BAB 04.

Di sebuah kamar ber cat abu-abu. Seorang pemuda sedang memakai dasi dan jam tangan mahalnya sambil menghadap ke sebuah cermin. Ya siapa lagi kalau bukan Aditya Dirgantara, CEO muda di perusahaan DG Group.

...K****amar bang Aditya...

"Em... Ternyata aku memang sangat tampan." ucap Aditya percaya diri.

Setelah meras cukup sempurna, Aditya keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.

"Selamat pagi Ma, Pa." sapa Aditya kepada kedua orang tuanya.

"Pagi juga sayang." ucap Mama Laras.

Mama laras selalu melakukan ritual paginya, mengambilkan makanan di atas piring untuk Aditya dan suaminya. Setelah selesai mengambilkan nasi dan lauk, mereka pun memulai sarapan pagi bersama.

"Sayanb kapan kamu akan menikah?" tanya Laras tiba tiba di sela sela makan

Aditya mendongak melihat wajah Mama nya yang sudah tidak lagi muda.

"Ma, Adit belum ingin menikah. Mama tau sendiri kan pekerjaan ku di kantor sangat banyak, tidak ada waktu untuk ku mencari wanita." ucap Aditya kepada Mama Laras.

"Tapi sayang, umur mu kan sudah siap untuk berumah tangga. Kamu juga lihat kan Mama dan Papa sudah tidak muda lagi. Mama dan Papa cuman ingin cepat memiliki cucu dari mu. Semenjak kamu besar rumah ini sangat sepi, Mama ingin rumah ini kembali ramai dengan adanya suara anak -anak, masa kamu tidak ingin mengabulkan keinginan Mama."ucap Laras dengan wajah sedihnya.

"Apa yang di katakan Mama mu itu benar dit. Kita sebagai orang tua hanya ingin melihat mu bahagia bersama istri dan anak-anak mu sebelum Mama dan Papa ini tiada." ucap Antoni kepada Aditya.

Aditya yang tidak tega melihat kedua orang tua nya sedih akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, akan Adit usahakan. Tapi Adit tidak janji ya." ucap Aditya kepada orang tuanya.

"Yang penting kamu sudah berusaha mencari istri sayang." jawab Laras bahagia.

Setelah pembicaraan mereka selesai, Aditya pergi berangkat ke kantor dengan di jemput Asistennya yang tak lain adalah Albert .

Di dalam mobil.

"Hah....." desah Aditya.

Albert yang mendengar keluhan Aditya bertanya.

"Kenapa? Pagi pagi kok sudah tidak bersemangat?" tanya Albert .

Albert akan berbicara santai kepada Aditya jika mereka hanya berdua, karena Albert sudah menganggap Aditya sebagai adiknya sendiri.

Albert sudah di anggap seperti Anak sendiri oleh Laras dan Antoni. Kedua orang tua Aditya sering kali meminta Albert ikit tinggal bersama dengan nya. Namun Albert selalu menolak dengan alasan ingin mandiri. Hanya sesekali atau dua kali Albert akan menginap disana jika memang dia sudah sangat merindukan orang tua Aditya.

"Seperti biasa Mama dan Papa selalu saja membahas tentang istri, kepala ku ini rasanya mau pecah tiap pagi terus di tanya tentang itu itu dan itu." Aditya menghembuskan nafas kasarnya.

"Kadang aku berfikir kenapa tidak kau saja yang menikah agar Mama dan Papa mendapat kan seorang cucu, bukankah itu sama saja dari mu atau dari ku mereka juga nanti nya akan menjadi cucu nya. Mama seperti nya tidak adil, kenapa selalu aku saja yang di tanya sedangkan kau tidak." ucap Aditya sambil menyandarkan kepalanya di kursi .

"Kata siapa aku tidak pernah di tanya oleh Mama Laras, kamu pikir hanya kau saja yang di tanya? Aku juga setiap datang kerumah, Mama dan Papa pasti akan selalu bertanya soal itu. Makanya aku lebih suka di Apartement dari pada di rumah." ucap Albert sambil terkekeh .

"Brengsek lo.....Pantas saja kau sekarang jarang kerumah, dan sial nya kini sekarang aku yang selalu menjadi incaran keinginan mereka." ucap Adit sambil menendang kursi tempat duduk Albert berada.

"Ha...Ha...Ha... "Albert tertawa senang.

Setelah sampai di kantor, Aditya turun dari mobil dengan gaya cool nya, memasang wajah cuek nya dan berjalan melewati karyawan yang selalu mengagumi ketampanan nya ( karyawan wanita) Serta memberi hormat kepada nya.

...si Bambang Adit yang cuek..tapi author tetap suka😁😁...

"Selamat pagi Presdir." Sapa karyawan kantor dan diangguki oleh Aditya .

Aditya terus berjalan tanpa menghiraukan beberapa karyawan wanita yang masih mengagumi nya.

"Wah...... Presdir kita memang sangat tampan. Kurasa makin hari makin tampan saja tu Presdir. Aku mau lo walaupun hanya jadi simpanannya." ucap salah satu karyawan wanita berharap.

"Ya aku pun juga mau. Tapi ngomong-ngomong Presdir kita sudah punya pasangan belum ya setelah kejadian itu? Kalau belum aku mau mendaftar yang pertama." ucap seorang karyawan wanita lainnya .

"Hus..... Jangan ngomong begitu, nanti pak Albert Asisten bos kita itu kalau dengar bisa kena pecat kita. kamu tau sendiri gimana pak Albert itu..?

"T**idak boleh mengobrol di saat jam kerja, tidak boleh menggosipkan atasan, tidak boleh tebar pesona, tidak boleh pakai pakaian sexy dan bla...bla..bla.. jika melangggar, maka saya akan langsung memecat nya dengan tidak hormat.

Mereka membayangkan ucapan Albert menjadi takut .

"Ayo lanjut kan pekerjaan kita, kalau kita sampai ketahuan menggosip bisa berabe urusan nya." ucap karyawan lainnya.

Mereka semua akhirnya kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing masing.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***selamat membaca

jangan lupa like and komen🤗***

Terpopuler

Comments

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

aku juga mau Thor sama Aditya hehehe

2023-12-30

0

Surabaya Honda

Surabaya Honda

Amazing,,, Thor 👍

2023-11-12

4

Siti Aliyah

Siti Aliyah

aku dah baca dari putri cloew sampai anak gak dia akui... penulis nya pengajian kan ya.... dia nulisnya ceritanya agama beda negara beda.... maaf kak cumak nanya?

2022-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!