Aditya memijit pelipisnya. Ia tak habis pikir Mama nya memiliki pemikiran seperti itu. Aditya mendengar bunyi klakson dari luar rumah, ia berfikir itu pasti Albert yang datang untuk menjemputnya.
Tapi sebelum melangkah.
"Apakah bener yang Mama mu katakan? Kalau kamu sudah memiliki wanita?" tanya Papa Antoni
"Bener pa. Mama melihat sendiri kok kalau tadi siang Aditya mencium seorang wanita. Aaa... Mama jadi sudah tidak sabar ingin segera menimang cucu." ucap Mama Laras menyahut.
"Kalau memang bener, cepat bawa dia kerumah. Mama dan Papa ingin melihatnya." ucap Papa Antoni.
Aditya yang mendengar ucapan orang tua nya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aditya hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Bagaimana mau membawanya kerumah, kenal saja tidak." ucap Aditya dalam hati.
Albert yang baru datang langsung masuk, melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Di lihat nya kedua orang tua paruh baya yang selama ini telah merawat dan membesarkan nya selama ini. Albert tersenyum, mendekat dan menyapa mereka.
"Malam Ma, Pa." ucap Albert menghampiri Laras dan Antoni. Mencium pipi Mama Laras dengan lembut.
"Ah. .Akhirnya kau pulang juga. Dasar anak bandel dan keras kepala. Kemana saja kau selama ini? Apakah kau sudah lupa jalan nya pulang sehingga kau tidak pernah mengunjungi kami lagi?" ucap Mama Laras memukul lengan Albert.
"Apa kamu tidak kasihan kepada Mama dan Papa mu yang sudah tua renta ini? Apa kamu juga sudah tidak sayang kepada kami." ucap Mama Laras sedih.
Albert dan Aditya hanya melirik satu sama lain. Drama sudah di mulai fikir mereka berdua kompak di benak mereka. Albert pun mengikuti jalan alur Drama yang di buat Mama Laras.
"Bukan seperti itu Ma. Albert sayang kok sama Mama. Mana mungkin Albert melupakan Mama yang paling cantik ini." ucap Albert memeluk Mama Laras.
Papa Antoni dan Aditya yang memperhatikan mereka berdua hanya memutar bola matanya malas.
"Kamu bisa saja. Tapi benar sih kata mu, Mama ini memang sangat cantik. kamu memang anak Mama yang paling mengerti." ucap Mama Laras.
"Karena kamu anak Mama yang paling mengerti, bagaimana kalau kamu juga membawa calon menantu buat Mama." ucap Mama Laras.
"kamu tahu? Ternyata Aditya itu sudah memiliki wanita. Mama tahu tadi siang saat dia mencium wanita di depan umum, dan saat ini Mama meminta nya untuk membawa nya ke rumah. Mama juga meminta mu untuk membawa calon mu juga, agar Mama bisa cepat cepat memiliki teman gibah." ucap Mama Laras lagi.
"Memang Aditya memiliki wanita Ma?" tanya Albert sambil melihat kearah Aditya
"Apakah kamu tidak tahu?" tanya Mama Laras.
"Tidak." jawab Albert.
"Jadi kamu benar benar tidak tahu? Coba tanya sama dia siapa wanita itu?" ucap Mama Laras
"Memang Mama tahu dari mana Aditya memiliki wanita?" tanya Albert.
"Kemaren Mama melihatnya di Mall, saat itu dia sedang mencium wanita yang Mama maksud." ucap Mama Laras serius.
Albert yang mendengar penjelasan Mama nya langsung menoleh ke arah Aditya.
"Apakah bener apa yang di katakan Mama?" tanya Albert. "Kenapa aku tidak tau? Apakah kah kamu ingin menyembunyikan nya dari kami?"
"Aku tidak punya wanita." jawab Aditya singkat.
"Sudah lah ayo kita pergi. Malas aku membahas ini." ucap Aditya menarik tangan Albert untuk segera pergi.
Mama yang melihat hanya bisa berteriak.
"Dasar anak nakal, Jawab dulu pertanyaan Mama. Kenapa kalian malah pergi. Hei...kalian kembali. Mama belum selesai bicara." ucap Mama Laras berteriak memanggil.
"Pokoknya Mama tidak mau tahu. Kalian harus cepat membawa menantu Mama kerumah." ucap Mama masih ber.
Aditya dan Albert tak menghiraukan teriakan Mama nya. Sedangkan Papa Antoni yang melihat hanya bisa geleng geleng kepala.
💙💙💙💙💙💙
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai di tempat tujuan. Mereka berdua keluar dari Mobil dan melangkahkan kakinya masuk kedalam Cafe. Mereka mencari dimana teman teman berada. setelah yang dicari ketemu mereka pun menghampiri.
"Hallo bro lama tidak bertemu. Kenapa lama sekali? Kita nunggu sampai jamuran tau." ucap Steven.
"Biasa, ada masalah sedikit dengan nyokap." ucap Aditya
"Masalah apa?" tanya Ardian penasaran.
"Biasa seperti kalian tidak tahu saja." ucap Albert
"Ah..aku tau!!! Pasti masalah bini kan?" ucap Bagas.
"Ya lo bener. Gwe pusing bro, mana gwe gak ada wanita lagi." ucap Aditya menyenderkan badannya di kursi.
"Lah bukannya Mama tadi bilang kamu ada wanita?" tanya Albert.
"Benarkah kamu sudah memiliki wanita?" tanya Steven.
"Tidak ada. Nyokap gwe hanya salah paham saja." ucap Aditya.
"Terus masalah kamu mencium wanita itu bagaimana? Apakah itu benar ?" tanya Albert.
Ucapan Albert membuat teman teman nya menatap Aditya seolah meminta penjelasan.
"Kenapa kalian semua menatap ku?" ucap Aditya
"Kami hanya ingin tahu kebenaran nya." ucap Ardian.
"Aku mencurinya dari wanita itu saat dia mengocehiku." ucap Aditya santai.
Mereka yang mendengar kompak tertawa bersama.
"Ha...Ha...Ha...Mencuri?." ucap semua kompak.
"Aditya sang CEO dari perusahaan DG group mencuri ciuman dari seorang wanita yang mengocehi nya." ucap bagas.
"Hus..... Berhenti tertawa. Kau akan mengganggu pengunjung lainnya bodoh." ucap Albert memukul Bagas.
Plak...
"Aduh......." keluh Bagas.
"Kenapa lo memukul ku?" ucap bagas kepada Albert.
"Karena kamu terlalu berisik." jawab Albert.
"Kalian ini kenapa malah ngetawain gwe? Seharusnya kalian itu membantu ku." ucap Aditya kesal.
"Habisnya Lo lucu Dit. Kita tidak menyangka kalau kamu bisa mencuri sebuah ciuman." ucap Steven menahan tawa.
"Sudah sudah. Kalian mau pesen gak?" tanya Bagus kepada Albert dan Aditya
"Ya." jawab mereka berdua kompak
Bagas memanggil pelayan.
"Mbak... ." panggil Bagas kepada pelayan.
Anissa yang merasa dirinya di panggil langsung melangkah kan kakinya mendekati meja mereka.
"Apakah ada yang bisa saya bantu tuan?" ucap Anissa sopan.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Bagas.
"Caffe Late dan Chocolate Milkshake, masing masing satu." ucap Aditya.
"Baik tuan." ucap Anisa sambil membungkukkan badannya.
caffe milik Anita malam hari ini sangat ramai pengunjung. Anita yang melihat para pegawai nya keteteran akhirnya berniat untuk membantu melayani pengunjung Cafe.
"Nis, minuman ini untuk meja nomor berapa? Biar aku saja yang antar kesana. Dan kamu antar aja pesanan lainnya." ucap Anita.
"Minuman ini untuk meja nomor 05 Mbak." ucap Anisa.
Seluruh pegawai di Cafe Anita memang memanggil Anita dengan panggilan 'Mbak'. karena memang itu adalah permintaan dari Anita sendiri.
**SELAMAT membaca 🤗🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Dwi Setyaningrum
wuih segernya minumannya apalg panas2 gini bacanya disuguhi gambar minuman dingin jd ngiler kan😀😀😀
2023-12-30
0
Aidah Djafar
mencuri ciuman 🤔
2023-11-30
1
Nuri Maulidia
enk tu
2023-11-22
0