuk kalian" Adela semakin sesenggukan.Ia hanya bisa menangis meratapi kisah hidupnya tanpa pernah ada satu orangpun tau kisah hidupnya yang sesungguhnya.Di kota ini,ia hidup sebatang kara,tidak ada satu keluargapun yang ia kenal disini.Satu satunya yang dekat dengannya hanya Selly dan Angga.Itupun juga mereka tidak tau kisah hidup Adela.Yang mereka tau Adela hanya gadis 19 tahun dari kampung yang pergi ke kota ini untuk mengadu nasib dan kebetulan bertemu Selly dan akhirnya mereka mencari pekerjaan bersama sama dan berteman akrab hingga sekarang.
Adela menyudahi tangisnya.Ia harus segera tidur,besok ia harus bekerja.Ia tidak boleh lemah,ia tidak boleh menyerah dengan keadaan.Dia harus kuat bukan?
...***...
Di tempat lain......
Seorang pria menatap lekat foto seorang wanita di ponselnya.Sesekali ia menghisap rokok yang ada di tangan sebelah kirinya.Tepat didepannya ada meja dimana diatas meja tersebut terdapat beberapa botol minuman beralkohol.
"apa kamu bahagia sekarang?" ucapnya,
*Flashback on*
jam 1 siang,disebuah kafe ternama di kota itu...
"Johan.....selamat datang...." ucap pria paruh baya itu sembari merentangkan tangannya bersiap untuk memeluk Johan.
Johan pun membalas pelukan pria paruh baya bernama Alex itu.
"apa kabar om..."
"baik...baik...ayo...silahkan duduk" ucap Alex mempersilahkan duduk.Tak lupa ia juga memberi pelukan pada Marvel dan mempersilahkannya duduk juga.
"sudah lama om nggak ketemu kamu...kamu makin tampan saja" ucap Alex memuji Johan.
Apakah Johan akan tersanjung akan pujian itu??
ooohh....tidak.
Dia sudah sering dipuji.Dia tidak butuh itu,dia sudah hafal dengan orang orang semacam itu.
"penjilat" batinnya
"so...proyek apa yang akan kita bahas om..." ucap Johan,dia malas menanggapi pujian tidak penting itu.
"ahh....kau ini...sama seperti ayahmu...selalu sibuk dengan pekerjaan.Yang namanya pertemuan diluar kantor seperti ini kan tidak harus melulu membahas pekerjaan bukan?" ucapnya santai sambil menepuk pundak Johan.Johan memiringkan kepalanya.Sedangkan Marvel yang seolah tidak dianggap ada itu hanya diam menyaksikan perbincangan dua pria beda generasi itu.
"maksud om...?"tanya Johan.
Alex membenarkan posisi duduknya..
" jadi begini Jhon.Beberapa hari yang lalu om bertemu dengan papamu.Ya....hanya pertemuan biasa,sebatas melepas rindu sebagai kawan lama."ucapnya.Johan masih memperhatikan
"lama kami berbincang...kami saling tanya kabar,dan sebagainya.Sampai pada satu perbincangan...kami sepakat untuk menjodohkan kamu dengan putri om....Clara.."
Johan diam.Tidak ada ekspresi terkejut yang ia tampilkan.Ekspresinya datar,tidak marah,tidak juga bahagia.Dia hanya menatap Alex dengan tatapan angkuhnya.Memang seperti itu kan wataknya..??
Sekilas ia melirik ke arah pria disebelahnya...Marvel.Berbeda dengannya,Marvel tampak membenarkan posisi duduknya yang sebenarnya sudah benar,lalu mengendurkan dasinya.Ekspresinya tak terbaca.Tapi sepertinya ia merasa tidak nyaman dengan situasi ini.
"bagaimana Jhon?kamu setuju kan?kalian kan sudah saling kenal" ucap Alex seolah meminta persetujuan
Johan diam senejak.
"aku tidak mau" ucapnya kemudian.
Alex terlihat terkejut dengan ucapan itu.
"kenapa?" tanya Alex seperti tidak puas dengan jawaban Johan
Johan melirik ke arah Marvel lagi,Marvel tetap diam,tapi jelas dalam ekspresinya,ia menahan sesuatu,seolah ia tidak suka dengan situasi yang terjadi saat ini.
"putrimu bukan tipeku"
singkat,padat,jelas,dan tajam.
"kur*ng aj*r sekali bocah ini" batin Alex emosi.
"emang kurang asem ni si Johan...!ngomong bukan tipe di depan bapaknye.....!nggak bisa disaring banget mulutmu nakk..."author said😠
lanjuuuttt....
"tapi papamu sudah setuju Jhon.Dan dia berencana akan segera menikahkan kalian" Alex mencoba menahan emosinya
"jadi yang dinikahkan itu aku atau papaku?kalian membuat rencana perjodohan untukku tapi tidak bicara dulu padaku." ucapnya dengan nada datar
"aku tidak mau" ucapnya lagi.
"Jhon..............."Alex hendak menimpali ucapan Johan,tapi Johan sudah mengangkat rendah tangannya,mengisyaratkan untuk Alex diam
" ssssttttt.....sudah..cukup om.Saya sibuk,saya tidak punya waktu untuk membahas hal tidak penting ini"ucap Johan yang kini mulai merapikan jasnya dan hendak berdiri.
Alex mengatur nafasnya.Ia tidak boleh terlihat marah didepan anak ingusan ini.Walaupun sebenarnya Johan sudah bisa membaca ekspresi wajah Alex.
"baiklah kalau begitu.Om bisa mengerti.Mungkin kamu terkejut karena ini sangat mendadak.Kamu bisa bicarakan ini dulu dengan papamu.Kalau kamu berubah pikiran kamu bisa segera datang kerumah,pintu rumah om selalu terbuka untukmu Jhon" ucap Alex .Johan tersenyum menyeringai
"mari om..." ucap Johan kemudian pergi meninggalkan Alex sendiri disusul Marvel dibelakangnya
*Flashback off*
"ini yang kamu tunggu tunggu dari dulu kan Clara..?" monolog Marvel
"kamu begitu terobsesi pada adik tiriku itu."
"Apa sekarang kamu sedang bahagia Clara?Orang tua kalian akan menjodohkanmu dengan pria idamanmu itu.Kamu bahagia sekarang?" ucap Marvel sedih.Sambil terus mengusap usap layar ponselnya yang terpampang wajah cantik Clara.Sesekali ia menyesap rokoknya.Sesekali pula ia meneguk alkohol yang ada dihadapannya.
"begitu istimewakah Johan dimatamu,sampai sampai kamu memilih untuk menutup mata dan telingamu atas semua hal buruk yang ada dalam diri Johan?"
sejenak Marvel diam....lalu dia meneguk alkoholnya lagi.
"lalu bagaimana denganku Ra?apa aku harus melepasmu jika suatu saat kau menikah dengan adikku?"
Marvel tersenyum miris...
"tapi bukankah dari dulu kamu memang sudah meminta untuk ku lepaskan?bukan aku yang kamu mau Ra.Kamu menginginkan Johan.Aku hanya alat untukmu kan?"
Marvel kembali tersenyum getir...betapa bodohnya dia,menghabiskan waktunya hanya untuk mengharapkan wanita yang jelas jelas tidak peduli padanya.
Marvel benar benar kacau saat ini.
Sejak lama ia menaruh hati pada sosok Bianca Clara.Sebenarnya Marvel bukan orang yang bodoh,dia tau Clara sangat menyukai Johan,meskipun Johan sama sekali tidak pernah meliriknya.Marvel bahkan pernah menyatakan perasaannya pada Clara,tapi Clara menolaknya.Entah apa yang ada dipikiran Clara,ia begitu terobsesi pada Johan,sampai sampai ia memilih untuk jadi buta dan tuli atas semua perangai buruk Johan.Clara dekat dengan Marvel semata mata hanya untuk perantara agar ia bisa dekat dengan Johan.Tapi usaha Clara tidak pernah berhasil.Saat ini Clara sedang diluar negeri untuk merintis karier modelingnya.Marvel pikir Clara sudah berubah,Marvel pikir ia sudah melupakan Johan.Tapi tetnyata tidak.Marvel yakin,perjodohan yang direncanakan Alex dan Jonathan ini pasti juga atas permintaan Clara.Meskipun Johan menolak,tapi ia tahu Clara tidak secepat itu menyerah
"lu tenang aja...gue nggak akan mau nikah sama perempuan itu....nggak ***** gue...." itu yang Johan ucapkan pada Marvel dimobil saat mereka pulang dari kafe tadi siang.Johan tau Marvel menyukai Clara,dan Marvel pun juga tau Johan tidak pernah punya perasaan sama Clara.
Trus Johan punya perasaannya sama siapa dong????
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Neulis Saja
Johan love you adel
2023-04-26
0
Umi Umi
sama adela
2023-01-26
0
Puspa Rumaisha
circle mu toxic ga jetulunga johan, terutama bapak dan mak tirimu, jgn si marvel juga ikut2an jadi begundal?
2022-10-03
1