Pertemuan kerap sekali menjadi sebuah kebetulan yang membuatmu sangat menginginkannya kembali, seperti kembali ke awal baik mengulang pertemuan atau meniadakannya.
"Ah, bagaimana dengan ini. Semua berkas yang ada disini benar-benar membuat kepalaku sakit. Tak bisakah kau mencari sekretaris yang benar-benar becus dalam pekerjaannya. Lihatlah untuk membuat powerpoint saja sangat berantakkan. Bagaimana dengan hasil rapat notulensi juga tidak dirangkap dengan benar. Sambil menunjuk berkas lalu mencampakkannya. Baiklah kau dipecat." Sambil melonggarkan dasinya dan menghela nafas.
"Tapi tuan." Ucap salah satu tangan kanan lelaki itu yang tak lain adalah Leon seorang CEO mudah yang sangat berprestasi di bidangnya dan banyak disukai oleh banyak orang.
"Ah iya, segera cari sekretaris baru kompeten dalam 3 hari ini. Dan satu lagi, kau belum menemukan gadis itu juga?" Menghela nafas dan membuang penanya di atas meja.
"Saya akan mencari sekretaris baru untuk anda tuan dan soal gadis itu saya tak menemukan apapun tentangnya kecuali foto ini." Meletakkan satu foto tersebut.
"Baiklah kau boleh keluar. Mengambil foto tersebut dan menatapnya. Astaga karena dirimu aku jadi tidak berhasrat menyentuh wanita manapun selama 5 tahun ini. Menghela nafas panjang. Hei gadis memangnya kau siapa?" Pungkasnya mengingat kejadian 5 tahun lalu.
"Aduh maaf." Meletakkan satu botol bir di dekat gadis tersebut.
"Ah iya tidak apa-apa." Jawabnya.
"Jika aku tau minuman tersebut ada obat perangsangnya aku takkan meletakkannya di dekat gadis cantik itu yang pada akhirnya membuatnya tak sengaja meminumnya dan terjebak di lift hingga memasuki kamar hotelku. Mckk sial, kenapa harus gadis perawan dan kenapa aku melupakan pengaman pada saat itu." Pungkasnya melemparkan segelas wine nya.
…
Pagi ini terasa indah, nikmatnya peregangan badan di pagi ini. Ku berdiri membuka tirai dan kelihatannya matahari lebih terik dari kemarin.
"Sayang ayo bangun sudah siang, kita akan pergi melihat-lihat sekolah barumu." Ucapnya di dekat telinga anak lelakinya yang tertidur pulas tersebut.
"Mama, bisa tahan 10 minute aku sedang lelah karena perbedaan jam. Tolong ma 30 menit lagi deh." Pungkasnya melanjutkan tidurnya.
Wanita itu hanya tersenyum dan mencium kening anak lelakinya yang membuat rambutnya terurai jatuh begitu saja dan merapikannya di balik daun telinganya.
"Baiklah kalau begitu, mama bersiap dulu ya sayang." Mengelus kepala anaknya dan berdiri menuju kamar mandi.
Setelah kembali ke kamarnya hendak mengeringkan rambutnya. Wanita itu menatap anaknya yang sudah terbangun mengucek kedua matanya.
"Ma haus." Ucapnya manja.
"Ini sayang." Memberikan segelas air putih.
Dan menenggaknya.
"Baiklah ma aku akan mandi. Mengambil handuk dan memasuki kamar mandi dan menghentikan langkahnya menoleh ke mamanya. Ma aku mau makan steak, apakah ada makanan yang enak disini?" Sambil memasuki kamar mandi.
"Iya nanti kita makan steak. Ucap wanita itu sambil mengeringkan rambutnya dan menoleh ke kaca dan mengingat kejadian malam itu di mobil. Astaga apa yang aku pikirkan. Menyentuh lembut bibirnya dengan jarinya. Sepertinya aku harus lekas bergegas disini, jangan terlalu lama juga. Banyak berkas yang harus aku selesaikan." Sembari memakai bajunya dan merapikan beberapa berkasnya.
"Ma aku sudah selesai." Keluar dari kamar mandi dan langsung memakai pakaiannya.
"Sayang sini mama rapikan."memanggil anaknya.
"Baiklah ma. Kelihatan kamu sudah sangat tampan sayang." Sambil mencubit hidung mancung anaknya.
"Siapa dulu donk anak mama. Ah iya ma tadi malam kita gak jadi makan malam ya." Ucap anak itu mengingatkan.
"Kamu sama paman sama saja ketiduran di mobil." Gemasnya mencubit pelan pipi anaknya.
"Keyran kan gak sadar kalau ngantuk. Gruk. Ma perutku sudah demo dari tadi malam belum makan." Gerutunya manja.
"Hahaha. Baiklah saya mama ambil tas dulu ya dan kamu pakai sepatumu kita akan ke restoran terdekat dan melihat sekolahmu." Ucap wanita itu mengambil tasnya dan tentunya kunci mobil.
"Ma udah selesai, ma bukannya paman Lana yang bakalan jemput kita." Ucap anak tersebut.
"Ah benarkah. Sambil memasukkan hpnya dan kunci mobil ke tas. Ayo kita turun.
Di lift.
"Iya ma, coba mama baca teks pesan paman. Maaf ma tadi aku baca lupa bilang mama sebelum masuk kamar mandi." Mengaku salah.
"Baiklah kalau begitu. Lift terbuka. Ayo keluar mungkin pamanmu sudah menunggu." Ucap wanita itu tersenyum lembut menggenggam tangannya.
Sontak saja benar, seorang lelaki kurus tinggi dengan bersandar di mobil sportnya menunggu tepat di depan pintu keluar hotel.
"Halo Key." Seorang lelaki melambai ke arah mereka.
"Wahhh paman Lanaaaa." Teriak anak itu ke arah lelaki itu.
Anak itu langsung memeluk mobil sport kuning hitam milik lelaki itu.
Lelaki itu menghentakkan kakinya.
"Yah Key. Lalu menggerutu sebal. Paman disini hei paman disini." Menunjuk-nunjuk dirinya sendiri dengan tatapan manja.
Wanita itu hanya tersenyum melihat tingkah mereka dan menarik anaknya.
"Sayang harusnya kamu memeluk pamanmu." Ucap wanita itu.
Anak lelaki itu masih memutari mobil sport lelaki itu.
"Paman aku bilang aku mau yang seperti ini bukan hotwheels mainan ya." Memanyunkan mulutnya.
"Baiklah jika kau memelukku aku akan meminjamkanmu mobil ini." Menaikkan alisnya.
Anak itu memeluk lelaki itu.
"Pamanku sayang, sang juara sebagai pawang segala penangkaran buaya." Tawanya.
Dalam gendongan pelukan lelaki itu.
"Enak aja. Lalu menyentil dahi anak tersebut. Yang jadi penangkaran itu siapa sih, dasar anak nakal." Tertawa kecil.
"Aduh sakit paman. Ya pamanlah. Ayo buka pintunya aku mau masuk." Perintahnya.
"Baiklah. Menaikkan anak itu di kursi kemudi. Keil kamu sehat?" Tanyanya dengan penuh pesona.
Wanita dihadapannya hanya tertawa.
"Lana kamu gak pernah berubah ya dari dulu." Sambil menaiki mobil sport tersebut.
"Tunggu sebentar tuan putri silahkan masuk." Membukakan pintu dan menutupnya kembali perlahan.
"Terimakasih." Ucap wanita tersebut.
"Wah ma keren sekali. Sambil memainkan kemudi stirnya. Mama harus beli juga." Pungkasnya.
Lelaki itu naik dan memangku anak tersebut.
"Are you ready." Ucapnya menghidupkan mobilnya.
"Ready lah om." Ucap anak itu.
"No. No. No. Panggil Uncle saja." Perintahnya.
"Baiklah uncle tapi kita ngebut ya." Sambil memegang kemudi mobil tersebut.
"Baiklah." Menggas mobilnya dan pergi menjauhi hotel.
"Gimana kabar mu Naa?" Ucap Wanita itu.
"Seperti biasa selalu menghamburkan uang dan menjalani beberapa bisnis." Menyetir dengan perlahan.
"Bagus sekali, dimana Icha?" Tanya kembali.
"Dalam waktu dekat dia akan pulang dari studinya di USA. Jadi kapan kalian menikah?" Tanya Lana dan menoleh sedikit ke Keil wanita yang ada disampingnya.
"Entahlah, aku akan mengurus beberapa hal dulu di Inggris dan memiliki tempat tinggal yang layak untuk kami." Sambil tersenyum.
"Ayolah kakak ipar, kau selalu tidak bisa tenang menjadi nyonya Arfandy ya haha. Selalu giat bekerja." Pungkasnya dengan tawa kecil.
"Sebelum itu banyak hal yang harus aku benahi dan kau taulan aku senang sekali bekerja." Kembali menatap jalanan kota Jakarta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Kucingku17
"Wah mah keren sekali, mamah harus membelinya". ucap Keyra yang sedang memegang stir mobil
2022-08-21
0
Kucingku17
jangan patah hati
2022-08-21
0
Kucingku17
Bacanya aja bikin pusing tolong perbaiki lagi ya kak maaf aku cuma kasih saran aja
2022-08-21
0