Kepulangan setelah 5 tahun di negara orang, tak kusangka tak banyak yang berubah dan setiap hal akan menjadi kehidupan baru. ya benar sekali kehidupan baruku akan segera dimulai.
kedatangan ke Jakarta berjalan sangat mulus, pengembangan ekspor industri disini sudah sangat-sangat baik. perkembangan ilmu teknologi dan sumber daya manusia kelihatannya sudah cukup baik daripada tahun-tahun saat aku berada disini dulunya.
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya lelaki itu penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh wanita tersebut.
“Iya ma, apa yang mama pikirkan?” Tanya anaknya yang berada di pangkuan lelaki itu.
“Sepertinya aku harus mengganti nama keluargaku setelah tiba dan menetap disini.’ Pungkasnya.
“Kau sudah punya bukan, sama dengan nama keluargaku.” Menaikkan bahunya dan tersenyum menikmati perjalanan mereka menuju hotel sementara.
“Ayolah ma, jangan terlalu banyak berpikir, dipikiranmu hanya boleh aku yang memenuhinya.” Sambil bermain motor-motoran kesayangannya yang di bawa anak itu dari Inggris tanpa benar-benar tahu apa yang dipikirkan mamanya.
“Sayang, bagaimana bisa aku memikirkan orang lain jika pikiranku dipenuhi semua hal tentangmu." Mengambil anak itu dari pangkuan lelaki itu dan memeluknya dengan sangat.
“Aduh ma, aku bisa mati sesak nafas akibat pelukanmu yang terlalu erat.” Sebutnya.
“Hahaha. Maafkan mama sayang.” Mengelus lembut kepala anak tersebut dengan perlahan.
Lelaki itu ikut tertawa.
“Setelah dewasa kau harus bisa menjaga mamamu dengan baik ya.” Ucap lelaki itu teralihkan panggilan teleponnya. Baiklah saya akan segera kesana.” Jawabnya singkat segera mematikan teleponnya.
“Ada apa?” Tanya wanita yang ada di sampingnya khawatir.
“Sepertinya meetingnya di percepat. Saya akan antar kalian ke hotel dulu, kalian bisa beres-beres barang atau sebagainya. Aku akan menuju tempat meeting setelahnya." Menatap anak itu sedikit kecewa.
“Baiklah tolong hati-hati.” Jawab wanita itu dengan senyuman.
“Jangan nakal ya selagi paman tak ada. Menatap anak lelaki itu. Ah iya malam nanti saya akan bawa kalian berkeliling kota.” Menghibur anak kecil tersebut.
Ekspresi anak kecil itu berubah.
“Baiklah paman kau harus janji.” Memberikan jari kelingkingnya tanda janji.
“Baiklah.” Berjanji kelingking ya, lalu tersenyum.
“Kita sudah sampai hotel tuan.” Ucap supir tersebut.
“Baiklah.” Lelaki itu hendak ikut turun.
Tangan wanita itu menahan pintu mobilnya.
“Biar kami saja, kau tetap di dalam mobil, jangan sampai meetingmu terlambat. ini klayen besar.” Menatap lelaki itu.
“Baiklah. Jika terjadi apa-apa hubungi aku.” Ucap lelaki itu.
“Pergilah.” Mengintip dari jendela mobil.
“Dah paman.” Anak kecil itu melambai.
"Aku mempersiapkan supir untuk kalian berkeliling sore ini jika diperlukan." Lelaki itu melambaikan tangan dan mobil pergi membawanya.
"Hmmm. Dia selalu saja mempersiapkan segala sesuatunya untukku. Nah ayo kita masuk nak." Menggandeng tangan anaknya tersebut.
"Iya ma. Kelihatannya hotel pilihan paman cukup lumayan bergaya Prancis." Pungkas anak kecil itu.
"Iya sayang. Sebentar ya kamu duduk disini Mama ke resepsionis sebentar. Maaf Mbak pesanan atas nama Keil adakah?" Tanya wanita itu.
"Oh iya ini kunci kamar anda nyonya, silahkan." Memberikan kunci dan pelayan membawakan koper serta mengarahkan mereka ke atas.
"Sayang sudah sini." Melambai ke anak kecil itu.
"Hmmmm. Iya ma sebentar. Di majala ini terlihat pria yang sangat tampan yang mirip denganku. Apakah aku harus menjodohkannya dengan mama? Berpikir dan sedikit memiliki rencana. Baiklah aku koyak saja majala ini." Merobek selembar kertas dari majalah tersebut dan melipatnya di saku bajunya.
"Sayang cepat kemari." Masih melambai ke anaknya.
"Maaf nona, barang anda 3 koper ini saja?" Seorang pelayan memastikan koper yang diangkat benar adanya.
"Iya pak." Jawabnya.
"Lift nya sudah terbuka ayo nona naik." Mengarahkan wanita itu naik.
Dengan cepat anak lelaki itu berlari kearah mamanya.
"Mama tunggu aku." Memeluk kaki ibunya.
"Hei kamu dasar anak nakal. Nanti mama tinggalin baru tahu rasa." Diucapkan dalam bahasa Prancis.
"Oh tidak boleh mama meninggalkan anak mama paling ganteng ini di tempat sembarangan." Jawabnya dengan bahasa Jerman.
Wanita itu hanya tertawa melihat tingkah sombong kecil itu yang tak lain dan tak bukan adalah anaknya.
"Baik nona kita sudah sampai. Lift terbuka dan pelayan berjalan ke arah pintu kamar hotel mereka. Jika ada yang di perlukan bisa call ke resepsionis lagi nyonya." Ucapnya mempersilahkan.
"Baiklah, ini tips kamu." Memberi jasa angkut.
"Terima Kasih nyonya. Semoga hari kalian menyenangkan dan merasa nyaman disini." Menunduk dan menutup pintu.
"Huaaaa. Akhirnya sampai juga. Merebahkan diri diatas kasur dan melihat kearah jendela. Wah paman selalu bisa memilih segala tempat yang bagus, ma lihat itu pemandangannya sangat bagus dari atas sini." Menunjuk keluar jendela.
"Ah iya sayang. Sebentar ya mama beres-beres pakaian kita di lemari dulu. Hmmm, sebaiknya kita pergi kemana ya nanti malam?" Tanya wanita itu sambil menyusun pakaian di lemari.
"Ma kapan kita berkunjung ke tempat nenek?" Tanya anak itu yang sibuk rebahan diatas kasur dengan tab nya.
"Besok pagi sayang." Wanita itu menggeleng menatap anaknya lalu tersenyum.
"Kalau begitu aku mau masakan kuliner Indonesia Ma. Tapi aku gak tau apakah aku punya lidah yang sama seperti Mama dan Paman." Tawanya kecil.
Wanita itu menghempaskan tubuhnya di kasur dan menggelitik anak kecil itu.
"Huuu dasar kamu." Masih menggelitik.
"Ah, ah ampun Ma." Tawanya semakin keras.
"Tentu saja kamu punya, kamukan anak mama." Mencubit hidung anak itu.
"Ya ya ya baiklah, kita lihat saja nanti." Ucapnya sedikit menantang dirinya sendiri.
….
Lelaki itu memasuki ruangan meeting dengan tepat waktu dan langsung duduk di kursinya. Seorang CEO datang menghampirinya dan menjabat tangannya.
"Halo Pak Arfandy salam kenal saya CEO pemilik perusahaan ini. Maafkan saya karena memajukan jadwal meetingnya 30 menit di awal." Ucapnya dengan penuh karisma namun tetap santai.
"Ah tidak masalah pak, untungnya saya tiba tepat waktu." Tersenyum tenang dan santai.
"Baiklah kita akan mulai membaca kontrak masing-masing." Ucap lelaki itu.
"Siap pak." Seorang sekretaris membagikan kedua dokumen kepada mereka masing-masing.
"Terima kasih." Ucap Arfandy.
"Baik Pak. Jawab cepat sekertaris itu. Ini tuan." Memberikan ke CEO nya.
"Baiklah. Hmmm berdasarkan isi kontrak saya setuju bekerja sama dengan anda." Lelaki itu menandatangani kontraknya.
"Oh benarkah, baiklah kalau begitu sudah bisa saya tanda tangan." Menandatangani dokumen.
Bertukar dokumen dan saling menandatanganinya lagi.
"Dengan ini perusahaan kita bekerja sama mulai saat ini pak, semoga kedepannya kita tetap bisa bekerja sama dan saling bersinergi." Mengulurkan tangan.
"Baiklah pak, saya juga mengharapkan hal yang sama dengan anda." Menjabat tangan CEO tersebut lalu melihat jam.
"Baiklah karena saya sedikit sibuk dan penyambutan untuk anda hanya sekedarnya. Saya berhutang makan malam dengan anda, bisakah anda meluangkan waktu pekan besok sebelum kontrak kerja berlangsung?" Tanya lelaki itu.
"Tentu saja pak." Jawab Arfandy.
"Sampai ketemu pekan depan, kalau begitu saya permisi dahulu." Melambai.
"Ya pak. Jawabnya. Diluar dugaan meeting hari ini cepat sekali selesai." Teleponnya berdering.
"Iya halo." Jawabnya.
"Hai kakak apa kabar? Ku dengar kau sudah sampai di Jakarta kenapa gak ngabarin aku, Ha?" Tanya lelaki itu sambil mengebut dengan mobil sportnya.
"Wah tadinya aku ingin memberi kejutan untukmu dan keluarga besar, sepertinya sudah tidak bisa lagi." Tawanya dari ujung telepon.
"Hmmm. Its me Lana, mudah bagiku tau dimanapun orang yang ingin aku tau." Tawanya sedikit keras mengimbangi suara mobilnya tersebut.
"Sudahlah hati-hati mengemudi, suaramu kala jauh dengan suara mobilmu." Ejeknya sambil keluar perusahaan menaiki mobilnya.
"Haha. Jadi kapan kita bisa makan malam bersama? Aku merindukan keponakan kecilku itu." Tanyanya.
"Jika kau ada waktu besok malam saja. Aku akan membawa mereka berkeliling malam ini. Jangan lupa bawa Icha, bilang padanya kakak iparnya menunggunya.
"Haha. Kau bisa saja kak. Baiklah akan ku sampaikan padanya. See you. Mematikan teleponnya dan menggas habis mobilnya. Yuhuuuuu. Seperti inilah bersenang-senang di dunia." Teriaknya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Pa'tam
lelaki itu, wanita itu, anak itu nama nama nya gak di sebutkan. jadi agak bingung bacanya.
2023-03-28
2