Kasus yang menjerat Bella memilih bukti yang kuat walaupun tidak ada saksi mata, karena ada sidik jari Bella di kotak perhiasan milik ibu tirinya.
Di rumah mereka tidak ada siapa-siapa kecuali mereka bertiga. Jadi, tentu saja hanya Bella yang menjadi tersangka utama.
" Nyonya Bella bisa saja terbebas dari jerat hukum asalkan pihak penuntut mau menarik tuntutannya "
Kepala polisi yang menjadi kenalan Alard dan memiliki hubungan yang baik berbisik kepada Alard.
Alard tersenyum tipis lalu mengangguk.
Alard menatap wajah Bella yang tertekan, tanpa rasa malu lagi, Bella menggapai tangan Alard.
" Tolong aku ! Jika aku disini, bagaimana dengan Biru ? Dia pasti sedih "
Bella menghapus sudut matanya yang basah.
" Ini cuma masalah kecil, sebentar lagi kamu akan pulang bersamaku "
" Kay, lakukan apa pun agar mereka mencabut tuntutannya "
Alard berbisik kepada Kay yang berdiri tidak jauh dari dirinya dan Bella yang tengah memberikan keterangan.
" Siap tuan ! "
Kay keluar untuk menemui Tante Rosa dan Kasandra yang masih duduk menunggu di luar.
Keduanya berharap bisa melihat Bella mengenakan pakaian tahanan.
Tidak membutuhkan waktu yang lama Kay sudah kembali dan membisikkan sesuatu ke telinga Alard.
Alard menaikkan sebelah alisnya lalu terkekeh.
Kay menjadi bingung sendiri.
Syarat yang diajukan Tante Rosa dan Kasandra agar menarik tuntutan pada Bella sangat tidak masuk di akal, tetapi bos-nya malah tertawa.
Alard kan sangat jarang tertawa.
Alard bisa saja balik menuntut ibu dan kakak tiri Bella tentang kasus enam tahun yang lalu, tapi itu akan mencoreng nama baik Alard sendiri.
Lalu keracunan yang pernah Alard sembunyikan dari keluarganya akan terkuak, dampaknya akan menyebabkan suasana panas di lingkungan keluarga Raimond.
Bagaimanapun salah satu keluarga ternyata ikut andil untuk meracuni Alard.
Alard lebih memilih mengikuti arah permainan Kasandra dan Ibunya.
Dan, tentu saja Bella jangan sampai tahu.
Tante Rosa dan Kasandra tidak tahu jika Alard akan membalas yang mereka lakukan pada Bella dengan sangat manis.
" Oke, suruh mereka mencabut laporannya, aku akan memenuhi semua keinginan mereka "
Kay mengangguk.
Alard membawa Bella keluar dari kantor polisi lewat pintu lain karena baik Alard maupun Bella tidak ingin bertemu dengan Tante Rosa dan Kasandra.
Masalah prosedur pencabutan tuntutan dari mereka, biar Kay yang akan menangani.
...******...
" Terimakasih "
Ucap Bella lirih.
" Kita suami istri, tidak perlu mengucapkan terimakasih "
Bella tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
" Mau kembali ke butik atau pulang saja ke apartemen ? Kau pasti lelah, biar aku yang menjemput Biru "
" Pulang, aku sangat lelah dan ingin tidur "
Bella benar-benar sangat lelah, bukan hanya pikirannya tetapi juga fisiknya.
Persiapan pembukaan butik, pernikahan, lalu menghadapi permasalahan dengan Tante Rosa dan Kasandra, benar-benar menguras habis energi yang dimiliki Bella.
Apalagi dua malam setelah bertemu dengan Tante Rosa, Bella tidak dapat tidur dengan nyenyak. Dia selalu di bayang-bayangi dengan mimpi buruk, alam bawa sadarnya terus membayangkan dirinya dipenjara hingga terbawa ke alam mimpi.
Terbangun di tengah malam, tapi karena Bella tidur sendirian, tidak ada yang tahu. Setelah itu Bella tidak bisa tidur sampai menjelang pagi.
Mungkin saat ini setelah Alard menyelesaikan semuanya, Bella baru bisa beristirahat dengan tenang.
Sampai tanpa sadar Bella tertidur dan menjatuhkan kepalanya di bahu Alard.
Sigap Alard memeluknya dan menggendong Bella dari parkiran basement sampai masuk ke dalam kamar, Bella tidak juga terbangun.
...*****...
Menjelang makan malam, Bella baru terbangun karena dirinya merasa gerah.
" Mommy sudah bangun ? "
Biru meletakkan punggung tangannya di dahi Bella.
Dan yang membuat Bella terkejut, Alard ada disebelahnya memeluk tubuhnya erat tanpa memakai pakaian.
" Syukurlah, panas badanmu sudah turun "
Alard mengikuti Biru yang mengukur suhu tubuh Bella.
" Apa yang terjadi ? "
Bella ingin bertanya siapa yang membuka pakaiannya, tetapi Bella tidak mau memperlihatkan sikap buruknya terhadap Alard.
Sementara Alard sendiri sudah banyak membantunya.
" Tadi Mommy demam tinggi hingga mengigau, jadi Daddy yang menggantikan pakaian Mommy dan memeluk Mommy agar suhu tubuh Mommy bisa kembali normal. Aku juga sudah mengompres dahi Mommy.
Jangan sakit Mom ! Aku takut kalau Mommy kenapa-kenapa "
Biru memeluk Bella dengan kencang.
Bella tidak menyadari jika dirinya tadi demam.
Apakah ini efek dari ketakutan yang berlebihan ?
Bella meneliti penampilan dirinya yang hanya mengenakan dress berbahan satin lembut dengan tali kecil dan tanpa mengenakan bra.
Bella melirik ke arah Alard yang memakai kembali pakaiannya, tetapi Alard pura-pura tidak tahu jika Bella meliriknya.
Sembari menyembunyikan senyumnya, Alard keluar dari kamar Bella.
" Mommy sudah tidak apa-apa, kau sudah mandi ? "
" Sudah "
" Tunggu Mommy di luar, Mommy mau mandi dulu "
Biru keluar dari kamar Bella dan berlari dengan riang.
Sepanjang makan malam, Bella terus memperhatikan Alard. Tetapi Alard seakan tidak tahu dan tidak terpengaruh karena dia sudah biasa menjadi pusat perhatian.
" Mom, Dad, bolehkah aku tidur dengan kalian berdua malam ini ? Seperti di tempat kakek dan kakek buyut waktu itu "
Bella terbatuk-batuk.
" Tempat tidurmu kecil sayang, kaki Daddy akan menggantung jika tidur di ranjang-mu "
Bella beralasan.
" Kita tidur di kamar Daddy, ranjang Daddy lebih luas dan besar. Benarkan Daddy ? "
Biru mengedipkan sebelah matanya ke arah Alard.
Alard ingin tertawa, anaknya benar-benar sembilan puluh sembilan persen mewarisi sifat dirinya.
Alard cuma mengangguk.
" Nah, benarkan Mom ? Apa Mommy tidak pernah masuk ke kamar Daddy "
Bella hanya bisa menelan salivanya.
" Pergilah ke kamar Daddy duluan, sebentar lagi Mommy dan Daddy akan menyusul, jangan lupa sikat giginya "
" Oke Daddy ! "
Biru berlari masuk ke dalam kamarnya untuk menggosok gigi.
Alard tahu Bella salah tingkah, Alard semakin ingin menggoda Bella.
" Tadi malam aku bertoleransi tidak mencium-mu sebagai ucapan selamat malam, malam ini kau harus membayarnya dua kali lipat "
Alard melangkah meninggalkan Bella yang masih duduk diam di kursi makan, netra-nya menangkap gerak tubuh Alard yang berjalan ke kamarnya.
Perlahan Bella bangun dari duduknya, ikut melangkah masuk ke dalam kamar Alard.
Haruskah aku menyerah malam ini ?
Bella menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pesona Alard sulit di abaikan.
Mulut Bella boleh menolaknya tetapi tidak dengan tubuhnya, setiap Alard menciumnya. Bella merasa kepalanya mendadak pusing dan kosong, tenaga Bella juga menguap entah kemana hingga membuat dirinya menjadi pasrah.
Tanpa Bella sadari, kakinya sudah melangkah dan masuk kedalam kamar Alard.
Aroma maskulin langsung menerjang indera penciuman Bella.
Pikiran Bella terbang kemana -mana, wajahnya mendadak panas.
" Kenapa berdiri lama di situ ? Apa kau ingin ciuman selamat malamnya sekarang juga ? "
Alard sudah berdiri di depan Bella, manik mata Bella melihat piyama yang Alard kenakan sengaja tidak dipakai dengan sempurna, sehingga memperlihatkan sedikit otot dadanya yang menyembul keluar.
Ada senyum godaan yang tersemat di bibir Alard.
Bella tidak menjawab, dia hanya menyenggol badan Alard supaya bergeser. Alard hanya menaikkan kedua bahunya.
" Mommy ditengah ya ! Biar aku dan Daddy yang berada di pinggir, agar tidak ada yang mengganggu Mommy "
Bella membulatkan kedua matanya.
Belum sempat Bella menjawab, Biru sudah masuk ke dalam selimut.
" Selamat malam Mommy, selamat Malam Daddy "
Ujarnya sembari tangan kecilnya mematikan lampu yang ada di dekat kepalanya.
Bella naik ke atas ranjang, diikuti dengan Alard yang juga naik ke atas ranjang.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Eliani Elly
next
2022-11-02
0
Azzikra
🤗🤗🤗🤗
2022-05-30
0
Nur Cahya
biru sungguh pintar dan cerdas..
2022-01-18
0