Anak Genius : Ayah Anakku CEO
Seorang gadis terbaring di kamar hotel dengan badan lemah, gaun pengantin yang mau ku kenakan hari ini sudah tersobek tak bersisa dengan banyaknya tetesan darah di kasur yang membuatku menangis histeris. “Bagaimana bisa? Bagaimana bisa tubuhku sudah disentuh oleh orang yang tak aku tau? Siapa lelaki ini?" Batin Keyla sembari menangis sedih.
Bagaimana bayangan kejam itu datang menghampiriku, menindihku dan membuatku tak mampu menolaknya, bahkan ingin mengangkat tubuh dari tindihannya saja aku tak mampu.
Gadis itu hanya dapat membersihkan diriku dari kamar mandi dengan derasnya air yang mengalir tepat diatas kepalaku, tubuhku sangat kotor, melihatnya saja aku tak sanggup, sebersih apapun aku mencucinya dan memberi sabun di semua bagian tubuhku sama saja.
Aku tetaplah perempuan hina, perempuan yang tak bisa kembali suci lagi. Bagaimana dengan Arya? Masihkah dia mau menikah denganku? Sambil membasuh air di wajahku dan mengusapnya.
Suara pintu kamar apartemenku berbunyi. Bergegas aku membukanya, tamparan melesat di pipiku.
“Dasar perempuan jalang.” Tamparan melesat dipipiku dari ibu tiriku.
“Dasar perempuan hina. Melempar selebaran foto ke wajahku. Lihat ini! Sentak adik tirinya.
“Bagaimana, bagaimana bisa?” tamparan kedua berhasil membuatnya tersungkur di lantai.
“Pantas saja menyusahkan ayah. Kau sama saja dengan ibumu. Satu tendangan tepat di kepalanya. Dimana wajahku nanti dengan calon besan!” Teriak wanita tua itu.
“Ibu sudahlah ibu, demimu, demi keluarga kita aku rela menggantikan manusia jalang ini menjadi pengantin wanita siang ini.” Memeluk ibunya.
“Benarkah sayang?” jawab wanita itu yang tak lain adalah Ibu Tiri Keyla.
“Tidak, tidak ibu kumohon.” Keyla segera bersujud di kaki wanita itu.
“Kau kira walaupun kalian sudah berpacaran selama 7 tahun dia akan menerima dirimu yang sudah kotor, busuk lagi ini.” Pungkas ibu tirinya dengan amarah.
“Ibu ayo pergi, ini sudah jam 11, kita harus memilih gaun pengantin yang bagus untukku.” Lily menarik Ibunya itu dan pergi.
Adik tirinya itu berhasil membawa Ibu mereka ke sebuah butik
“Ya tuhan apa yang harus aku lakukan? Sejauh ini aku sudah menjadi anak piatu di tambah ayahku yang menikah lagi dan mengabaikan aku anaknya dan lebih peduli dengan istri dan anak tirinya. Ibu! Ibu! Apa yang harus aku lakukan, aku berdosa. Arya pasti akan sangat membenciku. Aku harus pergi menemui Arya dan menjelaskan segalanya agar ia percaya dan menerimaku lagi, ya aku harus bergegas.” Batin Keila.
Langkah kaki yang tertatih, sakit di bagian tertentu ini membuat stamina tidak kuat tegak berdiri, apalagi berlari. Cuaca siang ini sangat-sangat tidak bersahabat. Berjalan dan terus berjalan menuju Aula pernikahan, langkah kakiku gemetar dan aku terjatuh, melewatkan upacara pernikahan tersebut.
“Nona? Nona? Bangun. Bangunlah?” seseorang berteriak padaku. Lelaki itu berhasil membopong tubuhku.
Kali ini aku tiba di sebuah rumah sakit terdekat dengan dengan gedung pernikahanku. Tanpa sadar terbangun melihat sekeliling dan mencabut infus yang terpasang ditanganku.
Tak tau lagi harus kemana, tak tau lagi harus pulang atau kembali ke gedung pernikahan tersebut. Langkah kakiku masih sempoyongan dan tangan itu kembali menangkapku.
“Nona. Kau mau kemana?” Tanya salah seorang lelaki yang jelas sama dengan suara yang meneriakan tadi.
“Aku mau pulang.” Ucapku melepaskan tangan laki-laki yang menopang tubuhku ini.
“Tenanglah dan tunggu sebentar, saya periksa dulu tensi dan kadar oksigen dalam tubuhmu.” Ucap lelaki itu.
“Baiklah, setelah ini bisakah kau bawa aku ke resepsionis? Aku mau membayar biaya rumah sakitku.” Pungkasnya lemah.
“Baiklah nona, tenanglah.” Jawabnya lembut.
“Aroma apa ini? Kenapa aku begitu pusing?” Keila kembali tak sadarkan diri lagi.
“Kelihatannya perempuan ini sangat unik, pemberontak yang sangat baik. Bagaimana jika dia ku bawa pergi ke Amerika ya sebagai temanku atau teman hidup. Baiklah aku akan membawamu pergi jauh dari sini.” Pungkasnya tanpa mempertimbangkan keputusan gadis itu mau atau tidak ikut dengannya.
Kejadian itu? Kejadian yang mengubah hidupku sepenuhnya, kehidupan yang menggeser kesedihan menjadi kebahagiaan, tawa dan kesenangan.
Keyla dengan setengah sadar bermimpi akan kekasihnya, "Arya? Maafkan aku, maaf tapi aku harus hidup lebih baik dan lebih bahagia saat ini.” Ucapnya.
dan setelah itu ia pingsan.
Arya yang tak tahu apa-apa harus menyelamatkan pernikahannya walaupun gadis yang harus dia nikahi bukannya Keila, Demi martabat kedua orang tuanya dan keluarga besar Keila.
“Keil? Kenapa kau menghianatiku? Dimana kau? Kenapa aku menikah aku malah harus menikah dengan adikmu? Kenapa tak kau biarkan aku mendengarkanmu dan membatalkan pernikahan ini? Bukankah kita saling mencintai? Bukankah kau selalu dihatiku dan sebaliknya? Tawamu yang selalu dalam ingatanku, sifat manja dan pekerja keras tanpa lelah yang tak dimiliki semua orang itu yang hanya ada di kamu!” Batinnya sembari memegang dadanya yang sangat sakit akan pengkhianatan.
Tak biasanya Arya memegang segelas bir dan rokok, melihat beberapa foto tergeletak diatas meja kantornya.
“Bolehkah aku menemukanmu? Untuk apa kekuasan jika aku tak bersamamu?” Ucap Arya penu kesedihan.
Malam sebelum tragedi tragis Keila.
“Sebaiknya kau tak mengajakku kesini Lili.” Ucap Keil.
“Tak apa kak, disini bar terbaik di kota ini. Lihat saja pemandangan malam dan lampunya.” Menunjuk dan meyakinkan.
Bar High Biru adalah bar terkenal yang ada di lantai atas hotel Biru. Sebuah club malam yang didatangi oleh orang-orang teratas dan tak sembarangan orang bisa datang kesana.
“Ini aku dapat kartu VIP punya temen aku, kan sayang banget kalau gak dipakai.” Paksanya pada Keila.
“Iya tapi aku tak bisa pesta lajang berdua denganmu disini Lili, banyak persiapan yang harus diurus untuk besok.” Jawab Keil menolak.
“Yaudah minum dikit aja, abis tu kita pulang janji deh janji.” Ucap Lili berwajah manis.
“Baiklah beberapa teguk saja setelah itu kita pulang ya.” Ucap Keil menyenangkan Lili adik tirinya.
“Wah tempat ini benar-benar bagus ya. Lihat disana Keil pemandangan langit malam kota H ini sangat mengagumkan.” Menunjuk sekeliling.
“Iya benar-benar sangat cantik.” Memandang dengan sangat takjub.
“Aku ke bartender dulu ya, memesan minuman. Masa iya udah disini gak memesan botol.” Berlari meninggalkan Keil yang belum sempat menjawab.
“Wah pemandangan ini sangat bagus banget, kenapa ada tempat seperti ini ya.” Ucapnya menatapi langit-langit kota.
Tak sengaja seorang lelaki menabrak Kiel.
“Ah maaf. Saya tak sengaja.” Seseorang lelaki yang tak sengaja meminum obat perangsang di bar tersebut dan memberikan minumannya yang dipengaruhi obat itu ke Kiel tanpa sadar dan pergi dengan jalan sempoyongan.
“Dia kenapa?” ucap Kiel termenung.
“Ini, memberi 1 botol bir kepadanya. Kau melihat apa?” Lili ikut menoleh kepandangan saudara tirinya tersebut.
“Tidak ada dan minum bir nya.” Kok rasanya aneh ya gumang dalam hati dan tersenyum kecil.
“Ayo minum, minum, minum. Habiskan habiskan." Ucap Lili.
Keila menenggak minuman itu dengan terpaksa.
"Ayo cepat habiskan minuman yang ku campurkan narkoba tersebut, kita lihat apa reaksinya.” Gumang Lili dalam hatinya. Seketika ia tersenyum di ujung bibirnya.
“Aku akan habiskan nanti sambil menikmati suasana malam ini.” Ucap Keil meletakkannya di samping botol pria tadi di meja sampingnya dan melipat tangannya di pagar menikmati deruh angin.
“No. no. no lekas habiskan dan kita pulang.” Pungkas Lili mengambil botol minum yang ada di meja samping Keil dan salah mengambil botol.
“Baiklah akan aku habiskan. Glek. Glek. Glek. Glek. Sudah.” Keila tersenyum menatap langit.
“Kakak ku pintar.” Tersenyum sok manis.
Angin sejuk yang tadinya berhebus menjadi sangat panas, gairah apa yang sedang aku rasakan? Panas tubuhku mendadak tak beraturan, pusing bukan main, pandanganku gusar tak menentu. Biasanya minum alkohol gak sampai seperti ini, ada apa ini?
“Li aku mau ke toilet bentar ya.” Mendadak pusing sempoyongan.
“Aku temenin?” tanya Lili pada Keila.
“Tak perlu.” Jawabnya tersenyum menahan sakit dan pergi.
Seorang lelaki datang ke arah Lili menyapa.
“Ini bayaran untuk wanita itu.” Memberikan beberapa juta ke tangan Lili.
“Tunggu sepuluh menit lagi di kamar mandi seret langsung dia.” Ucap Lili.
“Baiklah nona.” Dua orang laki-laki berjalan menuju toilet wanita.
“Kenapa kepalaku sempoyongan, aku tak menemukan toilet dimanapun, sebaiknya ku pulang dan mengabari Lili bahwa aku sudah pulang. Panas, kenapa sungguh panas. Tak tahan lagi." Keila menaiki Lift.
Aku melihat lelaki yang beberapa menit sempoyongan di hadapanku, aku tak terlalu ingat wajahnya dia memelukku dan membawaku masuk kedalam kamar. Apa yang dia lakukan? Mengapa dia sama denganku kepanasan. Tanpa sadar aku membuka bajuku dan dia membuka bajunya. Selanjutnya aku tak ingat apa yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Rubby
Kukira q yg gk paham , ternyata ada temennya
2022-10-12
0
Fitria Lilis
baru lwt dibernda yoba baca ko ra membingungkan yah..🤣🤣
2022-09-26
0
Paud Sudrajat
akoh lier thor nyambungin kalimat n alur y loncat2 😵😵😵
2022-03-04
0