Halley Development.
Ben sudah duduk santai di kursi kebesaran milik Liam, saat pintu ruang kerja sepupunya tersebut menjeblak terbuka.
"Astaga, Ben! Kau mau membuatku jantungan?" Omel Liam seraya bersungut-sungut pada sang sepupu.
"Ck! Dasar lemah!" Ejek Ben yang masih tak beranjak dari kursi Liam dan malah memutar-mutarnya seperti bocah yang baru saja mendapatkan sebuah mainan.
"Awas, berdiri!" Usir Liam seraya berkacak pinggang pada Ben.
"Duduk di kursi itu kan bisa!" Ben menunjuk kursi di depan meja kerja Liam dengan dagunya.
"Kau saja yang duduk disana! Ini kursiku! Aku boss disini!" Ucap Liam tegas seraya memaksa tubuh tinggi besar Ben untuk bangkit berdiri.
Dasar tiang listrik!
"Ben perhatikan, Abang semakin gemuk saja. Perut Abang juga semakin maju ke depan. Abang hamil berapa bulan?" Tanya Ben mengejek Liam yang kini wajahnya bersungut kesal.
"Sembilan bulan! Bentar lagi mau lahiran ini!" Liam mengelus perut buncitnya yang sontak membuat Ben tertawa terbahak-bahak.
"Makanya nge-gym, Bang! Jangan olahraga ranjang melulu sama Kak Yumi!" Ucap Ben sok-sokan menasihati Liam.
"Cih! Masih bocah sok-sokan kasih nasehat. Penting kan olahraga! Mau di ranjang atau di gym suka-suka akulah!" Dengkus Liam seraya membuka laptopnya dan sedikit merapikan tatanan mejanya.
Liam meraih gagang telepon internal di atas meja kerjanya, lalu menekan beberapa tombol angka di atas telepon.
"Ay, kesini sebentar!" Perintah Liam yang rupanya menghubungi Ayunda.
Tak berselang lama, Ayunda masuk ke ruangan Liam membawa beberapa kertas di tangannya.
"Pagi, Ay!" Ben menyapa Ayunda dengan lebay.
Ayunda tak menjawab sapaan Ben dan memilih langsung berbicara dengan Liam sambil memperlihatkan kertas yang tadi ia bawa.
Kelihatan serius sekali pembicaraan Liam dengan Ayunda.
Ben mana paham?
"Baiklah! Saya permisi Pak Liam," pamit Ayunda seraya melangkah menuju ke pintu ruangan Liam.
"Aku nggak dipamiti, Ay?" Tanya Ben saat Ayunda hampir sampai di pintu.
"Makhluk tak kasat mata ngapain dipamiti," celetuk Liam yang sontak membuat Ayunda menahan tawa dan Ben yang hanya bisa berdecak kesal.
Ayunda sudah meninggalkan ruangan Liam, dan kini hanya ada Ben serta Liam di dalam ruangan tersebut.
"Jadi, tempat kerjamu sudah pindah ke Halley Development sekarang?" Liam memecah kebisuan di antara dirinya dan Ben.
"Namanya juga sedang usaha, Bang!" Jawab Ben mencari alasan.
"Dulu Abang pas pedekate sama Kak Yumi juga nginep-nginep terus di kost-nya," sambung Ben yang sontak membuat Liam berdecak.
"Itu beda cerita! Dulu Yumi nggak pernah menolakku dan langsung welcome," jawab Liam dengan nada sombong.
"Nggak seperti kamu itu yang nggak tahu malu! Udah ditolak juga sama Ayunda masih keukeh pedekate," imbuh Liam yang ganti mencibir Ben.
"Ayunda belum nolak Ben! Dia masih jual mahal dan belum mau terbuka saja sama Ben," kilah Ben mencari pembenaran.
"Terserah! Pulang sana! Atau ke resto sana! Tempat kerjamu di Rainer's Resto, kan? Aku laporin ke Om Theo lagi nanti," usir Liam seraya mengancam Ben.
"Nah kan! Abang sekarang ember. Nggak bisa gitu lihat Ben usaha," keluh Ben seraya memainkan papan nama Liam di atas meja kerja.
"Baiklah terserah! Aku mau kerja!" Liam memijit pelipisnya dan memilih untuk kembali fokus pada layar laptopnya.
Sementara Ben hanya sibuk memainkan beberapa benda yang ada di atas meja kerja Liam.
"Abang tahu nggak, kenapa Ayunda tinggal di panti asuhan? Orang tuanya kemana?" Ben yang mulai merasa jenuh karenadicueki oleh Liam kembali mengajak sepupunya itu ngobrol.
"Orang tuanya sudah meninggal dalam bencana tsunami enam tahun yang lalu," jawab Liam yang tetap fokus menatap layar laptopnya.
"Berarti Ayunda yatim piatu, ya?" Tanya Ben lagi menyelidik.
"Iya udah nggak punya orang tua, ya berarti yatim piatu. Itu panti asuhan milik opanya Ayunda. Itulah mengapa Ayunda tinggal disana," jelas Liam lagi yang hanya membuat Ben manggut-manggut.
"Lah kamu niat pedekate tapi nggak mau mencari asal-usulnya Ayunda dulu. Dasar aneh!" Cibir Liam sekali lagi yang kembali memijit pelipisnya.
"Iya ini sedang mencari dan bertanya pada sumber yang dipercaya," Ben menunjuk ke arah Liam menggunakan kedua telunjuknya.
Liam hanya berdecak dan mengambil ponselnya di atas meja, lalu mengetikkan sebuah pesan sambil tersenyum-senyum sendiri. Sontak hal itu membuat Ben mengernyit heran sekaligus curiga.
Sepupunya itu kenapa?
"Abang sedang apa? Mengirim pesan pada selingkuhan Abang?" Cecar Ben yang langsung berhadiah toyoran di kepala dari Liam.
"Sembarangan kamu! Sedang merayu Yumi, juga!" Liam menunjukkan pesannya yang memang tertuju pada kontak bernama 'Yumi Sayangku'.
Ben langsung tergelak seraya memegangi perutnya.
"Udah pengantin kadaluwarsa juga, masih merayu-rayu macam anak ABG! Nggak malu sama Fairel?" Ejek Ben yang belum berhenti tertawa.
"Kenapa harus malu? Kamu aja nggak punya rasa malu!" Liam balik mencibir Ben.
"Pergi sana!" Usir Liam sekali lagi.
"Bentar. Masih jam sembilan," Ben melihat arloji yang melingkar di tangannya. Pria itu lanjut bangkit berdiri dan hendak keluar dari ruangan Liam.
"Bang, mau kopi?" Tawar Ben yag sudah berdiri di ambang pintu ruang kerja Liam.
"Ya! Pesankan satu gelas!" Sahut Liam tanpa menatap pada Ben.
Ben keluar dari ruangan Liam dan menghampiri Ayunda yang sedang berkutat dengan layar komputer di meja kerjanya yang berada di depan ruangan Liam.
"Ay, ngopi, yuk!" Ajak Ben seraya memasang wajah semanis mungkin.
"Masih banyak pekerjaan!" Ayunda menunjuk ke tumpukan kertas di atas mejanya.
"Dan ini belum jam istirahat," imbuh Ayunda lagi yang ganti menunjuk arloji di tangannya.
"Beli kopi saja, trus bawa balik kesini. Udah aku ijinin sama Abang Liam," bujuk Ben sekali lagi.
"Pesan lewat ponsel kan bisa," jawab Ayunda seraya menunjuk ke arah ponsel yang ada di genggaman tangan Ben.
Ck!
Ben berdecak seraya mengusap kasar wajahnya.
Ben masih berdiri di depan meja Ayunda saat sebuah suara membuat Ben kaget dan meringis.
"Ben, sedang apa disini?"
.
.
.
Reader baru?
Cerita Liam dan Yumi ada di "Gadis Gendut Milik Sang Idola"
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
susi 2020
🤔😘😘
2023-02-19
0
susi 2020
🤫🤫
2023-02-19
0
Sabaku No Gaara
udh singgah dong
2022-10-22
0